37. Retak

165 4 0
                                    

"Kalau mau pukul Beta, pikir-pikir dolo sapa yang tongka balakang,"_Asep.

****

Arumi keluar kamarnya dengan seragam yang rapi hari ini dia akan pergi ke sekolah, sudah hampir satu Minggu ini dia ijin gak masuk, kini ia berjalan ke arah dapur menghampiri seseorang.

"Bi Arum berangkat sekolah dulu." pamitnya dan langsung mencium punggung tangan bi Sila.

"Cantik banget anak bibi." ucap bi Sila tersenyum.

"Anak bibi gituloh." balas Arumi dan mereka tertawa.

"Yaudah sarapan dulu biar semangat belajarnya." ucap bi Sila.

"Gak deh bi, Arum langsung berangkat aja, udah telat juga, nanti Arum sarapan di kantin aja." ucap Arumi.

"Yaudah, semangat belajarnya." balas bi Sila.

Arumi pun mengangguk paham dan langsung berjalan ke luar rumah, dan betapa kagetnya ketika melihat sosok cowok yang berdiri dengan coolnya di depan mobilnya.

"Ngapain Lo disini?" tanya Arumi.

"Pagi nona." sapa Asep.

"Gue mau sekolah, ngapain lo disini pagi-pagi?"

"I know, makanya Beta kesini, ayo."

"Gue udah pesan taksi."

"Cancel."

"Gak bisa."

"Jang debat, nona, selama Beta disini tolong, nurutlah."

Arumi berjalan masuk ke dalam mobil meninggalkan cowok itu yang berdiri di luar, Asep yang melihatnya pun tersenyum bahagia ia pun masuk ke mobilnya dan langsung pergi meninggalkan tempat itu. Tanpa di sadari seseorang mengepalkan tangannya erat-erat mengikuti mobil itu hingga sampai di depan gerbang sekolah.

Arumi pun turun dari mobil dan di ikuti Asep yang berjalan mendekat ke arahnya sambil menatap ke seluruh penjuru sekolah yang dipenuhi oleh penghuninya. Arumi menatap cowok itu lalu menampakkan senyum tipis.

"Terpesona Lo sama cewek jakarta?" ucap Arumi menggoda cowok itu.

Asep terkekeh. "Seribu cewek jakarta tercantik pun, gak bakalan bikin Beta terpesona, kalau bukan nona Ambon, apalagi lo." balas Asep.

"Kata-kata nyong timur emang mematikan, jadi gak kaget gue." timpal Arumi.

"Ini pernyataan Beta yang paling jujur, nona." balas Asep.

"Dahlah, gue mau masuk, Jangan bikin gue terlambat." ucap Arumi.

"Silahkan nona, semangat belajarnya." ucap Asep mengusap kepala gadis itu namun dengan kasar tangannya dihempaskan oleh seseorang.

"Anjing!" umpat Asep kepada seseorang yang menghempaskan tangannya kasar.

"Lo sentuh, Lo mati!" tekan Rafandra yang muncul tiba-tiba.

"Barang sapa mo kanapa sapa." sentak Asep.

Rafandra ingin memukul cowok itu, namun, di halangi oleh Arumi yang berdiri tepat di hadapannya, untuk melindungi Asep, agar tidak di hajar Rafandra, melihat itu membuat Rafandra mengepalkan tangannya erat.

Dia menatap cowok itu nyalang dan di balas tatapan tajam milik Rafandra, kejadian itu mengundang banyak perhatian orang, Arumi yang merasa canggung berada di situasi seperti ini karena banyak orang menatap mereka pun melerai keduanya.

"Ndra? Brengsek ya Lo, hobinya pukul doang." tekan Arumi.

"Cle? gue gak suka milik gue di sentuh." ucap Rafandra pelan sambil menahan emosinya.

CLEOSANA (And)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang