Part 9

308 18 6
                                    

"Bagaimana kakimu ?" tanya Naruto saat masuk ke tenda medis.

"Sudah mendingan pak, saya mau kembali ke tenda kami saja" Hinata bangkit berdiri tapi masih terlihat kesusahan untuk berjalan. Melihat itu, Naruto memegang pinggang Hinata dan mengalungkan tangan Hinata ke pundak nya.

"Biar saya antar" ucap Naruto dan dijawab anggukan oleh Hinata.

"Naruto?" Karin sedikit tercengang dengan pemandangan yang dia lihat. Naruto yang biasanya dingin dan cuek pada mahasiswanya tapi kini malah sangat peduli membuat Karin curiga tentang hubungan keduanya.

Tanpa menghiraukan perkataan Karin, Naruto dan Hinata melangkah ke tenda Hinata dan teman-temannya.

"Kau istirahat saja" Naruto membantu Hinata untuk masuk ke dalam tenda dan mendudukan Hinata di bawah. Setelah itu, Naruto ingin pergi, namun terhenti saat mendengar kalimat yang di ucapkan Hinata.

"Terimakasih, Pak. Maaf karna sudah merepotkan" ucap Hinata membuat Naruto menoleh ke arahnya

"Lain kali, Hati-hati" Naruto keluar dari tenda dan pergi menjauh dari tenda. Hinata merasa lega karna sudah berada di tenda milik mereka, daripada harus berada di tenda medis berdua dengan Karin saja membuat suasana terasa canggung.

"Hinataaaa..." teriak Ino langsung masuk ke tenda dengan wajah khawatir. "Bagaimana kakimu?" tanya nya lagi.

"Sudah mendingan, sudah di kompres dan aku sudah minum obat anti nyeri" Jelas Hinata yang membuat Ino dan Temari sedikit lega.

"Tidak ku sangka, pak Naruto bisa se care itu pada mahasiswa, biasanya dia sangat cuek" Ino membayangkan betapa cuek nya Naruto biasanya pada mahasiswa, tidak pernah tersenyum dan membalas sapaan mahasiswa lain termasuk dirinya.

"Mungkin, karna sedang rekreasi ini karna pak Naruto kan bertugas mengawas. Mungkin itu alasannya" tebak Temari yang membuat Ino mengangguk-angguk mengerti.

Hinata hanya tertawa mendengar berbagai macam tebakan dari kedua temannya itu.
.
.
"Naruto" Karin menahan tangan Naruto yang berjalan melewatinya begitu saja, melihat itu Naruto segera menepis tangan Karin darinya.

"Kenapa? Takut dilihat Hinata Hinata itu?" perkataan Karin membuat Naruto sedikit jengkel dan menatapnya tajam

"Dengar..Hinata itu mahasiswa ku, tidak lebih. Kenapa aku harus takut jika dilihat olehnya. Aku lebih takut berada disekitarmu." Tidak bisa dipungkiri Naruto merasa muak pada Karin terlebih lagi dengan perkataan ceplas ceplos Karin

"Aku masih memikirkanmu, tidak bisakah kau memaafkanku?" Karin tiba-tiba memeluk Naruto membuat Naruto terkejut dan mematung. Sudah lama Naruto tidak merasakan kehangatan pelukan Karin padanya, sejak saat itu kejadian yang membuat Naruto menyimpan rasa kecewa pada Karin padahal wanita itu adalah wanita yang sangat ia cintai setelah ibunya.

Naruto hanya diam, membiarkan Karin memeluknya, tidak ada perlawanan. Bisa Naruto rasakan getaran di bahu Karin dan suara isakan tangis Karin. Hatinya melemah jika Karin menangis. Naruto ingin membalas pelukan Karin, tapi tersadar saat melihat Hinata melihat dirinya dan Karin. Naruto terkejut dan tiba-tiba mendorong Karin menjauh dari dirinya.

Melihat itu, Hinata bergegas pergi, saat Naruto ingin mengikuti Hinata, Karin menarik tangan Naruto. "Mau kemana?" tanya Karin dengan air mata diwajahnya. Seolah tidak memperdulikan itu, Naruto melepaskan tangannya dari tangan Karin dan berlari mengejar Hinata.

"Hinata" Naruto menarik tangan Hinata sehingga Hinata berbalik menghadap Naruto sedikit kaget

"Maaf pak, saya tidak bermaksud mengintip, saya tidak sengaja lewat disitu" Jelas Hinata pada Naruto

"Saya bisa jelaskan" ucap Naruto. Hinata hanya menatap Naruto bingung.

"Saya tidak tau kenapa dia memeluk saya, saya kaget dan-"

"Pak" potong Hinata. "Tidak masalah, saya mengerti. Saya tidak marah, saya bukan istri sungguhan yang marah ketika melihat suaminya bersama wanita lain, jangan Khawatir" Jelas Hinata sambil terkekeh melihat ekspresi dan sikap Naruto

"Begitu ya" jawab Naruto menatap Hinata yang tersenyum padanya. Baru kali ini Hinata tersenyum padanya. "Tapi, saya benar-benar tidak ada hubungan apa-apa lagi dengannya" jelas Naruto

"Lagi?" tanya Hinata bingung dengan perkataan Naruto

"Ah..saya belum cerita. Itu Karin, mantan kekasih saya" jelas Naruto membuat Hinata terkejut dan menutup mulutnya.

"Benarkah? Kenapa putus pak?" tanya Hinata penasaran

"Dia selingkuh" Hinata jauh lebih kaget dengan perkataan Naruto "Tidak mungkin" lanjutnya.

"Tidak mungkin untuk mu, tapi memang seperti itu. Aku menemukannya di hotel dengan lelaki lain" Hinata memasang wajah kasihan pada Naruto, padahal jika dipikirkan, Naruto itu hampir tidak ada kurangnya.

"Jangan menatapku seperti itu" ucap Naruto, membuat Hinata memalingkan wajahnya.

"Yang sabar pak, saya yakin Bu Karin menyesali perbuatannya, belum terlambat untuk membicarakannya baik-baik. Saya juga yakin, hubungan yang sudah lama tidak akan mudah dilupakan begitu saja" Hinata memberi nasihat pada Naruto seolah-olah masalah tersebut sepele. Perkataan Hinata membuat Naruto sedikit jengkel

"Begitu ya, jadi kamu ingin saya kembali pada Karin?" tanya Naruto dan dibalas anggukan yakin oleh Hinata dan itu ternyata sedikit menggangu Naruto. Hinata ternyata tidak mempermasalahkan hubungan dirinya dengan Karin, itu artinya Hinata tidak pernah menginginkan hubungannya dengan Naruto.

"Oke" balas Naruto lalu pergi meninggalkan Hinata yang terlihat kebingungan dengan sikap Naruto, namun Hinata memakluminya karna dia pikir Naruto masih belum merasa baik.
.
.
Seluruh Mahasiswa dan Dosen telah menyelesaikan rekreasi Universitas selama 3 hari. Pagi itu mereka akan kembali kerumah masing-masing. Semua mahasiswa dan Dosen diantar menggunakan Bus sampai di halaman Kampus dan selanjutnya akan pulang kerumah masing-masing menggunakan kendaraan sendiri. Semua orang sibuk dengan barang bawaannya masing-masing ketika sudah sampai di halaman kampus.

Hinata, Ino dan Temari sibuk mengangkat barang-barang milik mereka dan menurunkannya dari Bus, sebelum akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing menggunakan Taksi.

Hinata merasa lega karna kegiatan tahunan kampusnya itu sudah selesai dan menurutnya berjalan dengan baik saja walaupun ada kejadian-kejadian yang membuatnya jengkel tapi dirinya cukup menikmati waktu itu.

Hinata keluar dari kamarnya dan berjalan ke dapur untuk mengambil air minum. Saat melewati ruang tamu, Hinata melihat Naruto sedang terbaring tidur di sofa dengan Televisi menyala, tanpa sadar Hinata mendekatinya dan melihat ke arah wajah Naruto.

Wajah lelah Naruto membuat Hinata sedikit prihatin, karna dari yang ia tau Naruto baru saja putus Cinta tapi Naruto selalu berusaha terlihat baik-baik saja didepan semua orang. Itu melelahkan baginya. Saat Hinata menatap wajah Naruto sambil melamun, tiba-tiba Naruto membuka matanya dan melihat Hinata didepannya. Melihat Naruto terbangun, Hinata kaget dan mencoba menjauhkan diri dari Naruto.

Tangan Naruto meraih tangan Hinata membuat tubuh Hinata terhuyung dan jatuh di atas tubuh Naruto, tangan Hinata menahan dada Naruto.

"Kenapa kamu memandang saya seperti itu, sudah saya bilang jangan menatap saya dengan tatapan kasihan" ucap Naruto. Hinata terkejut membulatkan mata namun tidak bisa berkata apa-apa. Tubuh Hinata terasa kaku karna begitu terkejutnya.
.
.
TBC

Hate but LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang