Dua minggu sudah Saviera dan Ronadio berada di Edinburgh. Selama dua minggu ini, Saviera fokus dengan pemulihannya dan Ronadio selalu mendampingi Saviera. Ronadio bahkan tak pernah meninggalkan Saviera sendiri di rumah.
Saat Ronadio mengurus beberapa pekerjaan di subsidiary-nya yang terletak di pusat Edinburgh, Ronadio selalu mengajak Saviera. Bahkan ketika ia melaksanakan meeting dengan klien di luar kantor, Saviera selalu ada di sampingnya.
Sekarang kondisi Saviera sudah sangat jauh lebih baik, luka tusuk di perutnya sudah pulih dan ia sudah bisa berjalan bahkan berlari seperti biasa. Tetapi tetap saja, lukanya masih sensitif. Jika tersenggol masih terasa sedikit nyeri.
Selama dua minggu ini, Saviera sedikit lega. Ia bisa menjalani aktivitas tanpa mengkhawatirkan ancaman apapun. Saviera berharap, ancaman-ancaman yang ia dapat segera lenyap dari hidupnya agar ia bisa bebas seperti sediakala.
Saat ini, Saviera sudah berpenampilan rapi dengan setelan jas hitam semi formal mewah fit bodynya, dipadukan dengan boots heels dan tas senada. Rambutnya ditata dengan gaya messy bun, sangat serasi disatukan dengan makeup soft glam look yang terpoles di wajahnya.
Saviera diminta Ronadio untuk mendampinginya menghadiri acara pertemuan kolega. Saviera sebetulnya tak ingin ikut, tetapi, Ronadio mengatakan ia tak bisa melewati acara tersebut dan ia pun tak ingin meninggalkan Saviera.
Sekarang pukul 19.00, Saviera sedang duduk manis di ruang tamu rumah, Saviera menunggu Ronadio selesai bersiap. Tak lama, suara langkah kaki terdengar. Saviera menoleh dan terlihat Ronadio sedang melangkah ke arahnya.
Saviera mengamati penampilan Ronadio. Ronadio mengenakan tuxedo hitam yang dibalut dengan setelan jas hitam mewah yang sangat pas di tubuh proporsionalnya, tak lupa monk strap mengkilat terpasang di kaki jangkungnya.
Tatap Saviera dan Ronadio bertemu saat Ronadio telah berada tepat di samping Saviera. Ronadio menatap tampilan Saviera yang begitu cantik, elegan dan expensive. Ronadio memuji Saviera dalam hati dengan senyum manis yang terpatri.
"Let's go now!" ujar Ronadio.
"All right." balas Saviera.
Ronadio mengarahkan Saviera berjalan terlebih dahulu, Saviera tersenyum dan langsung bangkit dari duduknya. Lalu, keduanya berjalan keluar rumah. Mobil sudah siap di halaman rumah, Ronadio dan Saviera menuju mobil.
Ronadio membuka pintu mobil untuk Saviera, Saviera pun masuk mobil dan tak lupa berterima kasih kepada Ronadio. Setelahnya, Ronadio menyusul masuk ke dalam mobil, duduk dibagian kemudi dan ia menancapkan gas.
Di sepanjang perjalanan menuju tempat acara, Ronadio terus melirik perempuan di sampingnya, melirik Saviera terasa seperti candu untuknya. Saviera yang sedari tadi merasa terus dilirik akhirnya menoleh pada Ronadio.
"Kenapa lirik aku terus?" Saviera bertanya sambil memindai penampilannya, ia sadar sedari tadi Ronadio terus melirik tampilannya.
"Penampilan kamu terlalu cantik, kolegaku pasti banyak yang melirik kamu nanti di tempat acara." jawab Ronadio.
"Melirik ga ada salahnya karena mereka punya mata." balas Saviera.
"Tapi aku ga rela."
"Kenapa ga rela?"
"Aku mau kecantikan kamu hanya bisa dinikmati aku, ga ada orang lain yang boleh menikmati." Saviera hanya menggeleng, tak habis pikir mendengar ucapan Ronadio, "Nanti di tempat acara kamu harus selalu dampingi aku ya, harus selalu ada di sampingku. Jangan pernah jauh dari aku." sambung Ronadio.
"Iya, tenang aja. Lagipula aneh juga kalau tiba-tiba aku dampingi kolega kamu." ceplos Saviera. Ronadio tertawa kecil mendengarnya.
Setelah beberapa saat di perjalanan, Ronadio dan Saviera akhirnya sampai di salah satu hotel bintang lima yang berada di pusat Edinburgh, tempat acara pertemuan kolega berlangsung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Similar Face
RomantizmBagai keajaiban yang datang tak terduga, bagai bencana yang datang tak disangka. Begitulah pertemuan mereka, terjadi begitu tiba-tiba. Setiap manusia sudah digariskan takdirnya masing-masing, semuanya sudah ditulis dan dirancang dengan mendetail ole...