34

1.4K 151 46
                                    

Suara percikan gerimis terdengar begitu jelas di indera pendengaran, menjadikan suasana pagi hari yang terlihat berawan ini menjadi sangat syahdu. Kesyahduan tersebut setia mendampingi sepasang suami istri yang pagi ini sedang melakukan rutinitas mereka, sarapan bersama di ruang makan yang sangat megah dan mewah

Keheningan mendekap erat Saviera dan Ronadio selama sarapan berlangsung, tak ada sedikitpun suara yang keluar dari mulut mereka. Ronadio sesekali membawa pandangannya menatap Saviera yang terlihat sibuk dengan sarapannya, entah sejak kapan memperhatikan Saviera saat ia sedang makan menjadi kegemaran Ronadio

Menurut Ronadio ketika Saviera sedang makan, ia terlihat sangat menggemaskan. Saviera selalu fokus dan menikmati makanan yang tersaji, pipinya menggembung saat makanan masuk ke dalam mulutnya, dan ekspresinya selalu mendeskripsikan rasa makanan yang sedang ia makan, Ronadio benar-benar sangat menyukai semua itu.

Setelah Saviera memasukan suapan terakhir ke dalam mulutnya, ia menyadari jika sorot mata tajam nan teduh lelakinya sedang menatapnya. Saviera melirik piring Ronadio, ternyata piring tersebut sudah kosong. Saviera berucap, "Kamu mau nambah? sini biar aku bantu" Saviera hendak mengambil piring Ronadio, tapi tertahan

"Kamu pikir muatan aku sebesar apa, Savier? aku udah kenyang, perutku udah penuh" Ronadio berucap dengan suara serak lembutnya

"Terus kenapa kamu tatap aku? aku pikir kamu lagi kasih kode minta nambah"

"Aku tatap kamu bukan karena minta nambah, aku lagi takjub aja karena dengan begitu baiknya, Tuhan berikan aku istri full package nan luar biasa bak bidadari surga seperti kamu."

Saviera yang mendengar ucapan Ronadio tersenyum malu, wajahnya bersemu. Mendapati ucapan manis seperti itu dari lelaki tercintanya, membuat rasa gembira mengobar didalam hatinya. Saviera merasa seperti ada kupu-kupu yang sedang berterbangan dalam dirinya, apa Saviera sedang mengalami butterfly era? yap, sepertinya begitu.

Ronadio yang melihat Saviera hanya tersenyum malu dengan wajah bersemu merah pun dibuat gemas, apa tidak bisa sehari saja Saviera tidak membuat hatinya dag dig dug ser? memandang senyum cantik Saviera membuat hati Ronadio ingin jatuh ke lantai. Sudah beberapa bulan menikah, hati Ronadio masih sulit dikondisikan.

Ronadio segera bangkit dari kursinya, lalu tanpa disangka ia langsung mendekatkan diri pada Saviera dan memberikan kecupan bertubi-tubi pada wajah cantik belahan jiwanya tersebut. Saviera tertawa geli saat bibir Ronadio terus menempel ke berbagai sisi wajahnya, ia tidak menduga akan serangan tiba-tiba yang Ronadio berikan kepadanya

"Ron, hahaha geli!" seru Saviera sambil berusaha menjauhkan wajah Ronadio dari wajahnya. Ronadio menghiraukan, ia terus saja mengecupi wajah Saviera tanpa ampun.

Setelah merasa puas, barulah Ronadio berhenti. Ronadio menyempatkan mengecup punggung tangan Saviera terlebih dahulu, lalu menjauhkan diri dan menatap wajah Saviera. "Mm.. nikmat" gumam Ronadio seraya memasang wajah puasnya

"Nikmat nikmat!" Seru Saviera. Ia langsung menetralkan wajahnya yang memerah, Ronadio memang sangat ahli membuat wajah Saviera merona. "Minimal minum dulu, mulut kamu masih bau sarapan yang kamu makan" sambungnya

"Oh sorry, lupa kalau belum minum hehehe" Ronadio memberikan cengirannya. Setelahnya, ia segera minum air mineral yang tersedia.

Ronadio memperhatikan penampilan Saviera dari ujung kaki sampai ujung kepala, Saviera sudah sangat rapi, "Kamu mau langsung on the way ke Quello di Vier?" tanya Ronadio

"Tadinya iya" jawab Saviera

"Kenapa tadinya?"

"Karena sekarang ga jadi"

Similar FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang