Pukul 19.30, Ronadio masih duduk dengan gelisah di ruang tamu rumah Saviera, Ronadio masih menunggu Saviera pulang. Sejak tadi siang, sehabis menghubungi Ronadio, Saviera belum kunjung kembali pulang ke rumah
"Pak Ronadio, lebih baik bapak makan malam terlebih dahulu. Sedari tadi bapak hanya duduk di sini, bahkan ga minum sama sekali" ucap Bu Hera menghampiri Ronadio di ruang tamu
"Saya mau di sini sampai Saviera pulang"
"Kalau begitu bapak minum dulu, air mineral dan teh hangat yang saya buatkan aja masih utuh"
"Iya bu, nanti saya minum" ujar Ronadio. Bu Hera membalas dengan anggukan
"Mohon maaf jika terkesan lancang, tapi saya ingin menyampaikan, apapun yang sedang Pak Ronadio dan Non Savier lalui, semoga segera mendapat titik temu yang baik. Hidup itu seperti gunung, sulit untuk didaki, tetapi begitu sampai puncak pemandangannya indah. Saya yakin ada hal indah yang akan menghampiri Pak Ronadio dan Non Saviera didepan sana."
Ronadio membalas ucapan Bu Hera dengan senyuman. Setelahnya, Bu Hera segera berlalu. Tak lama dari sepeninggalan Bu Hera, tampak perempuan cantik yang sedari tadi Ronadio tunggu berada di ambang pintu sedang menatapnya
"Sa" lirih Ronadio menatap dalam Saviera. Ronadio segera mendekat kepada Saviera, "Kamu darimana? aku tunggu kamu pulang sejak siang, aku khawatir" sambung Ronadio.
Tatap Ronadio dan Saviera terkunci, mereka saling memandang tanpa kata. Tangan Ronadio terangkat mengelus pipi mulus Saviera, Saviera lalu menggenggam tangan Ronadio yang sedang mengelus pipinya
"Maaf" lirih Saviera. Ronadio langsung menarik Saviera masuk ke dalam dekapannya
"Jangan pernah pergi tanpa berucap apapun lagi" Ronadio berucap lembut tepat ditelinga Saviera. Saviera mengangguk dalam dekapan.
Ronadio tersenyum. Saviera, perempuan pujaan hatinya yang paling ia cintai akhirnya kembali pulang ke dekapannya. Kelegaan menyelimuti hatinya, Ronadio sangat bahagia
Ronadio memejamkan mata merasakan dekapan hangat Saviera pada tubuhnya, dekapan Saviera akan menjadi kesukaannya mulai saat ini. Tak lama, dekapan pun dilepas oleh Saviera, "Kamu pasti belum bersih-bersih kan sedari sampai Indonesia?" tanya Saviera
"Kok tau?" sahut Ronadio
"Bau soalnya" jawab Saviera menutup hidung
"Enak aja! aku ga pernah bau walaupun ga mandi seminggu sekalipun" balas Ronadio
"Masa?" tanya Saviera
"Cium aja kalau ga percaya" Ronadio menyodorkan pipinya mendekat kepada Saviera
"Modus!" Saviera menepuk lembut pipi Ronadio
"HAHAHA" Ronadio tertawa geli, "Yaudah aku bersih-bersih dulu deh biar ga dibilang bau sama kamu" ujar Ronadio
"Aku bercanda, ga bau kok. Tapi kamu kelihatannya memang butuh bersih-bersih, wajah kamu kusut, penampilan kamu juga berantakan" ucap Saviera
"Sedari siang Pak Ronadio gelisah, Non, duduk di ruang tamu nunggu, Non, pulang sampai ga menyempatkan diri bersih-bersih. Ibu ambilkan air mineral dan buatkan teh hangat saja belum disentuh sama sekali" timpal Bu Hera yang tiba-tiba sudah didekat Saviera dan Ronadio
"Iya, Ron?" tanya Saviera menatap Ronadio
Ronadio menganggukan kepalanya, "Sorry" Saviera mengelus lengan Ronadio, Ronadio balas mengelus lengan Saviera lembut
"Pak Ronadio juga belum makan dari siang, Non" ucap Bu Hera kepada Saviera
Saviera menghela nafas, ia segera menggandeng tangan Ronadio dan membawanya ke ruang makan. Saviera mendudukan Ronadio dikursi meja makan, ia pun ikut duduk disebelahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Similar Face
RomanceBagai keajaiban yang datang tak terduga, bagai bencana yang datang tak disangka. Begitulah pertemuan mereka, terjadi begitu tiba-tiba. Setiap manusia sudah digariskan takdirnya masing-masing, semuanya sudah ditulis dan dirancang dengan mendetail ole...