34. 𝓣𝓱𝓮 𝓣𝓻𝓾𝓽𝓱 🕊️

3.1K 424 480
                                    

🥀"Kenapa paman malah-malah?"

🥀"Paman enggak malu bawa Lala jalan-jalan?"

🥀"Es kelim nya enak, Lala sukak. Makasih ya paman"

🥀"Bagaimana kalo paman yang jadi Daddy nya Lala?"

🥀"Lala lop yu Daddy"

Seakan tidak ada yang bisa menghilangkan kesedihan Jungkook. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, ia hanya diam terpaku menggenggam satu tangan mungil dari putrinya. Jungkook tidak bicara, ia tidak terisak seperti saat berteriak memanggil nama Launa. Jungkook menatap wajah pucat gadis kecil itu dengan tatapan hancur nya.

Masih santar diingatan Jungkook pertemuan pertama mereka beberapa bulan yang lalu. Masih belum bisa Jungkook lupakan keluguan malaikat kecil yang bisa membungkam sisi keiblisan yang sudah bersemayam sejak dulu.

Jungkook ingin bertanya pada Tuhan hari ini, kesalahan sebesar apa yang sedang coba Tuhan ingatkan sampai hukuman nya seberat ini. Apa kesalahan putri kecil nya sampai penderitaan yang Tuhan berikan terlalu besar bagi tubuh lemah nan ringkih itu. Kenapa bukan dia saja, kenapa bukan Jungkook yang menanggung segalanya? Bisakah mengirim rasa sakit Launa pada dirinya? Bisakah bangunkan putrinya dan buat Launa tidak merasakan sakit apa-apa. Jungkook menitihkan air matanya lagi saat mengingat wanita yang begitu ia cintai pun sedang menanti kabar putri mereka.

Apa yang harus Jungkook jelaskan pada Lalisa nanti?

Suara gaduh dari roda brankar rumah sakit terdengar. Gerak cepat langkah para perawat membawa masuk gadis kecil itu dengan keadaan setengah berlari. Wajah cemas mereka meneriaki orang-orang yang menghalangi koridor menuju ruang ICU untuk menyingkir. Dia pun sama parahnya, namun Jungkook mengabaikan rasa sakit akibat sobekan luka di kepala demi melihat putrinya. Launa harus baik-baik saja. Ia memaksa Launa tetap harus baik-baik saja.

Tidak pernah Jungkook mengira ia akan sampai pada titik ini. Mengalami patah hati yang luar biasa sakitnya. Saat ia melihat gadis kecil itu lemah tak berdaya dengan keadaan yang berdarah-darah. Jungkook terus melihat kearah Launa yang masih memejamkan matanya. Mencoba memastikan setengah jiwanya itu masih bisa menghirup udara di dunia.

"Berhenti di sini tuan, kami akan melakukan penanganan"

"Aku ingin ikut"

"Jangan memperlambat proses penyelamatan pasien. Kau butuh pengobatan juga, pergilah keruang UGD"

Jungkook memberhentikan gerak kakinya saat sang dokter mengatakan itu. Ia tatap beberapa dokter lain tengah berlari kearah ruangan yang sama. Ruangan yang hanya terdapat satu tempat tidur dengan beberapa alat di dalam nya. Jungkook tertegun, ia menatap lamat-lamat sebelum pintu itu tertutup sepenuh nya. Melihat sang putri yang harus dikelilingi orang asing dengan banyak selang yang harus terlilit dibeberapa bagian tubuh nya.

 Melihat sang putri yang harus dikelilingi orang asing dengan banyak selang yang harus terlilit dibeberapa bagian tubuh nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan takut ya nak, Daddy akan terus di sini. Daddy janji" Ucap Jungkook mengelus pintu putih itu.

Dua pria yang sejak tadi mengikuti mendekat. Leo dan Jimin memandang penuh rasa iba. Jimin menepuk pelan pundak Jungkook. Ia memperhatikan luka yang cukup parah ada di bagian belakang kepala sahabat karib nya.

𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang