Penderitaan besar apa yang sedang kalian alami...
kehilangan keluarga?
perundungan?
kekerasan?
pelecehan?
atau wabah zombie yang sekarang melanda?.
Aku Lily Alisha Fernandez, usiaku baru 18 tahun... seorang remaja yang pindah ke sekolah khusus perem...
Markas di hebohkan para tamtama dengan kabar kaburnya Harin dan Lily, namun para polisi lainnya pun juga turut heboh,
tentang Shaka, Adam dan Alex, yang ikut kabur.
"Segera cari, kita tidak boleh kehilangan tersangka" suruh pimpinan tamtama.
"Baik". Para tamtama dan anggota polisi mulai bekerja sama.
. . .
Tap!
Tap!
Manda datang ke ruangan isolasi Jones, ingin membawanya keruang penahanan, seperti ke empat orang lainnya.
Namun bukannya mendapati sosok Jones, Manda justru melihat kasur itu kosong, menyisakan alat infus yang sudah tergeletak.
"Dimana di---"
Bugh!
Pukulan mendarat keras di kepala belakang Manda, membuat tubuhnya seketika terhuyung pingsan.
Jones tersenyum, menatap Manda tajam. "Tidak ada yang bisa menangkap ku, sebelum aku membunuh mereka berdua". Tangannya terkepal.
Ya, Jones sudah benar-benar gila... dia bertekad membunuh Lily dan Harin.
***
Speedboat berhenti di pelabuhan sama, dimana Shaka dulu sempat memulai petualangannya di sana.
Namun semuanya telah berubah total, sekarang kota sudah benar-benar hancur.
"Berapa waktu yang kita butuhkan untuk sampai ke apartemen 106?" tanya Alex.
"Mungkin sekitar 1 sampai 2 jam saja, ya jika di sana masih baik-baik saja" jelas Shaka.
"Berapa pun waktu yang di butuhkan kita akan tetap bersama kan" Adam menenangkan kondisi.
"Ya aku setuju" angguk Alex.
"Jangan banyak mengobrol, apa kalian akan makan ayam panggang, sembari menunggu para zombie datang". Sungut Harin, melangkah lebih dulu.
Entah kenapa kami tidak tersinggung dengan perkataan Harin, mungkin karena sudah terbiasa.
. . .
"Berhenti!" Harin menghentikan langkah kami.
Aku langsung tau maksud Harin menghentikan kami.
"Katakan zombie level berapa yang harus kita hadapi?" tanyaku.
"3... 1... 2... tunggu sebentar" Harin berpikir dia merasa ada yang aneh. "tunggu... zombie apa ini?" kening Harin berkerut, dia benar-benar merasakan sesuatu yang sangat asing.
"Apa yang kau rasakan?" aku menepuk bahunya.
GRAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!
Kami berbalik, tertuju ke asal suara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
