14. 𝓛𝓮𝓽 𝓗𝓮𝓻 𝓖𝓸 🕊️

4.3K 552 699
                                    

Lalisa baru bisa tertidur saat Jungkook kembali memejamkan matanya. Jungkook sempat rewel dengan bergumam dalam tidur mengatakan hal-hal yang tidak dimengerti Lalisa. Pria kampungan, peluk erat-erat, surat cinta, tidak ada satu katapun yang di mengerti Lalisa. Awalnya sempat ia ragu, namun melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi Lalisa mengambil tindakan kecil nya.

Ia elus lembut rambut pria yang tertidur di depan nya. Lalisa bersimpuh di lantai dengan tangan yang berada di atas kepala suami nya. Ia tersenyum kecil melihat ada keteduhan di wajah pria ini jika sedang tertidur seperti ini. Jungkook berhenti berbicara dalam tidur nya, seakan elusan Lalisa sangat berdampak baik pada kenyamanan nya. Lalisa menyadari nafas Jungkook mulai teratur, bibir tipis pria itu sedikit terbuka dan terdengar suara dengkuran halus dari rongga mulut nya. Lalisa bangkit dari posisi nya dan tidur di sebelah Jungkook.

Sudah pukul sembilan, Lalisa terlambat bangun hari ini karena mengurus Jungkook semalaman. Ia segera membersihkan diri karena mengingat ada janji dengan Zidane untuk mengemasi kue-kue yang sudah ia siapkan tadi malam.

Lalisa berjalan cepat menuju lantai dasar. Ia lihat Launa sedang asik menyantap sarapan pagi nya dengan Mia. Ada Leo yang ternyata sudah bersiap di depan pintu lift seakan menanti tuan nya.

"Etgar" Panggil Lalisa, melihat Zidane hanya berdiri diam di depan pintu mansion utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Etgar" Panggil Lalisa, melihat Zidane hanya berdiri diam di depan pintu mansion utama.

Zidane tersenyum, ia mendekat pada Lalisa dan mengecilkan suara nya "Bagaimana? Semua sudah siap?"

"Sudah, apa mau diantar sekarang?"

"Boleh, ayo"

"Ada tiga karton, biar aku bantu kau mengangkat nya" Ujar Lalisa.

"Apa kau kuat?"

"Jangan menyepelekan aku Etgar"

Zidane tersenyum melihat Lalisa kesal dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh nya. Lalisa dan Zidane berjalan menuju dapur mengambil 3 tumpukan karton berukuran sedang. Ada ratusan dessert yang Lalisa siapkan untuk acara teman nya Zidane. Mereka menuju ke halaman utama, Zidane meletakkan karton-karton itu pada rumput yang hijau lalu mengambil mobil yang ada di parkiran belakang.

Lalisa tersenyum melakukan kegiatan pagi ini. Karena ini adalah pekerjaan pertama nya selama menjadi seorang istri.

"Ini, aku sisakan satu untuk mu. Dicoba ya"

"Wah, boleh aku makan sekarang?" Tanya Zidane saat Lalisa memberikan satu cupcake strawberry ke tangan nya.

"Coba aja"

Zidane tersenyum lebar, ia menggigit ujung kue dengan mata yang membesar. Zidane tidak berbohong, rasa nya enak sekali bahkan uang delapan ratus ribu won yang ia berikan sangat setara dengan rasa kue-kue ini. Lalisa benar-benar pintar memasak, dia wanita paling sempurna yang pernah Zidane temui selama hidup di dunia.

"Enak sekali" Ucap Zidane memejamkan mata nya.

"Benarkah? Terimakasih"

Lalisa tersenyum lebar hingga menampakkan gigi putih nya. Ia sedikit melompat girang dengan tepukan tangan kegembiraan. Lalisa bahagia mendengar pujian dari Zidane, walau Jimin dan Mia pun sudah memuji, rasa hati Lalisa lebih bahagia jika banyak orang yang memuji masakan nya.

𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang