Semilir angin pagi secara bergantian menerpa wujud seorang lelaki yang sedang termenung di halaman sebuah mansion, lelaki tersebut adalah Ronadio. Pukul 08.00 waktu Italia, Ronadio sedang berdiri tegap di tepi kolam renang sambil menatap bangunan klasik yang sangat cantik, salah satu property peninggalan sang Ibu mertua.
Pikiran Ronadio membawanya berkelana ke masa lalu, Ronadio membayangkan betapa banyak sukacita yang telah perempuannya dan kedua orang tuanya habiskan dibangunan ini. Mansion ini adalah saksi dari berjuta kebahagiaan yang telah perempuan pujaan hatinya lalui. Bangunan indah nan elok, dengan design klasik yang memiliki halaman dan suasana yang luar biasa.
Karena bangunan ini adalah bangunan lama, umurnya bahkan jauh lebih tua dari Saviera, jadi design bangunannya memang terlihat sangat kuno, tidak seperti luxury mansion pada zaman sekarang. Dari depan pun mansion tersebut terlihat biasa saja dan tidak terlalu luas, tetapi jika sudah masuk ke bagian dalamnya, mansion tersebut benar-benar terlihat sangat luar biasa bak sebuah kerajaan disudut kota, Ronadio bahkan tak dapat menjelaskannya dengan kata-kata.
Ronadio benar-benar merasakan ketenangan yang teramat kala menginjakkan kaki di mansion tersebut, ia seperti terseret masuk ke dalam dunia yang belum pernah ia rasakan. Bukan hanya keindahan mansion yang membuat ketenangan hadir dalam hati, jiwa dan raganya, tetapi juga karena kemenawanan suasana disekitarnya. Suasana yang tidak pernah Ronadio rasakan di negara kelahirannya, Ronadio menyukai semua hal yang ada dihadapannya.
Di tengah pikirannya yang sedang berkelana, Ronadio merasakan tubuhnya menghangat, ia merasakan jika saat ini ada seseorang yang mendekap tubuh tegapnya dari belakang dengan penuh kasih sayang. Lengkungan di bibir Ronadio timbul, Ronadio tersenyum manis, ia tahu betul jika saat ini yang sedang mendekap erat tubuhnya adalah istri tercintanya, warna di dalam hidupnya, nyawa yang membawa kesenangan untuknya, seseorang yang tadi ia tinggalkan di dalam mansion begitu saja, Saviera.
"Selamat pagi," Tepat sekali, sapaan dari suara indah yang sangat Ronadio sukai melantun merdu di telinganya, suara indah milik perempuannya. Datang dari mana perempuannya ini, Ronadio tak menyadari saat Saviera keluar mansion.
"Selamat pagi," Ronadio mengelus lembut kedua tangan Saviera yang melingkar di perutnya
"Do you love me?" Saviera bertanya dengan suara yang sangat lembut
Ronadio mengerutkan dahi, ia bingung dengan pertanyaan Saviera, "Yash, of course." Ronadio mengeratkan dekapan Saviera, ia menarik kedua tangan sang puan penuh kelembutan
"Tell me,"
"I love you."
"How much do you love me?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Similar Face
RomanceBagai keajaiban yang datang tak terduga, bagai bencana yang datang tak disangka. Begitulah pertemuan mereka, terjadi begitu tiba-tiba. Setiap manusia sudah digariskan takdirnya masing-masing, semuanya sudah ditulis dan dirancang dengan mendetail ole...