Spread

261 31 19
                                    

Kini di ruang otopsi, Jones dan rekannya sudah siap mendengarkan hasil dari otopsi mayat tersebut.

"Begini, dari otopsi luar aku menemukan beberapa luka lebam tepatnya di bagian leher, perut, dan dada kiri atas---"
katanya menunjuk ke gambar rekayasa mayat.
"-- lalu di bagian kepala, tepatnya di tengkorak belakang... Itu sudah pecah"

"Uh..." .
Rekan Jones terlihat mual mendengarnya.

"Kemudian di otopsi dalamnya aku menemukan fakta, bahwa mayat ini juga telah di gilir sekitar 6 orang lebih"
tambahnya.

"Kira-kira pembunuhannya telah terjadi selama beberapa hari?"
tanya Jones mengindentifikasi.

"Sekitar 10 hari yang lalu, tepatnya tanggal 3 Februari pukul 23:03 wib."
jelasnya detail.

"Lalu apa kau juga menemukan bukti pelaku?"

"Ya, aku menemukan sel kulit seseorang di kuku tangannya".
Ia mengiyakan.
"Mungkin dia berusaha mencakar pelaku"

"Dia pintar".
Puji Jones.

"Ya tapi tuhan sedang tidak berpihak padanya sekarang, sampel itu rusak dan aku belum bisa memeriksa siapa pelakunya".

"Huh? Sial"
decak Jones pelan.

"Kalau begitu ayo kita kembali ke tkp, mungkin ada petunjuk lain yang akan kita temukan".
Ajak rekan Jones memilih jalan lain.

"Baiklah, kami akan menunggu hasil otopsi mu"
pamit Jones.

.
.
.

Di tengah lorong kantor, alarm kepolisian mendadak mendapat laporan yang begitu banyak.

"Ada apa ini?"
tanya Jones ke salah satu petugas.

"Kita mendapatkan laporan kalau ada beberapa orang yang saling menggigit satu sama lain"
jelasnya tergesa-gesa kemudian berjalan pergi.

"Apa maksudnya?"
Jones menerka apa yang terjadi.

.
.
.

"Berita terkini, beberapa siswi dari SMA khusus perempuan tiba-tiba menyerang para pejalan kaki layaknya kanibal. Kami masih belum tau apa penyebabnya, tapi karena kejadian itu beberapa orang mendadak bersikap aneh dan turut menyerang yang lain. Kini beberapa persen warga kota telah berubah menjadi makhluk yang begitu aneh... Aku harap--- "

sang wartawan yang sedang bertugas di lapangan mendadak panik saat beberapa makhluk itu mengejar mereka.

Kamera yang masih menampilkan siaran langsung, kini memperlihatkan serangan dan teriakan dimana-mana.

.
.
.

"Tunggu putriku ada di sekolah itu"
tukas Jones khawatir sekaligus panik.

"Tenang Jones, kita akan membantu putrimu".
Rekannya menenangkan.

Sedangkan Jones kini mulai meremas tangannya yang sudah terasa begitu dingin, dengan terus berharap agar putrinya baik-baik saja.

"Pergi ke wilayah kanan cepat!!"

"Evakuasi rumah sakit yang belum terinfeksi!!"

"Amankan seluruh wilayah!!"

kantor polisi sudah benar-benar ribut sekarang. Melebihi kasus yang sedang Jones alami sekarang.

***

Aku membuka sedikit celah kertas yang menempel, melihat sekitaran apakah masih ada zombie atau tidak.

"Bagaimana, apa sudah aman?"
tanya Clara sudah siap dengan sapu di tangannya.

"Belum, mereka sedang berdiri di depan kelas sebelah"
gelengku sembari menutup celah kembali.

DO YOU WANNA DIE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang