Seorang lelaki muda dengan penampilan lusuh dan berantakan berlari kencang hingga terduduk di area belakang sekolah yg jarang orang datangi.
Perasaannya hancur serta malu karna ingatan seruan seluruh teman seangkatannya berseru mengejek ia yg begitu berbeda dari yg lain, hingga tanpa sadar airmatanya luruh membasahi pipinya.
"Hiks.... Hiks.. " Ia menangis sesengukan sembari meneku kakinya dan menyembunyikan Kepala di aantara kedua lenganya, acher begitu percaya dengan takdir namun mengapa takdir yg ia jalani begitu berbeda dengan semua anak seusianya.
"Nihh tissue"
Acher segera mengusap kasar pipinya lalu menatap keatas melihat siapakah yg mengajaknya berbuat tadi, netra nya menatap seorang gadis cantik dengan setelan seragam sekolah dengan tangan yg menggenggam sekotak tissue lalu di berikan padanya.
Dia adalah pringkhing, seorang gadis cantik yg selalu menjadi juara kedua di kelasnya, mereka cukup dekat karna memang acher dengan prestasi dia yg sangat bagus selalu meraih rank pertama dan selalu mewakili sekolah untuk berlomba atau Olimpiade.
Sebenarnya tidak hanya itu, rumah pringkhing denga racher tidak cukup jauh, terlebih ayah pring bekerja sebagai pengacara dari keluarga Chevalier.
"Kau tak apa cher?? " Tanya gadis tersebut sembari duduk di samping racher
"Tidak papa kok"
"Terimakasih tissue nya pring" Ucapnya lirih"Sudah ku katakan kan cherr"
"Jangan mencoba meraih sesuatu yg mustahil untuk kita dapatkan"
"Tapi kau selalu kekeh dan mencoba untuk mencari tau tentang dia hingga menulis surat untuknya" Omel gadis tersebut sinis tak suka karena ia tau acher itu lelaki baik"Hingga surat tersebut di ketahui seluruh teman seangkatan kita dan berakhir kau di permalukan"
Acher yg mendengar itu hanya mampu menatap sendu kebawah sembari memainkan jemarinya.
"Maaf"
"Sudah tak perlu meminta maaf cher"
"Sekarang kita telah di penghujung sekolah dan akan lulus"
"Kita berjuang untuk diri kita agar bisa menjadi seseorang yg berhasil nanti"
"Menangisi hal yg membuat kita terluka hanya akan menghambat masa depan" Oceh gadis tersebut berusaha menyemangati lelaki di sampingnya ini,"Kau benar pring, aku tak akan lagi memikirkan hal yg tidak penting"
"Hal yg tidak bisa menghargai diriku serta tulus ku" Ungap racherio penuh emosi15 menit lamanya mereka berbincang kecil di sana hingga suara notifikasi ponsel acher mengalihkan atensi mereka.
Ting... Tingg
Notifikasi pesan masuk pada ponsel acher, ia segera merogoh sakunya dan segera mengotak atik ponselnya lalu membaca isi pesan tersebut.
"Tuan muda anda dimana"
"Saya di depan sekolah menunggu anda, tuan besar Chevalier berada di rumah sakit"Isi pesan itu mampu membuat degup jantung acher berdetak 2×lipat lebih kencang, perasaan khawatir serta bersalah karna pulang terlambat membuat ia menyalahkan diri nya sendiri.
"Pring maaf aku hrus kembali"
"Kakek sedang sakit " Ungkapnya khawatir"Ayo cherrr kau harus segera pulang"
Mereka berlari bersama menuju pintu keluar sekolah, sebuah mobil sedan hitam telah menunggu tuan mudanya sedari tadi
"Kau yakin tak ingin ku antar pring" Tanya acher, hari sudah sore ia berniat mengantarkan gadis tersebut untuk pulang terlebih dahulu lalu ia akan menemui kakeknya, namun gadis itu menolaknya agar ia tak menghambat perjalan acher.
"Aku sudah menghubungi ayah"
"Kau pergilah, aku yakin kakek lebih membutuhkan mu sekarang" Ucap pringkhing"Baiklah, aku duluan "
Racher memasuki mobil sedan tersebut lalu mereka mulai berjalan menjauh dari area sekolah menuju rumah sakit.
Jalanan Paris cukup macet hari ini, hingga membuat racher begitu tak sabar untuk segera sampai di rumah sakit namun atensi dia tersadar ketika mobil sedang tersebut bukanlah menuju rumah sakit melainkan menuju bandara internasional.
"Paman mengapa kita kemari" Tanya bingung acher
"Tuan besar meminta saya untuk membawa anda kemari tuan" Jelas sang sopir yg mulai memarkirkan mobilnya di area bandara, mereka turun dari mobil dengan sopir yg menurunkan beberapa barang milih tuan muda nya.
"Mari tuan ikuti saya"
Mereka berjalan memasuki bandara, fikiran acher begitu berisik sekarang ia ingin sekali bertanya banyak hal namun jika ini permintaan kakek ia tak akan melawan.
Netra racherio terjatuh pada seorang pria tua dengan duduk di kursi roda yg di kelilingi oleh beberapa bodyguard, ia segera berlari dan memeluk kakek nya.
"Kakekkkk" Ucapnya lalu menunduk dan memeluk pria tua tersebut.
"Ada apa ini kek"
"Bukankah tadi paman mengatakan kau di rawat, lalu apa ini kauu""Pergilah ke italia nakk"
"Kakek akan menjamin masadepan mu di sana"
"Kau akan memulai hidup baru mu di sana dengan lingkungan yg baru" Jelas pria tua tersebut sembari mengelus pipi racherio"Tapi kek, bagaimana dengan "
"Pergilah, mereka tak akan menggangu mu lagi"
"Demi kakek dan alm ibu mu "
"Kakek harap kau bisa lebih dewasa di sana yaaa"
"Kembangkan bakat mu, kakek selalu menunggu kesuksesan cucu lelaki kakek ini"Acher membuang nafas kasar lalu spontan memeluk tubuh kakeknya, ia kembali menangis dan memutuskan setuju dengan segala rencana lembaran baru di sana.
"Kakek akan sendirian disini" Cicitnya lirih
"Tak apa, masa depan mu lebih penting demi kelangsungan keluarga Chevalier cher"
"Jadilah sukses hingga membuat kakek bangga kelak"Salah satu bodyguard berjalan terburu buru menuju tuanya untuk memberikan kabar jika pesawat yg akan di tumpangi tuan mudanya akan segera berangkat.
"Maaf menganggu tuan besar"
"Saya ingin memberikan informasi jika pesawat tuan muda akan segera berangkat" Jelas sang bodyguardAcher segera melepas pelukan tersebut lalu menatap dalam sang kakek
"Racherio akan kembali dengan kesuksesan kek"
"Tunggu acher ya" Ucapnya lirih"Pergilah nak, kakek akan selalu menunggu"
"Segera kabari kakek jika kau sudah tiba di sana" Ucap pria tua tersebut"Erdogan, jaga cucu ku di sana"
"Pastikan ia menjadi lelaki berpengalaman di sana" Titahnya pada bodyguard yg akan menemani racherio di Italia"Siap tuan , saya akan menjaga tuan muda racherio"
"Mari tuan muda, penerbangan kita akan segera lepas landas"Dengan berat lelaki tampan tersebut berjalan menjauh dari sana dan mulai memasuki kawasan bandara menuju pesawatnya, dengan berat hati ia harus meninggalkan segala orang baik disini dan memulai hidup baru di sana.
"Kakek, acher akan kembali dengan membawa rasa bangga untuk mu" Cicitnya
Pria paruh baya tersebut memandang sendu cucu kesayanganya hingga mulai menghilang dari pandangan dia, air mata yg sedari tadi ia tahan sekarang luruh tak terkira, siapa sangka keputusan dadakan yg ia rancang sendiri sudah menemukan waktunya.
TBC
SEE YOU NEXT CHAPTURE
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE LOVE {belum revisi}
Short Storysebuah perasaan cinta yg mampu meluluhkan sebuah perasaan dendam yg begitu kuat. pembalasan dendam pembunuhan satu keluarga.