{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun.
Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...
Tidak ada yang dilakukan Lalisa. Ia hanya duduk diam di ruang tengah bersama kedua orang tua suaminya. Namjoon dan Karina pun masih ada di sana. Seakan mereka ingin mencari tahu apa yang akan diperbuat Jungkook untuk menyelesaikan masalah ini. Lalisa tidak banyak bicara. Setelah menyiapkan Launa ia langsung menunggu Jungkook di ruang tengah bersama mereka. Besar harapan Lalisa agar pemimpin perusahaan Rusia itu mau mengindahkan permintaan suaminya.
Sesekali, mata mereka memandang kearah yang sama. Ambang pintu utama yang terbuka namun tidak ada perawakan sang pemilik masalah ada di ujung pintu nya. Lalisa menghela nafas pelan, ia menunduk seraya menautkan jari-jemari lentik karena rasa khawatir yang begitu besar pada suaminya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa kalian pikir Riedl akan mau menyetujui kesepakatan kedua nya? Itu mustahil, mengingat betapa banyak harta yang ia dapatkan"
Lalisa memandang kearah Namjoon. Ia sudah pun menceritakan segalanya tentang niat mereka untuk berjuang sekali lagi. Namun harus ada yang mereka dapati terlebih dahulu, yaitu persetujuan Riedl tentang perpanjangan waktu proyek nya. Namjoon begitu pesimis dengan ide anak dan menantunya. Pebisnis bodoh mana yang mau melepaskan berlian hanya karena takut menjalani proses hukum yang mungkin hanya menyita waktu beberapa bulan saja.
"Aku pikir akan berhasil Dadd, aku yakin tuan Riedl tidak mau mengorbankan perusahaan nya yang di Rusia hanya karena harta yang belum tentu ia menangkan di pengadilan nanti"
"Oh, jika sudah mendapat persetujuan dari mana kalian uang untuk meneruskan proyek pembangunan itu? Hanya satu bulan Lisa, Jungkook tentu memerlukan dua bahkan tiga kali lipat tenaga kerja. Kalian sudah tidak ada uang. Apapun tidak bisa kalian jual"
Lalisa membasahi bibirnya mendengar cercaan pertanyaan dari Namjoon. Pertanyaan yang di telinga terdengar seperti menyepelekan bukan rasa ingin tahu karena kekhawatiran dari orang tua tentang masalah anak-anak mereka.
"Aku yakin pasti ada jalan keluar. Kami memiliki beberapa won lagi untuk mengatur nya"
"Jangan berpikiran terlalu sederhana Lalisa. Apa kau pikir itu cukup?" Ucap Karina "Kita sedang membicarakan proyek bernilai triliunan bukan tentang uang sekolah Launa yang hanya berkisar jutaan won!"
Lalisa memandang kearah pintu itu lagi. Ia berharap Jungkook cepat menyelesaikan percakapan dengan Riedl agar bisa duduk di sini, bersamanya. Berada beberapa saat di dekat orang tua Jungkook ternyata setidak nyaman ini. Lalisa tidak tahu apa yang dialami suaminya itu saat harus berhadapan dengan orang tua yang tidak memberikan kedamaian sama sekali.
Tak!
"Ini, ambil lah"
Lalisa melihat kearah meja. Ada beberapa tumpuk uang yang terikat. Sangat banyak, sampai Lalisa tidak bisa menebak jumlah nya dengan pasti. Ia melirik kearah Namjoon yang mengeluarkan uang-uang itu dari dalam tas yang ia bawa, dan Lalisa perhatikan wajah Karina seolah meminta Lalisa mengambil nya dengan paksa.