24

1.2K 137 23
                                    

Setelah mendengar ucapan pengancam dari Polixa tadi, pikiran Saviera menjalar ke hal-hal yang mungkin saja bisa terjadi kepada dirinya dan Ronadio. Saviera dilanda kegundahan.

Saviera berjalan ke luar kamarnya, ia berniat untuk turun ke lantai dasar. Ketika sudah sampai diambang tangga, Saviera ragu untuk melangkah. Perutnya terasa sangat nyeri.

Saviera akhirnya kembali melangkah menuju kamarnya. Setelah berada didalam kamar, ia membuka pintu balkon kamarnya. Saviera lalu mendudukkan diri dikursi yang ada di balkon.

Pandangan Saviera menelusuri keindahan Edinburgh yang tampak dari tempatnya sekarang. Kegundahannya mulai berkurang, Saviera tersenyum kala hembusan angin menerpanya

"Tersenyum adalah cara terbaik untuk melenyapkan setiap kegundahan dan menyembunyikan setiap rasa sakit yang sedang kamu rasakan."

Saviera menoleh ke sumber suara, tubuh tegap Ronadio sedang berdiri di sisi pembatas balkon kamarnya. Balkon kamar Ronadio dan Saviera bersebelahan dan terbilang dekat, sehingga Saviera bisa melihat jelas keberadaan Ronadio

"Sejak kapan kamu di situ?" tanya Saviera

"Sejak sebelum kamu datang dan duduk di balkon kamarmu. Kamu kenapa ke balkon?"

"Aku bosan didalam kamar, tadinya mau ke lantai dasar, tapi ragu untuk turun tangga"

"Kenapa ga minta tolong aku?" Saviera tidak menjawab, ia hanya menggeleng.

Ronadio memperhatikan Saviera, Ronadio tahu jika Saviera merasa gundah setelah mendengar kabar dari Polixa tadi. Saviera pun saat ini terlihat bosan, wajahnya terlihat sangat kusut

"Kamu rapi-rapi sana" ujar Ronadio

"Rapi-rapi?" tanya Saviera bingung

"Iya, ganti baju dan make up yang cantik. Aku mau ajak kamu lunch diluar sekalian jalan"

"Serius?" tanya Saviera

"Memang kelihatan bercanda?" Saviera menggelengkan kepalanya, "Udah sana rapi-rapi, nanti kalau udah rapi kabari aku, biar nanti aku jemput ke kamar kamu." Tanpa berucap apapun lagi, Saviera segera beranjak. Ronadio tersenyum memandang kepergian Saviera.

•••

Pukul 11.00, Ronadio dan Saviera telah berada di dalam Rolls Royce Phantom milik Ronadio, Ronadio berada dibalik kemudi sedangkan Saviera di kursi penumpang sampingnya.

Selama diperjalanan tidak banyak pembicaraan antara Ronadio dan Saviera, hanya alunan musik yang melantun merdu memenuhi seisi mobil. Ronadio sesekali melirik Saviera

"Kamu lagi mau makan apa?" tanya Ronadio kepada perempuan cantik di sampingnya

"Aku ikut kamu aja" jawab Saviera dengan pandangan tetap lurus ke depan

"Kita ke resto favorit ku ya" Saviera mengangguki ucapan Ronadio, "Nanti kamu harus coba makanan yang biasa aku pesan setiap aku makan di sana" sambung Ronadio

"Enak ga? kalau ga enak aku ga mau coba"

"Menurutku enak, tapi kurang tau gimana menurut ibu owner Quello di Vier yang memiliki great taste dalam memilih makanan" Saviera melirik dan tersenyum kepada Ronadio.

Setelahnya, Ronadio terus mencari topik pembicaraan untuk ia bicarakan dengan Saviera. Ronadio tidak ingin Saviera merasa bosan berada didekatnya, ia harus memberi kesan baik.

Similar FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang