Derap sepatu, mengiringi langkahku.
Brak!
Pintu di buka keras, membuat orang didalamnya terperangah kaget.
"Oh! lihatlah jagoannya kembali"
Dini berjalan mendekat, mata tajamnya kini memusat langsung ke wajah ku.
Ku berikan smirk kecil padanya,
dug!
bahu kami bertabrakan.
"Oh shit!"
Dini terkekeh tidak percaya.Aku berjalan mendekati Harin, posisi kami telah sejajar sekarang.
"Kau seorang antagonis yang memerlukan bantuan seseorang, untuk mencapai tujuanmu---"
tatapan menindas kini ku berikan pada Harin.
"sekarang akan ku perlihatkan antagonis yang sebenarnya".
Aku berbalik membiarkan Harin yang masih menatapku bingung
"Kau berani mengatakan hal seperti itu pada Harin!"
Dini berceloteh membuatku pusing saja.
"Kau mau apa Dini, urusanku bukan denganmu"
ucapku menyilangkan tangan."Bangsat!".
Dini mendekat ketika sebentar lagi akan memukul, Harin justru menengahi.
"Biarkan dia".
Harin melontarkan tatapan penuh perintah.
"Ta--"
Dini hampir saja menolak, dia segera tertegun mengingat Harin tidak suka di bantah.Harin menoleh kearahku, bibirnya mulai menyunggingkan senyuman kecil.
"Antagonis?,"
raut wajahnya seolah meremehkan.
"antagonis seperti apa yang ingin kau tunjukkan Lily? bukankah kau sedang didalam neraka""Ini baru permulaan ku saja Harin, akan ku perlihatkan api yang akan membakar dirimu"
balasku menindasnya.Tangan Harin menyilang.
"Api? api apa yang kau maksud Lily. Buka matamu kau sedang menyalakan apimu sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
DO YOU WANNA DIE ✔
HororPenderitaan besar apa yang sedang kalian alami... kehilangan keluarga? perundungan? kekerasan? pelecehan? atau wabah zombie yang sekarang melanda?. Aku Lily Alisha Fernandez, usiaku baru 18 tahun... seorang remaja yang pindah ke sekolah khusus perem...