Beberapa hari berlalu, kondisi Kushina mulai membaik dan diperbolehkan pulang kerumah, hanya dianjurkan untuk kontrol kesehatan sesuai dengan jadwal yang sudah diberikan.
Naruto dengan hati-hati menuntun ibunya untuk masuk kedalam kamarnya. Walaupun Kushina tidak berbicara apapun pada Naruto, namun Naruto terus berusaha untuk mengajak ibunya berbicara.
"Ibu istirahat dulu, 2 jam lagi harus minum obat." ucap Naruto sambil menuntun ibunya.
"Apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya Kushina yang akhirnya membuka suara untuk bicara pada anaknya itu.
"Tidak tahu" jawab Naruto singkat seolah mengerti arah pertanyaan ibunya dan memang Naruto tidak tau apa yang harus dia lakukan sekarang.
"Apa itu benar anakmu?" tanya Kushina lagi memastikan dan ingin memberi kesempatan pada Naruto untuk menjelaskan semuanya
"Ibu tau anakmu ini meskipun selalu melawan ucapanmu, tapi tidak pernah benar-benar melakukannya. Aku selalu mendengarkan apapun yang ibu katakan dan tidak ingin membuat ibu menangis. Apa aku terlihat seperti lelaki yang akan melakukan hal yang membuat ibu sedih?" jelas Naruto menggenggam tangan ibunya erat mencoba untuk memperlihatkan ketulusan dan kejujurannya.
"Dia memang pernah jadi kekasihku, tapi aku tidak pernah menyentuhnya ataupun melakukan hal yang lebih dari itu bahkan saat masih bersamanya karna aku menghargai dia sebagai perempuan. Ya..aku memang sangat mencintainya pada saat itu, entah berapa kali berulang-ulang dia melakukan kesalahan tapi aku selalu menerimanya kembali, karna aku mencintainya lebih dari diriku sendiri, tapi setelah aku melihatnya tidur dengan laki-laki lain, rasanya dunia ku benar-benar runtuh" Naruto sedih saat menceritakan betapa sedih dirinya saat harus mengetahui fakta bahwa Karin mengkhianatinya. Kushina pun terkejut mendengar cerita anaknya, pasalnya Naruto tidak pernah ingin terbuka dengan ibunya apalagi masalah pasangan.
"Kenapa kau tidak pernah menceritakan pada ibu, jangan-jangan dulu ibu menjodohkan mu saat kau masih bersama si Karin Karin itu" tanya Ibunya penasaran.
"Tidak, saat itu aku sudah berpisah dengan Karin. Aku memang menerima perjodohan itu karena ingin melampiaskan amarah ku, hanya itu. Tapi, entah sejak kapan aku mulai menaruh hati pada Hinata yang membuatku ingin percaya lagi, ingin menjalani pernikahan sungguhan seperti pasangan suami dan istri lainnya, tapi sekarang malah sebaliknya. Ibu percaya kan padaku bahwa itu bukan anakku?" tanya Naruto pada Ibunya
"Ibu tidak bisa jawab" Kushina memalingkan wajahnya dari Naruto, berusaha untuk mempercayai anak satu-satunya itu, namun hatinya masih terasa ada yang mengganjal.
"Apa perlu aku tes DNA, aku tidak takut karna memang bukan aku, bu" ucap Naruto
"Lalu bagaimana dengan Hinata?"
"Dia ingin bercerai" jawab Naruto yang membuat Kushina terkejut dengan pernyataan Naruto
"Apa kau akan membujuknya" tanya Kushina
"Aku tidak tau, dia bahkan melempar cincin pernikahan kami, dia tidak ingin bertemu dan tidak mau membalas pesan dari ku" jelas Naruto frustasi.
"Dasar anak bodoh, kau harus terus membujuknya jika kau mencintainya" seru Kushina sedikit kesal dengan Naruto yang tampak tidak semangat dan hanya bisa pasrah.
"Sudah, bu. Semua sudah ku lakukan tapi Hinata memilih percaya dengan apa yang dia dengar daripada percaya padaku. Ku akui kami berdua baru saja dekat, mungkin dia masih belum bisa membangun keercayaan terhadap ku" jelas Naruto.
"Kau harus terus membujuknya jika memang kau bukan ayah dari anak wanita itu, tapi jika memang itu adalah anakmu, kau boleh urus percerainmu dengan Hinata" Naruto terdiam mendengar ucapan dari ibunya. "Kau boleh pergi sekarang, ibu mau istirahat" lanjut Kushina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate but Love
RomanceMenceritakan seorang Dosen yang dipaksa menikah dengan Wanita yang ternyata adalah Mahasiswanya sendiri. Semua menjadi rumit ketika satu kesalahan fatal terjadi diantara keduanya.