Polixa yang sedang berhadapan dan berbincang bersama wali pasien dibuat terkejut dengan teriakan Saviera dari dalam kamarnya. Kenapa Saviera berteriak? pandangannya beradu dengan orang dihadapannya untuk beberapa saat
"Saviera" ucap Polixa
"Ronadio" timpal orang tersebut
Tanpa berlama, Polixa segera bangun dari duduknya dan beranjak ke arah kamar untuk menghampiri Saviera, diikuti oleh orang tersebut. Ketika sudah di depan kamar, dengan cepat Polixa langsung membuka pintu kamar
Pintu terbuka menampilkan Saviera yang sedang merebah dengan seluruh tubuh yang ia tutupi selimut, bahkan wajahnya tidak terlihat sedikitpun. Ronadio duduk ditepi bed tepat di samping tubuh Saviera, memandangi Saviera dibalik selimut
"Ron, bukannya tadi mau ke toilet? kenapa malah masuk ke sini?" tanya orang tersebut kepada Ronadio. Ronadio menoleh ke sumber suara
"Naresha, kenapa Oxa ada di sini?" tanya Ronadio yang membuat Naresha bingung. Yap, pasien Polixa saat ini adalah Ronadio Ozzie dan wali pasien yang mendampingi lelaki tersebut adalah Naresha Lashena sahabatnya
"Jangan bicara sembarangan, Ron. Oxa udah ga ada, mustahil Oxa ada di sini." Naresha berucap sambil mendekat dan membawa Ronadio beranjak bangkit dari bed, ia menjauhkan Ronadio dari Saviera yang berada dibalik selimut.
Saviera perlahan menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, kemudian ia mengambil posisi duduk. Ketika wajah Saviera telah terlihat sempurna, semua memperhatikannya tanpa mengeluarkan sepatah katapun
'Oxa? ga mungkin, ini mustahil. Oxa has passed away' monolog Naresha dalam hatinya.
"See? Oxa is here. Oxa, aku selalu cari kamu, tapi Naresha selalu bilang kamu udah ga ada. I miss my twin sister so much," ujar Ronadio. Saviera menatap lelaki yang menganggapnya saudari kembarnya itu. Saviera bingung dengan apa yang Ronadio katakan. Saviera langsung beranjak dari bed dan mendekat ke arah Polixa yang sedang berdiri didekatnya
"I'm afraid," bisik Saviera kepada Polixa
"It's okay, don't be afraid, ga ada yang perlu ditakutkan." balas Polixa yang juga berbisik
"Oxa, come here. Ayo ikut pulang, kamu harus pulang ke rumah" Ronadio mendekat ke arah Saviera dan Polixa, ia ingin menyentuh tangan Saviera, tetapi ditahan oleh Polixa
"Ronadio, listen to me. Benar apa yang selalu dibilang Naresha, Oxa udah ga ada, Ron. Oxa pergi sebulan yang lalu, you must always remember that." Polixa memegang kedua pundak Ronadio dan menatap matanya intens
"Tapi Oxa ada dihadapan kita semua sekarang," Ronadio menatap teduh Saviera yang berdiri tepat di samping Polixa
"Dia bukan Oxa, dia Saviera sahabat saya" Polixa berusaha meyakinkan Ronadio
"Dia Oxa, saudari kembar saya, Dok. Naresha, dia Oxa kan, Na?" Ronadio tetap bersikeras. Naresha yang sedari melihat wajah Saviera tak berucap apapun itu akhirnya tersadar dari lamunannya kala Ronadio menyebut namanya
Naresha mendekat kepada Ronadio, ia tak segera menjawab ucapan Ronadio, ia hanya tersenyum menatap sahabatnya itu seraya mengelus lembut pundaknya sebagai usaha menenangkan sang tuan. Tak lama, ia pun berucap, "Coba tanya sendiri, dia Oxa atau bukan,"
Setelah mendengar ucapan Naresha, tanpa berpikir panjang lagi, Ronadio langsung mendekat kepada Saviera dan memegang kedua pundak perempuan tersebut. Saviera memperhatikan dan membiarkan Ronadio, ia menatap lekat bola mata hitam pekat lelaki dihadapannya
"You're Oxa, right?" tanya Ronadio lembut
"I am Saviera, not Oxa." jawab Saviera dengan suara yang tak kalah lembut. Setelah mendengar jawaban Saviera, Ronadio diam seribu bahasa. Entah apa yang ada di dalam pikirannya sekarang, Ronadio hanya memandang lekat wajah Saviera
KAMU SEDANG MEMBACA
Similar Face
RomanceBagai keajaiban yang datang tak terduga, bagai bencana yang datang tak disangka. Begitulah pertemuan mereka, terjadi begitu tiba-tiba. Setiap manusia sudah digariskan takdirnya masing-masing, semuanya sudah ditulis dan dirancang dengan mendetail ole...