"Universitas kita akan melakukan kegiatan rekreasi tahunan yang ke 10 tahun. Saya harap kegiatan ini dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan dipersiapkan sebaik mungkin oleh panitia dan diikuti oleh seluruh dosen, staff dan mahasiswa di Universitas kita" Dekan dari Universitas Konoha menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kampus lusa. Kampus mempersiapkan segala hal untuk kegiatan tersebut.
"Wahh..kegiatan yang ku tunggu-tunggu setiap tahunnya" Ino semangat dan sumringah setiap ada kegiatan yang dilaksanakan di kampus
Sedangkan Hinata dan Temari hanya memsang wajah datar karna keduanya tidak terlalu suka dengan kegiatan tahunan kampus yang hanya membuat boros energi
"Yoshh..akhirnya bisa bebas dari tugas kuliah untuk beberapa hari" ucap Kiba yang tak kalah semangat dengan Ino
Biasanya kegiatan rekreasi kampus ini dilaksanakan selama tiga hari dan semua siswa bermalam dengan mendirikan tenda terpisah masing-masing laki-laki dan masing-masing perempuan. Hampir mahasiswa semangat antusias mempersiapkan kegiatan tersebut sebagiannya laginl terlihat tidak ingin terlibat dalam persiapan kegiatan tersebut.
Sesampainya dirumah, Hinata sibuk mempersiapkan barang dan cemilan yang akan dia bawa saat rekreasi kampus nanti.
"Kau ikut?" tanya Naruto yang tiba-tiba muncul dari belakangnya
"Eh..iya pak saya ikut. Bapak ikut?" tanya Hinata balik
"Sebenarnya malas, tapi wajib" ketus Naruto lalu tiba-tiba pergi
Hinata mendengus kesal melihat Naruto yang tiba-tiba datang dan tiba-tiba pergi. Tapi Hinata tidak terlalu peduli.
"Ini, gunakan ini saat kegiatan nanti" Naruto tiba-tiba datang lagi dengan membawa kantong selimut tidur yang tebal dan terlihat masih baru. "Saya tadi kelebihan beli" Lalu mendengus pergi lagi ke kamarnya
"Apa-apaan itu" ucap Hinata. Hinata memasukan selimut tidur itu ke dalam tasnya untuk di pakai saat kegiatan nanti. Dan baru mengingat bahwa dirinya lupa mengucapkan terimakasih pada Naruto.
.
.
Tiba di hari keberangkatan untuk kegiatan, semua mahasiswa berkumpul di kampus dan dijemput menggunakan bus besar sehingga muat untuk 1/2 kelas sekali berangkat. Hinata menggukan earphonenya selama perjalanan, sedangkan Ino dan Temari di sebelahnya asyik dengan tidurnya masing-masing.Setelah sampai di lokasi, semua mahasiswa mendirikan tendanya masing-masing. Hinata satu tenda dengan Ino dan Temari. Begitupun yang lainnya.
Pandangan Hinata tertuju pada Naruto yang sekarang sedang menggunakan baju kemeja warna soft blue, tangan bajunya digulung, sedang mendirikan tenda dengan Pak Sasuke dan Pak Yamato.
Pikir Hinata, kadang Naruto itu terlihat biasa saja, kadang terlihat menakutkan, kadang terlihat menyebalkan dan sekarang bisa terlihat seperti manusia pada umumnya yang bisa tersenyum dan tertawa, tapi saat dirumah menjadi orang yang sangat aneh, jutek, cuek dan menyebalkan serta menakutkan.
Pandangannya berpindah pada sosok Toneri yang sedang mengeluarkan barang-barang bawaannya dari dalam bus. Hati Hinata selalu berdebar saat melihat lelaki itu, menurutnya Toneri adalah satu-satunya lelaki yang paling menawan di kampus itu.
"Hinata, bisa tolong bantu aku mencari kayu bakar untuk malam nanti" Ucap Ino membuyarkan lamunan Hinata dan dibalas anggukan oleh Hinata
"Aku lapar, tadi pagi tidak sempat sarapan karna takut tertinggal bus" Hinata mengelus-elus perut ratanya sambil berjalan malas mengikuti Ino
"Aku punya roti dan ramen instan di tas, nanti makan itu saja sebelum pihak konsumsi membagikan makanan" Ucap Ino sambil sibuk mengambil kayu bakar
"Ino, menurutmu Kak Toneri itu sudah punya pacar belum?" Tanya Hinata membuat Ino menoleh padanya
"Mana ku tau, kenapa tidak tanya langsung saja, nanti aku yang tanya" ucap Ino enteng
"Ino bodoh..ini alasan aku tidak mau curthat denganmu" Hinata kesal dan meninggalkan Ino dengan kayu bakar ditangannya
"Hey..Hinata, aku hanya bercanda" Ino berlari mengikuti Hinata dengan kesusahan karna membawa kayu bakar
"Apa yang kau lakukan di hutan?" tanya Naruto membuat Hinata sedikit terkejut
"Astaga..bapak kenapa tiba-tiba muncul seperti hantu?" tanya Hinata membuat Naruto menatapnya dengan tatapan tajam
"Kamu, kenapa ke hutan. Mau dimakan harimau?" Hinata berjalan melewati Naruto dengan wajah datar
"Tidak ada Harimau di hutan seperti ini pak" Hinata berlalu melewati Naruto dan pergi meninggalkan Naruto yang memandangnya datar.
"Hai, Hinata ya?" panggil Toneri saat melihat Hinata berjalan sendirian dari hutan
"Eh I-iya kak, a-ada apa?" tanya Hinata gugup dan tidak berani menatap mata lawan biacaranya.
"Kau kenapa dari hutan?" tanya Toneri melirik ke arah hutan
"Baru selesai mencari kayu bakar kak untuk nanti malam" jawab Hinata
"Mana kayu bakar yang kau cari?" Toneri melihat ke arah tangan Hinata yang hanya memegang sebuah ranting kecil.
"Sudah dibawa Ino kak" Hinata yang sedari tadi hanya menunduk malu-malu membuat Toneri tersenyum
"Ehemmm" suara lelaki berdehem membuat Toneri dan Hinata melihat ke arah suara dan melihat bahwa itu adalah Naruto.
"Selamat siang pak" sapa Toneri dan hanya dibalas anggukan oleh Naruto yang melintas lalu pergi.
"Saya kesana dulu kak" ucap Hinata lalu bergegas pergi menuju tenda
"Hinata, saya boleh minta nomor ponsel mu? Yah..hanya untuk berteman" Hinata berbalik menatap Toneri sedikit tidak percaya dengan yang Toneri ucapkan
"Bo-boleh kak" Hinata mengambil ponsel yang Toneri sodorkan padanya untuk mengetik nomor ponselnya disana, setelah selesai Hinata kembali lagi ke tenda
"Kau benar-benar teman yang jahat ya Hinata, membiarkan ku membawa kayu bakar sebanyak ini sendiri" protes Ino kesal karna dirinya ditinggal di hutan dengan membawa kayu bakar sendirian
"Salah sendiri" ketus Hinata sambil mengambil kayu bakar dari tangan Ino dan menyusunnya di dekat tenda mereka.
"Apa yang kau bicarakan pada kak Toneri tadi, kulihat kalian berdua sudah akrab ya" Ino menyipitkan matanya menatap Hinata curiga
"Dia hanya bertanya kenapa aku dari hutan" jawab Hinata singkat tidak ingin terlalu membicarakan tentang hal itu.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate but Love
RomanceMenceritakan seorang Dosen yang dipaksa menikah dengan Wanita yang ternyata adalah Mahasiswanya sendiri. Semua menjadi rumit ketika satu kesalahan fatal terjadi diantara keduanya.