Usai pertandingan Basket, kini mereka pergi menggantikan pakaian di ruangan ganti.
"Gue liat, lo peduli bangat sama Arumi?" ucap Liam menatap Rafandra.
"Maksud lo?" tanya Rafandra menatap Liam datar.
"Ucapan gue jelas, gue rasa lo ngerti," ucap Liam.
Rafandra menyeringai. "Ucapan lo gak penting."
"Penting bagi gue!" tekan Liam.
"Gue gak suka diinterogasi!" ucap Rafandra dingin dan langsung pergi.
Tangan Liam mengepal erat, menatap kepergian Rafandra dengan emosi.
Jupiter, Bambam dan Zayden menatap keduanya bingung sekaligus jengah.
"Mending kita keluar sekarang," ucap Jupiter dan mereka pun keluar.
Mereka berjalan keluar, dan menghampiri Rafandra yang berdiri di samping pak Jojon dan Bu Siti, tadi pada saat Rafandra keluar dia langsung di panggil sama Bu Siti.
"Kalian lama banget si, dari tadi bapak tungguin," ucap pak Jojon.
"Ada apa pak?" tanya Jupiter.
"Bapak mau makasi sama kalian, karna pertandingannya berjalan dengan lancar," ucap pak Jojon.
"Ini emang kewajiban kita, pak?" ucap Bambam.
"Bapa bangga sama kalian, walaupun bikin bapa stres saat pelajaran sejarah, tapi kalian emang unggul di pelajaran olahraga bapak?" ujar pak Jojon.
"Akhirnya, bapak akuin kita juga," ucap Zayden cengengesan.
"Yaudah, kalian langsung pulang aja dan jangan lupa belajar bentar lagi udah mau ujian," ucap bu Siti.
"Yaudah bu, kita pamit," ucap Jupiter.
Mereka semua berjalan keluar dari area lapangan basket menuju parkiran, namun 5 langkah Bambam berjalan dia berbalik menatap pak Jojon dan bu Siti.
"Bu, jangan mau dekat-dekat sama pak Jojon," teriak Bambam terkekeh.
"Kurang hajar kamu, saya turunin nilai kamu!" teriak pak Jojon kesal.
"Kalu bapak turunin nilai Saya, saya gak restuin bapak sama bu Siti," balas Bambam.
"Awas kamu Bambam, dasar anak durhaka," teriak pak Jojon dan langsung membuat mereka tertawa.
"Udah pak, mending kita juga pulang," ucap bu Siti.
"Mau pulang bareng saya gak Bu?" tanya pak Jojon sambil tersenyum simpul kepada Bu Siti.
"Saya bawa motor pak," jawab bu Siti.
"Biar saya yang bonceng, bahaya perempuan bawa motor sendirian," ucap pak Jojon cengengesan.
"Udah biasa kok pak," ucap bu Siti.
"Yaudah atuh, jangan panggil pak, panggil mas atau Jojon, biar gimana gitu," ucap pak Jojon dengan senyum malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLEOSANA (And)
Fiksi Remaja"Apa gue masi bisa berharap? Semesta Dunia bukan hanya tentang gue, tapi ini berlebihan! gue kapan!?" Cleosana dan Lukanya.