13

1K 115 11
                                    

Malam ini, pukul 19.30 waktu Italia, Saviera sudah rapi. Saviera sudah menggunakan dress putih, hijab segiempat putih yang terikat rapi dileher, heels senada dan tak lupa riasan tipis diwajahnya. Malam ini adalah malam pertunangan Saviera dengan Jeffery, pertunangan lelucon bagi Saviera. Jika bisa memilih, Saviera lebih baik lajang seumur hidup dari pada harus bersama dengan Jeffrey

Saviera sudah berada disebuah hotel yang disewa keluarga Jeffrey untuk acara pertunangan. Saat ini ia sedang berada di dalam toilet sebuah unit hotel, menatap pantulan dirinya dikaca toilet. Saviera tersenyum getir memandang tampilannya, ingin ia menghapus riasan dan melepas dress yang ia kenakan, ia tidak sudi berias dan berpakaian seindah ini di acara yang tak ia harapkan.

Tok.. tok..

Suara ketukkan pintu terdengar. Saviera enggan sekali membuka pintu. Yang Saviera ingin lakukan sekarang adalah menghilang, menghilang dari situasi yang memuakkan saat ini

"Signorina Saviera, il suo arrivo è stato atteso da tutti i presenti (Nona Saviera, kedatangan anda telah ditunggu oleh semua orang)" ucap staff acara.

Saviera menghembuskan nafas kasar, karena ia tidak ingin membuat masalah dengan keluarga Jeffrey, ia pun beranjak membuka pintu toilet dan keluar dari unit hotel bersama staff acara.

Sepanjang langkahnya, Saviera terus merapalkan doa. Ia meminta dan memohon kepada Tuhan, semoga keajaiban datang. Ia enggan menghabiskan hidupnya bersama Jeffrey.

Tak lama Saviera telah memasuki ruang acara. Ruang yang di design sedemikian rupa dengan berbagai hiasan mewah yang terpasang. Acara pertunangan ini sangat ter-planning.

Saviera lalu di arahkan oleh staff acara menuju tempat yang sudah tersedia, tempatnya bersama Jeffrey. Semua pasang mata tak luput memandangi Saviera, kagum dengan kecantikannya

Keluarga Jeffrey benar-benar membuat acara pertunangan yang sangat megah. Tamu undangannya pun tidak sedikit, sepertinya semua kenalannya diundang di acara ini.

Ketika Saviera sudah berada ditempatnya, tepat di samping Jeffrey, Jeffrey menarik tubuh Saviera agar lebih mendekat padanya karena Saviera memberikan jarak yang jauh dari Jeffrey

Saviera menyingkirkan tangan Jeffrey yang menyentuh tubuhnya, lalu ia kembali menjauh dari Jeffrey. Saviera tidak ingin berdekatan barang sedetik pun dengan lelaki bajingan itu

"Jaga sikap, semua orang memperhatikan kita." Jeffrey berucap dengan memandang Saviera

"Kamu yang harus jaga sikap!" seru Saviera sambil menatap tajam Jeffrey

"Yash babe, tatapanmu saat ini yang paling kusukai. That hateful gaze that makes you even more seductive in my eyes" Jeffrey berbisik

"Shut your fucking mouth!" sahut Saviera. Suara pembawa acara menghentikan pembicaraan antara Saviera dan Jeffrey. Pembawa acara pun memulai acara pertunangan.

Saviera memindai pandangannya ke seluruh ruangan, terlihat didepannya ada Pak Dirga dan Bu Dira, ayah dan ibu Jeffrey sedang menikmati jalannya acara. Bagitupun para tamu undangan.

Selama susunan acara berlangsung, Jeffrey selalu berusaha mendekat kepada Saviera. Saviera tentu selalu menghindar, ia tidak rela tubuhnya tersentuh oleh lelaki brengsek di sampingnya.

Beberapa saat berlalu, masuklah ke acara inti, acara penyematan cincin. Apakah Saviera harus pasrah dengan semua yang terjadi kepadanya saat ini?. 'Dimana keajaiban itu?', Saviera membatin.

Pembawa acara mengarahkan Saviera dan Jeffrey untuk saling berhadapan, mereka pun menuruti. Jeffrey terus memandang wajah Saviera dengan senyuman yang membuat Saviera risih

Similar FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang