Kami bertiga berlari menaiki setiap anak tangga.
DRAP!!! DRAP!!! DRAP!!!
GRAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!
Dor!
Dor!
Beberapa kali tembakan, zombie tidak mudah menyerah sampai situ.
"Ayo Lily!".
Seru Becca, aku menoleh melihat Rev telah membuka sebuah ruangan..
.
.Pintu di tahan dari dalam, alat mendapatkan singal lebih banyak.
"Segera kirimkan singal Rev!"
kataku ingin dia cepat.Rev memancarkan cahaya merah ke langit malam, dia mulai mengedipkan nya memberikan kode.
Keringat mengucur deras sekarang, aku dan Becca tidak kuat lagi jika harus menahan pintu.
"Ya tuhan..."
mohon Becca, benar-benar memohon.Brak!
Kriet!
Pintu tiba-tiba retak, segera aku menutup mata mengerahkan seluruh tenaga untuk menahan pintu.
Tiba-tiba saja pintu mulai terasa ringan, aku mengerjap bingung dengan apa yang terjadi.
Pandangan ku dan Becca bertemu, saling menyalurkan pikiran masing-masing.
"Dalam hitungan ketiga kita mulai menjauh"
bisikku.Becca mengangguk.
1...
2...
3...
Segera kami berlari menjauh, bersiap jikalau tiba-tiba saja zombie mendobrak masuk.
...
Hening...
tidak ada zombie yang menerobos sama sekali.
"Apa yang terjadi?"
heran Becca."Singal kita belum di jawab--"
Brak!
perkataan Rev terpotong, ketika pintu tiba-tiba saja di tendang begitu kerasnya.
"Harin..."
lirihku."Tertangkap"
jawabnya tersenyum."Harin? kenapa kau disini?"
tanyaku mencoba mendekat.Namun Harin malah semakin menodongkan senjatanya.
Matanya tertuju ke saku seragamku, melihat lekat pulpen Samuel. Seketika maniknya berubah memerah.
Sekarang aku yakin, Harin telah tau bahwa aku yang membunuh Samuel.
KAMU SEDANG MEMBACA
DO YOU WANNA DIE ✔
HorrorPenderitaan besar apa yang sedang kalian alami... kehilangan keluarga? perundungan? kekerasan? pelecehan? atau wabah zombie yang sekarang melanda?. Aku Lily Alisha Fernandez, usiaku baru 18 tahun... seorang remaja yang pindah ke sekolah khusus perem...