Saat ini, pukul 19.00 waktu Skotlandia, Ronadio melangkahkan kaki menuju kamar Saviera. Ronadio ingin mengajak Saviera makan malam karena sekarang sudah waktunya makan malam.
Tok.. tok..
Ronadio mengetuk pintu kamar Saviera terlebih dahulu sebelum ia masuk. Beberapa saat kemudian, terdengar jawaban dari dalam kamar. Ronadio pun bergegas masuk ke dalam kamar
"Dinner time" ucap Ronadio sambil mendekat ke Saviera yang sedang duduk di bed
"Kamu duluan aja, aku belum lapar"
"Ga boleh ada kata belum lapar kalau tinggal se-rumah denganku. Kalau udah waktunya makan, ya harus makan sama-sama." jawab Ronadio yang sudah berdiri tegap di samping Saviera
"Tapi aku betul-betul belum lapar, Ron"
"Kamu harus minum obat, jadi harus makan. Ayo ke bawah dulu, atau mau makan di sini aja?"
"Huft.. ke bawah aja makan sama-sama."
"Okay, gendong?" tanya Ronadio
"Jalan sendiri." jawab Saviera
Setelah itu, Saviera dengan perlahan bangkit. Perutnya terasa sangat nyeri, tapi ia tetap memaksakan. Ronadio membiarkan saja Saviera berjalan, ia mengikuti Saviera dari belakang.
Pada saat ingin menuruni anak tangga, Saviera terlihat sedikit ragu untuk melangkah. Tanpa persetujuan Saviera, Ronadio langsung mengangkat tubuh Saviera untuk ia gendong
"Ron—" ucapan Saviera terpotong
"Aku gendong cuma untuk turun tangga, ga usah geer" ujar Ronadio dan langsung menuruni anak tangga, "Maaf ya di rumah ini ga ada lift, semuanya terlalu cepat terjadi, bahkan aku beli rumah ini tiba-tiba. Besok biar di renov." sambungnya
"Ga perlu renov, rumahnya sangat okay. Kalau cuma karena lift, aku juga pasti sembuh dan bisa naik turun tangga seperti biasa." Ronadio tak membalas ucapan Saviera, ia hanya mengangguk.
Ronadio menurunkan Saviera tepat saat pijakkan anak tangga terakhir, Saviera segera melanjutkan langkahnya menuju ruang makan dengan sangat hati-hati, Ronadio mengikutinya.
Setelah sampai ruang makan, Ronadio dan Saviera langsung memulai makan malam mereka. Sampai akhirnya, 30 menit berlalu, makan malam telah selesai. Saviera dan Ronadio sedikit berbincang, tak langsung meninggalkan ruang makan.
"Selama kamu di sini, kantor kamu gimana?" tanya Saviera dengan menatap Ronadio yang duduk tepat berhadapan dengannya
"Bisa diatur, aku ga begitu khawatir tinggalkan kantor di Indonesia karena ada Naresha yang handle. Mungkin nanti aku akan handle hal yang memang urgent aja. But i also have work here, so i'll probably focus more on work here. Biar aja yang di sana Naresha dan Jordy PA ku yang urus."
"Do you have a subsidiary here?" tanya Saviera
"Yes, i have a subsidiary here, tapi bukan di sektor yang sama dengan perusahaan di Indonesia. Ga ada yang tau juga tentang subsidiary di sini, hanya orang-orang tertentu dan pegawai yang bertugas di sini yang tau." jawab Ronadio
"Ahh i see, pasti kamu sengaja menyembunyikan subsidiary di sini because just in case something happens pada perusahaan kamu di Indonesia kan?" Saviera memicingkan matanya
"Bisa dibilang begitu" sahut Ronadio
"Cukup cerdas" timpal Saviera
"HAHAHA" tawa mereka berdua.
Setelah sedikit berbincang, Saviera dan Ronadio pun bergegas pergi meninggalkan ruang makan.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Similar Face
RomanceBagai keajaiban yang datang tak terduga, bagai bencana yang datang tak disangka. Begitulah pertemuan mereka, terjadi begitu tiba-tiba. Setiap manusia sudah digariskan takdirnya masing-masing, semuanya sudah ditulis dan dirancang dengan mendetail ole...