Setelah kepergian Polixa, Saviera bergegas ke ruangannya. Saat ini, ia sedang berkutat dengan macbook untuk merecheck laporan keuangan. Urusan keuangan Quello di Vier ini, memang sepenuhnya dikendalikan oleh Saviera.
Setelah lama berkutat dengan macbook, pukul 16.00 Saviera memutuskan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaannya. Saviera menutup macbook dan merapikan seluruh barangnya. Saviera membawa tubuhnya keluar ruangan pribadinya
Saviera berniat untuk ke Italian Restonya di lantai dua. Karena ruangan pribadinya berada di lantai tiga, jadi Saviera menggunakan lift untuk turun. Saviera segera memasuki lift dan menekan tombol untuk sampai ke lantai tujuannya.
Quello di Vier ini memiliki tiga lantai, di lantai dasar dikhususkan untuk Bakery, di lantai dua dikhususkan untuk Italian Resto sedangkan di lantai tiga dikhususkan untuk ruangan pribadi atau ruangan kerja Saviera, area khusus Saviera.
Ting..
Bunyi lift terbuka ketika Saviera telah sampai di lantai dua, harum hidangan terasa sangat memanjakan indera penciuman. Perut yang tadinya tidak lapar seketika meronta meminta asupan. Italian restonya ini sangat ramai
Para pegawai yang melihat kehadiran Saviera menunduk hormat dan menyapanya dengan santun. Saviera terlihat sangat cantik, anggun dan memiliki kharismatik tersendiri sehinga seluruh pasang mata tak lepas memperhatikan sang puan.
"Maaf Bu Saviera, kenapa ke sini? di sini ramai loh bu. Apa ada yang ibu butuhkan?" tanya pegawai. Pasalnya Saviera memang sangat jarang untuk sekedar memasuki area lantai dua ini. Ia biasanya berada di lantai dasar, di bakery
"Saya ga butuh apapun, lagi mau ke sini aja. Hari ini kayanya lebih ramai dari hari biasanya ya? atau hanya perasaan saya?" Saviera memindai seluruh ruangan yang sangat luas tersebut
"Iya bu, hari ini memang lebih ramai dari hari biasanya karena Quello di Vier sedang dipakai untuk pertemuan antar perusahaan." balas pegawai
"Oh, ya ampun saya lupa. Padahal Pak Richard (Manager Quello di Vier) sudah kasih kabar kalau hari ini ada pertemuan antar perusahaan di sini"
"Ibu terlalu sibuk jadi lupa deh. Yasudah bu, kalau begitu saya permisi mau melanjutkan pekerjaan" pamit pegawai dan diberi anggukan kepala serta senyum manis oleh Saviera.
Setelah kepergian pegawai tersebut, Saviera melangkahkan kakinya ke area lebih dalam. Senyumnya tak pudar menyapa para pengunjung, sampai akhirnya pandangannya bertemu dengan seseorang 'Ronadio?' batin Saviera
Dengan gerakan cepat, Saviera mengalihkan pandangannya, ia tidak ingin Ronadio mengira dirinya Roxadia kembali. Jujur saja Saviera tidak menyukai ketika dirinya dianggap sebagai orang lain seperti kemarin. Ketika ia hendak beranjak, ada suara yang memanggil namanya
"Saviera!"
Sial.. siapa yang memanggil? pergerakan Saviera pun terhenti. Suara yang tidak asing untuk Saviera. Suara siapa itu? suara Naresha, sahabat Ronadio. Dengan perlahan Saviera menoleh ke sumber suara, mencari keberadaan Naresha
"Saviera, here!" Naresha memanggilnya kembali. Ternyata Naresha duduk tak jauh dari Ronadio. Astaga.. apa ia harus menghampiri? karena merasa tidak enak, akhirnya Saviera menghampiri
Saviera membawa langkah cantiknya mendekat menuju Naresha yang sedang duduk disatu meja yang terdapat beberapa orang, tentu ada Ronadio di meja tersebut. Ronadio duduk diseberang Naresha, tepat berhadapan dengan sang puan
"Hi sa, kamu kenapa bisa ada di sini?" sapa Naresha dengan merangkul Saviera sesaat
"Hi na, kebetulan aku—" belum sempat Saviera melanjutkan ucapannya, datang seorang pegawai menghampiri Saviera
KAMU SEDANG MEMBACA
Similar Face
RomanceBagai keajaiban yang datang tak terduga, bagai bencana yang datang tak disangka. Begitulah pertemuan mereka, terjadi begitu tiba-tiba. Setiap manusia sudah digariskan takdirnya masing-masing, semuanya sudah ditulis dan dirancang dengan mendetail ole...