Part 3

415 17 2
                                    

Hinata, Ino, Temari bersiap-siap masuk ke ruang kuliah mereka karna hari ini adalah mata pelajaran Naruto, seperti yang sudah dikatakan di kontrak perkuliahan sebelumnya bahwa mahasiswa harus datang dan berada di kelas 10 menit lebih awal sebelum mata pelajaran dimulai. Jika tidak, mahasiswa yang terlambat akan disuruh keluar dan ditulis Alpa/tidak masuk kelas.

"Aku masih mengantuk" Ujar Ino yang sedari tadi melangkah ke dalam kelas dengan langkah malas dan lemas karna harus pagi-pagi mandi dan bersiap-siap.

"Jangan bilang kau belum mandi" tuduh Temari pada Ino membuat Ino melayangkan tatapan protesnya dan Hinata yang hanya menggeleng tidak ingin ikut campur atas keributan pagi ini.

Saat Naruto masuk ke dalam ruangan, mata Hinata membulat. Ini adalah hari pertama melihat Naruto di depan bukan hanya sebagai dosen tapi yang juga adalah sebagai suaminya, walaupun hanya suami pura-pura, begitu pikir Hinata. Hinata pura-pura sibuk menulis di bukunya karna takut bertemu pandang mata dengan Naruto.

"Apakah sudah masuk semua, atau ada yang masih belum berangkat ?" Tidak ada yang berani menjawab pertanyaan Naruto, semua mahasiswa hanya diam. "Baik, saya anggap sudah masuk semua. Kita akan memulai perkuliahan kita, tolong dengarkan penjelasan saya sambil di catat apa yang penting dan perlu dicatat saja." Naruto memulai perkuliahan dengan menjelaskan materi untuk hari itu.
.
.
"Bagaimanapun juga, Bapak Naruto itu benar-benar tampan. Walaupun terkenal galak, tapi dia sangat mempesona. Aku suka lelaki dingin" celetuk Ini yang sedari tadi selalu memuji dosennya itu.

"Iyaiyaiya terserah. Bagaimana jika kita hari ini menonton. Shikamaru mengajak ku menonton tapi akan canggung jika hanya kami berdua. Tolong aku, ikutlah dengan kami. Shikamaru juga akan membawa teman lelakinya" Ajak Temari yang membuat Ino seketika lebih semangat mendengar kata teman lelaki. Hinata hanya memutar boal mata malas tapi mau tidak mau harus ikut dengan kedua temannya itu.

"Hai..Temari" sapa lelaki yang tidak lain adalah Shikamaru yang datang dengan 2 orang temannya yaitu Kiba dan Sai. Keenam orang itu bergegas pergi ke bioskop untuk menonton karna kebetulan setelah perkuliahan mereka tidak memiliki kelas lagi siang itu.

Dari pintu ruang dosen, Naruto melihat gerombolan mahasiswa itu dan matanya tertuju pada Hinata yang terlihat akrab dengan teman-temannya. Naruto sedikit bersyukur karna hari pertama kuliah dengan status sudah menikah dengan mahasiswinya itu tidak ada masalah ataupun kabar yang akan membuat statusnya sebagai dosen bermasalah. Disela lamunannya, ponsel Naruto bergetar memperlihatkan sebuah pesan dari seseorang yang diberi nama kontak "Mine"

Mine :
"Aku ingin bertemu, kali ini saja aku akan menjelaskan semuanya."

Naruto menaikkan sebelah alisnya, tidak tau harus bereaksi seperti apa. Karna memang, wanita yang saat ini mengirimkan pesan padanya agak sedikit tidak tau malu. Namun, jauh dilubuk hati Naruto yang paling dalam, sebenarnya memang sedang menunggu kabar dari orang yang mengirimkannya pesan tersebut.
.
.
"Teman-teman, ayo ke cafe sebentar. Aku yang traktir" Ucap Sai sombong sambil mengibas ngibaskan kartu ATM di depan yang lain.

Teman-temannya jelas senang karna ada yang mentraktir dan dengan senang hati mengikuti langkah Sai untuk masuk ke sebuah cafe.

Saat masuk dan mencari tempat duduk, pandangan Hinata terhenti dan tertuju pada sepasang wanita dan lelaki yang sedang mengobrol, tampaknya pembicaraan diantara keduanya serius. Sampai lelaki yang ia lihat tidak sengaja menatapnya juga dan terlihat terkejut saat melihat Hinata.

"Itukan pak Naruto" ucap Hinata dalam hati. Hinata segera mengalihkan pandangannya begitu juga dengan Naruto.

"Eh..itukan pak Naruto, wahhh sudah punya pacar ya. Aku jadi patah hati" ucap Ino lemas sambil memandangi Naruto dan wanita di meja seberang, diikuti oleh pandangan yang lainnya pun ikut melihat ke arah pandangan Ino.

Hinata mengangguk angguk mengerti, dirinya berpikir wajar Naruto tidak ingin pernikahannya di ketahui banyak orang, ternyata karena Naruto sudah memiliki kekasih pilihannya sendiri. Hinata mencoba untuk tidak terlalu memikirkan hal itu, karna sungguh Hinata merasa itu tidak terlalu penting, karna sadar akan realita bahwa pernikahannya dengan Naruto adalah pernikahan palsu dan akan berakhir sia-sia, hanya tinggal menunggu waktu untuk berakhir.

"Naruto..a-akuu tau aku seperti tidak tau malu sekarang. Aku hanya ingin menyampaikan permintaan maaf ku. Tolong, kali ini saja, jangan tinggalkan aku lagi" wanita yanh tidak lain adalah Karin, wanita yang beberapa saat lalu telah mengkhianatinya itu memohon pada Naruto agar Naruto memaafkan kesalahannya dan berbalik padanya lagi.

"Aku sudah memaafkanmu, tapi untuk kembali lagi, maaf aku ini tidak bodoh. Menerimamu kembali berkali-kali" ucap Naruto dengan wajah datar namun tidak bisa dipungkiri, hatinya masih terasa sakit. Melihat wanita yang sangat ia cintai melakukan kesalahan berkali-kali

FLASHBACK....

Naruto mengusap wajah kasar saat mengetahui Karin, wanita yang saat ini di depannya sedang minum bersama dengan lelaki lain di sebuah club malam. Segera menarik pergelangan tangan Karin keluar dari club malam dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobil.

Dengan keadaan Karin yang sedang mabuk, Naruto mengantarkan Karin ke apartemen milik Karin. Saat di apartemen, Karin tidak ingin melepaskan pelukannya pada Naruto.

"Aku begini karna kau memarahi ku dan mendiamkan ku beberapa hari" ucap Karin dalam mabuknya. Naruto tidak berusaha melawan dan melepas pelukan Karin darinya.

"Apa hanya itu yang bisa kau lakukan saat kita bertengkar, mabuk-mabukan bersama pria lain?" Naruto membalikan badannya dan memegang kedua pundak Karin. "Aku ini kekasihmu, seharusnya kau membujukku saat ku marah, bukannya malah memilih jalan seperti itu, untuk kali ini kumaafkan, jangan diulangi lagi, sekarang tidurlah" Naruto membawa tubuh Karin ke tempat tidur dan membersihkan sisa muniman di wajah Karin, sebelum beranjak dan pulang dengan perasaan yang masih kesal.

FLASHBACK OFF..

"Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, lagi pula aku sudah menikah" ucap Naruto membuat Karin sangat terkejut. Padahal baru saja rasanya Naruto memutuskan hubungan di antara keduanya, tapi secepat itu Naruto menikah dengan orang lain.

"Kau bercanda" Karin tertawa mendengar ucapan Naruto. "Jangan munafik, aku tau kau mencintaiku, tidak mungkin kau menikahi orang lain. Kau ingat, kita sudah merencanakan pernikahan sebelumnya" Karin menatap Naruto berharap yang dikatakan Naruto sebelumnya adalah bohong.

Naruto tersenyum miris dengan ucapan Karin. "Dugaan ku benar, kau benar-benar tidak tau malu." Naruto bangkit dari tempat duduk dan bergegas pergi dari hadapan Karin, tanpa memperdulikan tatapan Mahasiswanya yang sedang penasaran dengan apa yang terjadi, karna Naruto terluhat sangat kesal. Sedangkan Karin tidak bisa berbuat apa-apa karna sadar sedang berada di tempat umum.
.
.
Vote ya guys

Hate but LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang