Ada sebuah kuil tua di dekat rumah sakit itu. Jungkook tidak tahu dimana letak Tuhan nya. Tapi pria itu tahu Tuhan hanya ada satu. Dimana pun ia melangkah Tuhan tahu niat nya hanya untuk berdoa dan mengemis sebagai seorang hamba yang lemah. Jungkook tidak pernah menginjakkan kaki di tempat-tempat beribadah manapun. Tidak kuil, gereja, ataupun tempat lain nya di Korea. Jungkook tidak pernah meminta karena merasa dirinya bisa melakukan tanpa bantuan siapa-siapa.
Tapi tidak hari ini, tidak untuk kali ini.
Dengan langkah pelan Jungkook memasuki tempat itu. Ia tertunduk seakan malu, langkah demi langkah Jungkook tapaki hingga ia sampai di depan patung Budha yang sudah usang bentuk nya.
Jungkook meneteskan air mata nya. Duka yang tercipta karena keadaan Lalisa, Launa, Allisha dan rumah tangga nya begitu merusak hancur hidup Jungkook. Ia menyatukan tangannya kali ini, Jungkook memejamkan mata sembari berkata-kata dengan nada lembut nya.
Bukan sebuah ungkapan kekesalan atau ungkapan keluh kesah seorang pria. Tapi Jungkook memelas memohon Tuhan menyelamatkan nyawa Lalisa dan putra mereka. Hanya dua puluh empat jam waktu yang Zidane berikan. Hanya dua puluh empat jam, kemudian sebuah keputusan akan diambil untuk kandungan Lalisa yang sudah berjalan empat bulan.
Dapat bertahan, atau harus disingkirkan.
Leo mendekat memperhatikan sang tuan. Pria ini, pria yang sejak dulu Leo temani. Leo selalu berdiri di belakang sang tuan bahkan saat ia bersekolah di tempat ternama Amerika. Leo selalu ada di sisi tuan nya sampai ia memasuki ruang kelas nya. Kali ini, Leo harus melihat sang tuan yang angkuh itu berlutut dengan tangan yang bersatu memohon ampunan dan kesembuhan untuk wanita yang begitu dicintainya.
Jungkook menelan mentah-mentah kesombongan nya. Tidak ada kekejaman di sorot mata Jungkook yang mulai terlihat lemah tak berdaya.
"Tolong aku..."
Jungkook bergetar memohon pada sang pencipta atas kondisi yang terjadi pada dirinya.
"Ampuni kesalahan ku"
"Jangan..." Suara pria itu tercekat dengan mata yang memerah. Tampak netra hitam Jungkook basah karena genangan bulir sakit hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romansa{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...