42

698 87 37
                                    

Gemuruh air yang turun dari langit disertai kilatan petir terus bergantian menampakkan hadirnya, kedua kuasa Tuhan tersebut sangat setia mendekap erat sore hari Saviera yang senyap, sepi, nan sunyi. Saat ini waktu menunjukkan pukul 16.30, satu jam sudah mata Saviera menatap hujan deras dan cahaya petir di luar mansion melalui kaca jendela, ia pun tak henti memfokuskan matanya ke arah gerbang mansion, Saviera sedang menanti kepulangan lelaki tercintanya, Ronadio.

Tiga hari ini Saviera merasa hampa, alasannya apa? karena Ronadio meninggalkannya di mansion hanya bersama janin di dalam kandungannya. Ke mana Ronadio? sudah tiga hari Ronadio melakukan perjalanan bisnis ke Edinburgh, Skotlandia, sekaligus mengunjungi subsidiarynya di negeri mistik tersebut. Tetapi tidak perlu khawatir, Ronadio akan sesegera mungkin melenyapkan kehampaan Saviera. Ronadio pulang ke Italia hari ini, ia pun telah berjanji akan sampai di mansion pada sore hari ini.

Tiga hari terasa sangat lama bagi Saviera, setiap waktu Saviera habiskan untuk menabung celengan rindu pada lelakinya. Saviera merindukan Ronadio, tak sedetikpun bayangan Ronadio tak menghantui. Ronadio selalu tampak di setiap detik jam dinding yang Saviera lalui, suara Ronadio seperti radio rusak yang berulang kali terputar di telinganya, api kerinduan pun mengobar dan menjalar hebat di dalam dirinya. Saviera sampai terheran-heran pada dirinya sendiri, apakah efek samping dari merindu sebegitu dahsyat seperti ini?.

JGEEER!

Petir besar yang dibersamai dengan kilatan cahaya mengagetkan Saviera yang sedang berdiri seraya melamun di dekat jendela, melamuni lelaki pujaan hatinya. Saviera spontan langsung mundur, ia menjauhkan diri dari kaca jendela besar yang berada tepat dihadapannya.

Saviera menatap ke arah perutnya kala merasakan ada pergerakan secara tiba-tiba dari dalam perut besarnya. Saviera tersenyum, elusan lembut ia berikan pada perutnya, ucapan penuh kasih sayang pun keluar dari mulutnya, "Kalian kaget ya? it's okay, my sweetheart, itu cuma petir."

Wait.. kalian? yap, itu tandanya lebih dari satu. Ada dua janin yang berkembang di dalam perut Saviera, Saviera dan Ronadio di karuniai baby kembar yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Janin tersebut saat ini sudah berusia 36 minggu. Jangan heran mengapa bisa Saviera dan Ronadio dikaruniai anak kembar, tentu faktor utamanya dari genetik Ronadio yang juga terlahir ke dunia sebagai anak kembar.

Saviera dan Ronadio telah siapkan nama untuk kedua baby mereka, baby laki-laki akan mereka beri nama 'Isacco Alessandro Ozzie', sedangkan baby perempuan 'Isabella Carlotta Ozzie'. Kedua nama tersebut adalah nama yang Saviera dan Ronadio rangkai sedemikian rupa, tentu dengan penuh cinta. Saviera dan Ronadio menginginkan nama terindah untuk buah hati mereka, nama tersebut lah yang paling disuka.

Shhh..

Rintihan halus Saviera keluarkan saat rasa sakit hinggap diperutnya, sakit yang sudah beberapa kali muncul. Saviera melangkah menuju bed, ia lalu mendudukkan diri di bed. Saviera mengatur rasa sakit dengan menghirup udara dari hidung dan menghembuskan udara dari mulut.

Saviera menatap perutnya, "Baby, harus jadi anak baik ya. Tunggu sebentar, sebentar lagi Padre pulang, nanti kalian dielusin sama Padre." Saviera berujar kepada janin di dalam perutnya, sambil mengelus lembut seluruh sisi perutnya.

•••

Satu jam kemudian akhirnya mobil Ronadio memasuki gerbang belakang mansion, sopir memberhentikan mobil tepat di halaman mansion. Keamanan dengan sigap berlari menghampiri mobil Ronadio untuk membukakan pintu mobil, tak lupa keamanan tersebut memayungi Ronadio karena hujan belum juga menunjukkan tanda untuk berhenti. Ronadio dan keamanan melangkah bersama menuju teras, setelah sampai teras Ronadio berterima kasih kepada keamanan.

Similar FaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang