Reckless

144 21 6
                                    

Sekembalinya Jones dan Hanan ke kota, semuanya benar-benar semakin berubah drastis.

Sampai beberapa bangunan kita hancur parah layaknya bekas gempa bumi.

"Jones kita kemana dulu?"
tanya Hanan memecah keheningan.
"apa kita harus pergi ke sekolah putrimu lebih dulu?"

"Ya",
Jones mengiyakan.
"kita harus kesana... satu-satunya jalan yang dapat mempertemukan ku dengannya"

"Aku harap kau masih ingat jalan Jones"
Hanan hanya berharap-harap cemas saja.

"Aku harap juga begitu"

"Sialan"
Hanan akan sangat kesal jikalau Jones lupa arah.

GRRR!!!

"Sst... pelan kan suaramu"
Jones menempatkan jari telunjuknya di bibir.

Wus...

Sekeliling menjadi begitu senyap, hanya hembusan angin sore yang kini mengenai wajah mereka.

Dengan langkah yang pelan, sekaligus penuh kewaspadaan, menyusuri setiap bangunannya.

"Eh apa itu?"
celetuk Hanan, menghentikan langkahnya.

"Apa?"
Jones penasaran, pada akhirnya ikut memperhatikan target yang Hanan tangkap.

"Apa-apaan!"
racau Jones, melihat beberapa zombie tengah berdiri tenang di kobaran api.

"Ini sungguh aneh"
geleng Hanan.

"Bahkan lebih aneh... biasanya zombie akan bermutasi dengan cairan atau memakan manusia... tapi ini",
helaan napas terbuang kasar.
"mereka justru bermutasi dari kobaran api?"

"Apa ini ada campur tangan manusia, sehingga zombie-zombie itu bermutasi melalui api?"
pikir Hanan berteori.

"Itu masih kemungkinan, kita belum punya bukti kalau ini semua ada campur tangan manusia"

Hanan mengangguk membenarkan, selama masih belum ada bukti. Dia tidak boleh berpikiran negatif.

"Ayo kita kesana, sepertinya jalan itu aman"
ajak Jones, melihat sebuah gang sempit yang begitu sepi.

"Baiklah ayo"
Hanan mengiyakan cepat.

.
.
.

Drap!

Drap!

Suara lari mereka menggema di seluruh gang, selama masih terasa aman mereka akan mempercepat jalan. Sebelum langit berubah menampilkan malamnya.

Tretes... tes.. tretes...

Tiba-tiba langit mendung, mengeluarkan setiap kecil tetesan air hujannya.

Jones mendongak keatas sejenak, melihat kalau malam nanti sepertinya akan hujan deras.

"Hanan, sebelum malam kita lebih baik cari tempat peristirahatan terlebih dahulu"

"Ya, kau benar"

Kembali menatap lurus, Jones langsung dibuat kesal ketika jalan didepan justru tertutup oleh tembok.

"Sialan"
decaknya.

"Kita lebih baik menggapai tembok ini"
pikir Hanan.

"Jangan dulu"
cegah Jones, takutnya jika mereka naik, justru ada zombie yang siap melahap dari balik tembok.

"Lalu kita harus apa?".

Jones diam, dia memelototi sekitaran, lalu melihat sebuah tangga besi disamping cafe yang mengarah langsung ke rooftop.

DO YOU WANNA DIE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang