Mataku terbuka perlahan, samar-samar aku melihat Harin yang sedang berjalan dengan tatapan lurus.
"Kau sudah bangun?"
sela Adam.Aku baru sadar kalau sedari tadi berada di gendongannya.
"Ya,"
aku mengangguk.
"turunkan aku"
pintaku."... Kau yakin?"
Adam memastikan."Iya"
yakinku.Adam menurunkan ku dari punggungnya.
Rasanya lebih baik jika aku berjalan saja.
"Bagaimana jika kita istirahat terlebih dahulu"
saran Shaka, melihat raut wajah kelelahan kami."Ide bagus".
Setuju Adam."Sudah merasa membaik?"
tanya Harin."Sedikit, tapi dadaku masih sesak"
jujur ku."Tidak papa, kau terlalu banyak meneguk air tadi"
katanya menenangkan.Tidak berselang jauh, kami melihat sebuah rumah yang tampaknya aman.
"Apa kita istirahat di sana saja?"
tunjuk Alex."Baiklah"
angguk Shaka..
.
.Klik
Alex menekan saklar lampu, membuat seisi rumah kembali menyala terang.
"Ada perapian"
Adam mendekati sebuah perapian, lalu menaruh beberapa batang kayu di dalamnya."Aku akan mengecek makanan, mungkin masih ada yang bisa di makan"
usul Alex, melangkah menuju dapur.Wush!
Api menyala,
"Uhuk!"
Adam batuk, karena asap yang tidak sengaja ia hirup.Aku mengulurkan kedua tangan menghangatkan diri, sekalian mengeringkan baju.
Kami berempat duduk di depan perapian, sembari menunggu Alex datang membawa makanan.
Keheningan melanda, kami semua hanya berpusat pada pikiran masing-masing.
"Hei!"
Alex datang menyela, dia membawa beberapa roti yang belum berjamur.
"ayo kita makan"
dia membagikan roti.Melihat makanan, entah kenapa perutku langsung berbunyi.
Kruyuk!
"Wah perut mu sudah sangat kelaparan ya Ly"
ledek Alex."Diam!."
kesal ku."Eh iya ya"
kekeh Alex, lalu duduk di dekatku.Kami mulai memakan roti, dalam beberapa detik saja juga sudah habis saking laparnya.
"Ini,"
Alex tiba-tiba menyodorkan obat dan air minum padaku.
"untung saja aku masih punya obat cedera mu".Aku tersenyum kecil, menerima pemberiannya.
"... Terima kasih""Sama-sama"
balas Alex tersenyum.Ternyata semakin mengenal mereka, justru semakin menyenangkan. Pantas saja Shaka nyaman berteman dengan mereka, walau dulu sempat ingin memperalat ku dan Harin.
Saat aku sedang meminum obat, sekilas melihat Shaka yang sedang memperhatikan Harin dalam.
Aku menyelesaikan minum, lalu melihat kearah Harin yang sedang sibuk memperhatikan setiap sudut ruangan.
Srrk
Aku sedikit menggeser duduk, berdekatan dengannya.
"Pst!"
bisikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DO YOU WANNA DIE ✔
HorrorPenderitaan besar apa yang sedang kalian alami... kehilangan keluarga? perundungan? kekerasan? pelecehan? atau wabah zombie yang sekarang melanda?. Aku Lily Alisha Fernandez, usiaku baru 18 tahun... seorang remaja yang pindah ke sekolah khusus perem...