Gemuruh petir bersautan di tengah hujan yang berjatuhan. Langit mendung tidak menampakkan bintang bercahaya seperti biasanya malam jika datang menyapa. Sudah satu jam Jungkook berdiam diri di dalam mobil mewah nya. Ia tatap gang sempit yang begitu sepi di depan mata. Ada keraguan di dalam hati Jungkook, bagaimana jika gadis yang lima tahun lalu ia renggut kehormatan nya marah saat Jungkook datang dan ingin bertemu putri nya.
Bagaimana jika lalisa mengatakan pada Launa kalau ayah nya adalah manusia terjahat di dunia. Walau memang begitu kenyataan nya, tapi Jungkook tidak mau Launa membencinya. Jangan sampai begitu.
Lima tahun, apakah itu waktu yang cukup untuk menyembuhkan luka hati lalisa? Lima tahun, apakah bisa lalisa membiarkan nya mengaku sebagai ayah dari Launa? Sepertinya, orang gila saja tidak mau menerima seseorang yang pernah menyakitinya begitu parah.
Jungkook mengerutkan dahi, ia pijat pelipis mata karena merasa gundah akan semua situasi sulit yang ia hadapi. Jungkook ingin bersama putri nya. Memberikan Launa apapun yang dia minta. Lihat lah, ayah mana yang tidak terluka saat melihat gadis kecil nya bersikap seperti orang yang susah. Ayahnya kaya raya, ayah nya punya segalanya. Launa harusnya hidup seperti tuan putri di mansion nya bukan seperti anak kecil yang harus memahami kemiskinan ibunya.
Si miskin itu tidak pantas merawat Launa, batin Jungkook.
Hujan belum mau berhenti, Jungkook menatap jam di tangan nya. Sudah pukul tujuh malam dan dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Jungkook keluar dari mobil nya, ia berjalan pelan memasuki jalanan kumuh yang tidak ia sangka keturunan keluarga Jeon akan menjadi salah satu orang yang tinggal di sini. Bahkan pelayan nya saja masih memiliki rumah lebih layak dari pada tempat tinggal Launa dan lalisa.
Hentakan kaki Jungkook terhenti di sebuah rumah. Bangunan kecil berada di ujung gang dengan pintu kayu yang sudah sedikit usang. Jungkook mengepal kuat tangan nya dan berusaha memberanikan diri untuk mengetuk pintu kayu itu. Bukan, bukan dia takut pada kesalahan nya lima tahun lalu. Tapi dia takut lalisa memberitahu Launa segala kejahatan nya.
Tok Tok Tok [suara pintu kayu itu terdengar di ketuk pelan]
Jungkook menelan payah saliva nya. Ia tatap ke kanan dan kiri para tetangga di sini masih menutup pintu rumah mereka. Ada sedikit kekhawatiran bagaimana jika lalisa berteriak dan mempermalukan dirinya. Semoga saja tidak, atau Jungkook akan hilang kendali dan berakhir melenyapkan nya, gumam hati Jungkook.
Pintu kayu itu perlahan terbuka. Suara deret nya yang sedikit nyaring membuat Jungkook menajamkan mata nya. Ia membuka sedikit bibir tipis itu saat orang pertama yang ia lihat adalah gadis yang sama yang pernah ia renggut kegadisan nya lima tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...