Without You

174 22 20
                                    

Penawar di serahkan pada Jenderal, segera mereka membuat salinan penawarnya. Tanpa menunggu waktu yang panjang.

"Hubungi marsekal, dan laksamana, kita membutuhkan mereka untuk menyebarkan penawarnya"
perintah Jenderal.

"Baik Jenderal".

Semua anggota tentara mulai di sibukkan dengan persiapan penyebaran penawar.

.
.
.

Sedangkan di markas polisi, mereka tengah di sibukkan dengan kasus Carmen.

Max, Aron, dan Andika telah mengakui kesalahannya, dan rela mendapatkan hukuman yang akan di berikan.

Shaka mulai bangga dengan perjuangan Harin yang tidak akan sia-sia walau dengan cara salah.

Dia juga akan sangat berterima kasih pada Lily, karena sudah memilih jalan yang benar.

Brak!

Pintu ruang interogasi di banting keras, menampakan Alex yang datang dengan napas tersendat hebat.

"Ada apa Lex?"
tanya Karen.

"Shaka,... Lily dan Harin, mereka tertembak"

"APA!!".

.
.
.

Kini Shaka melihat beberapa petugas medis mulai membawa tubuh Lily untuk di lakukan tindakan lebih lanjut.

Shaka mendekati Adam yang tengah berbicara dengan beberapa petugas polisi lainnya.

"Apa yang terjadi?"
tengah Shaka.

"Lily dan Harin, terkena tembakan dari Jones"
beritahu Adam.

"Apa!"
Shaka tidak habis pikir kalau Jones rela melakukan tindakan senekat itu.
"lalu dimana Harin?"
tanya Shaka yang hanya melihat tubuh Lily.

"Kami mengirimnya ke markas pusat, dia harus di tahan sembari menunggu pengadilan akan kembali berjalan"
jelas komisaris.

"Huh!"
Shaka menghembuskan napas kasar.
"tapi kalian tidak bisa menahannya begitu saja... kami mendapatkan penawar juga karenanya"
bujuk Shaka.

"Jangan membahas ini denganku Shaka, kalian bicarakan ini di pengadilan nanti sebagai pembelaan"
perintah komisaris.

"Sudahlah Shaka, kita sudah punya bukti yang kuat... kita akan membebaskan Harin bersama-sama"
Adam mencoba menenangkan suasana hati Shaka.

"Ya,"
Shaka mengangguk, sekaligus menarik napasnya dalam-dalam.
"ayo kita lihat kondisi Lily".

.
.
.

"Atur suhu tubuhnya!!"
panik Manda.

Suhu tubuh Lily benar-benar tinggi, matanya terbuka lebar dengan napas yang sudah benar-benar sesak.

"Paru-parunya penuh dengan darah!! ambil selang!!"
perintah Manda.

Cklek!

Shaka masuk ke dalam ruangan, bersama dengan Alex dan Adam.

"Manda apa yang terjadi?"
tanya Shaka.

"Paru-paru Lily penuh dengan darah!!"
terang Manda, dengan matanya yang masih sibuk memperhatikan beberapa alat.

"Manda! kita tidak punya selang!"
ucap perawat lainnya.

"Tidak mungkin!"
geleng Manda,
"cepat carikan selang! kita hanya punya waktu 10 menit!!!"
seru Manda.

.
.
.

Kini ruangan masih di sibuk kan dengan kondisi Lily. Selama 5 menit berlalu, tidak ada satupun orang yang dapat membawakan selang untuknya.

DO YOU WANNA DIE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang