Suspect

187 25 20
                                    

Kini kepolisian keamanan kota telah tiba, dengan dua helikopter.

Raut wajah mereka semakin di buat sibuk saat beberapa polisi keamanan negara meminta mereka untuk mengawasi beberapa area melalui kamera drone.

Saat Jones hendak meminta bantuan pada seorang letnan, dia terhenti ketika Kapten Shaka memanggilnya untuk bertemu.

.
.
.

"Apa kau memanggilku?"

Jones datang dengan ekspresi bingungnya.

Shaka memberikan tatapan tajam seolah akan mengeluarkan seluruh pertanyaan untuknya.

"Duduklah"
Shaka menunjuk tepat ke kursi.

Jones duduk mulai membuka telinga bersiap mendengarkan pertanyaan Shaka.

"Ini mungkin bukanlah sambutan yang baik, tapi aku perlu tau hal ini--"
Shaka sedikit mencondongkan tubuhnya.

"-- siapa Lily Alisha Fernandez"

Deg!

Jones mengerjap, bagaimana bisa nama putrinya keluar dari mulut Shaka.

"Dia putriku, apakah kau telah mengamankannya?"
jawab Jones berharap jikalau Shaka telah mengamankan putrinya.

Shaka tersenyum kecil
"Mengamankan putrimu? maksudmu mengamankannya ke dalam penjara"

Deg!

Dahi Jones berkerut.
"Apa maksudmu?"

"Kau tau, kedua pasukanku di temukan mati ditengah kota. Dan satu-satunya orang yang menjadi tersangka adalah putrimu"

Jones menggeleng cepat, menolak seluruh tuduhan yang Shaka lontarkan.

"Kau pasti salah, putriku tidak akan pernah melakukan perbuatan sekeji itu"

"Kita tidak tau Jones, kedua pasukanku termasuk orang yang temperamental, itu bisa menjadi pemicu putrimu melakukannya".

Drrk!

Jones berdiri dengan begitu kesalnya

"Aku tau kau adalah orang yang teliti! tapi jangan pernah menuduh seorang putri tepat didepan ayahnya---"

Brak!

Jones memukul meja begitu keras menandai wajah Shaka.
"--jika kau berani melakukannya lagi siap-siap saja akan ku habisi kau"

Shaka diam menampilkan raut wajah santainya. Jones berjalan pergi meninggalkan ruangan, dengan Shaka yang langsung menelepon.

"Karen datang ke ruangan ku sekarang".
Suruh Shaka dari telepon.

.
.
.

Tidak butuh waktu lama, Karen wanita berambut pendek (muncul di bab kemarin),

kini berjalan mendekati meja Shaka, siap akan tugas yang di berikan Shaka nanti.

"Siapkan speedboat".
Perintah Shaka yang ternyata telah berpakaian lengkap dan tas yang sudah berisi barang-barang penting.

"Kau mau kemana?"

Srrt.

Shaka meleret ranselnya, menatap tajam kearah Karen.
"... Menjemput tersangka kita"

Karen langsung paham apa maksud Shaka,

"Baiklah akan ku siapkan"

Karen berlalu pergi, Shaka menatap ponselnya sejenak melihat sekarang sudah pukul 1 dini hari.

.
.
.

Speedboat telah siap, dengan Karen yang sudah menunggu. Shaka naik dia agak sedikit datang terlambat karena harus meminta izin pada Jenderal lebih dulu.

DO YOU WANNA DIE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang