9

1.2K 127 1
                                    

Pagi hari, pukul 07.30, Saviera sedang sibuk bermonolog dengan macbooknya. Saviera sedang melakukan virtual meeting urgent bersama staff Quello di Vier. Saat ini, ia sedang berada di kamar, kamar Roxadia di rumah sang puan.

Kemarin Saviera dan Ronadio tidak kembali ke Jakarta, mereka memutuskan beristirahat di rumah Roxadia untuk satu malam. Lebih tepatnya, Ronadio yang meminta untuk kembali ke rumah Roxadia karena ia ingin beristirahat di sini.

50 menit Saviera fokus dengan virtual meeting yang ia laksanakan, akhirnya virtual meeting pun selesai. Saviera segera menutup macbooknya, Saviera lalu membereskan semua barangnya dan mengarahkan tubuhnya untuk keluar kamar.

Saviera membawa langkahnya ke lantai dasar, ia menuju ruang makan untuk sarapan karena tadi pelayan menghampirinya dan berkata jika Ronadio menunggunya untuk sarapan di ruang makan. Tak lama, Saviera pun sampai ruang makan.

"Dari mana aja? Kenapa ga langsung turun?" Begitulah pertanyaan sambutan yang dilontarkan Ronadio kepada Saviera.

"Kamu udah selesai sarapan?" Bukan menjawab, Saviera malah bertanya sebagai usaha untuk mengalihkan pertanyaan Ronadio.

"Udah, 40 menit aku tunggu kamu tapi kamu ga datang-datang." jawab Ronadio, "Cepat, sarapan." sambung Ronadio. Setelahnya, ia langsung bangkit dan berlalu begitu saja.

Saviera pun memulai sarapannya didampingi oleh satu pelayan di sisinya. Saviera merasa ada yang aneh dengan Ronadio, Ronadio seperti menunjukan sikap dinginnya kepada Saviera.

20 menit berlalu, Saviera akhirnya menyelesaikan sarapannya. Saat Saviera hendak beranjak dari ruang makan, handphonenya berdering menampilkan nama Polixa.

📞 Polixa is calling..

"Halo, Savier," ucap Polixa.

"Halo," balas Saviera.

"Gue dapat kabar dari Naresha, katanya lo dan Ronadio semalam ga pulang? Ronadio ajak lo ke peak ternyata ya? Kenapa lo ga kasih kabar ke gue?" Polixa menginterogasi Saviera.

"Iya, Ronadio ajak gue ke peak dan sekarang kita masih di peak, nginap di rumah Oxa. Maaf gue ga kasih kabar, soalnya handphone gue baru ada signal pagi ini." jawab Saviera sejujurnya.

"Tapi semuanya okay kan, Sa?"

"Okay, tenang aja."

"Kondisi Ronadio gimana?" tanya Polixa.

"Sering merasa sakit kepala, tapi cuma beberapa saat aja, ga berlangsung lama."

"Itu pasti terjadi saat lo berusaha mengingatkan dia tentang yang sebenarnya terjadi kan?"

"Iya,"

"It's normal, ga ada yang perlu dikhawatirkan."

"Eh, Polix, Gue merasa Ronadio udah mulai sadar kalau gue bukan Oxa," ucap Saviera tiba-tiba.

"Kenapa bisa merasa gitu?" tanya Polixa.

"I feel that Ronadio's behavior towards me has started to change, gue merasa sikapnya mulai kembali seperti saat kondisinya normal."

"This is very good news, semoga perasaan lo benar ya, Sa. Lo perlahan tetap bantu Ronadio ingat tentang yang sebenarnya terjadi, tapi harus perlahan, karena kalau dipaksakan bisa membawa bad things untuk Ronadio-nya."

"Gue selalu berusaha bantu semampunya."

"Ya, i know. Thank you and sorry karena gue lo jadi ada di situasi ini, Sa." Ujar Polixa. Sedari awal, Polixa sebetulnya enggan menjerumuskan sahabatnya ke dalam masalah Ronadio, tapi, ia tidak bisa berbuat hal lain.

Similar FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang