Malam kian larut. Tapak kaki kecil Launa berjalan melangkah di lantai marmer kamar Jungkook dan lalisa. Ia tersenyum senang melihat banyak sekali kelopak bunga bewarna di atas tempat tidur ayah dan ibu nya. Launa meminta untuk tidur bersama kedua orang tua nya, bukan dia tidak menyukai kamar yang disediakan Jungkook, tapi Launa belum terbiasa tidur sendirian. Terlebih sudah menjadi rutinitas nya tidur dengan belaian sang ibu di rambut atau punggung belakang nya.
Launa merangkak cepat dengan senyuman cantik yang menggemaskan. Gigi putih kecil-kecil tersusun teramat rapih. Launa mengenakan baju tidur bewarna hitam tanpa lengan, sementara lalisa mengenakan piyama satin bewarna serupa dengan Launa.
"Sini mami, dan Daddy di sini" Ucap Launa menepuk sisi kanan dan kiri nya.
Tentu tanpa ragu dan dengan langkah yang angkuh Jungkook naik ke atas tempat tidur nya. Apa yang membuat pria itu harus takut? Ini rumah nya, segala sesuatu yang berjalan di dalam rumah ini harus berdasarkan persetujuan nya. Tapi tidak dengan lalisa, wanita itu merasa canggung untuk pertama kalinya memakai fasilitas dari suami nya yang bermulut pedas ini.
Lalisa merasa tidak enak hati, jika saat sebelumnya tidak pernah menyulitkan hidup Jungkook saja sudah habis dicaci maki, apalagi ini? Saat ia harus hidup dari uluran tangan Jungkook meski sebagai seorang istri.
"Selu ya, kita tidul beltiga lagi"
Launa sedang berbaring dengan tampang polos nya. Ia silangkan kaki sembari menautkan jari jemari. Mata Launa sesekali menatap kearah sang ayah yang sibuk mengusap kepalanya sementara ada ibu nya yang tersenyum canggung dengan tangan yang sesekali mengusap perut Launa.
"Daddy tau gak mami bisa nyanyi?" Tanya Launa. Jungkook melirik kearah lalisa yang juga menatap netra hitam nya. Tidak ada ekspresi apapun di wajah Jungkook yang bisa dibaca lalisa. Pria itu menggelengkan kepala tanpa mau bersuara, seolah apapun tentang lalisa tidak ada menarik-menariknya menurut Jungkook.
"Daddy halus dengel mami nyanyi. Lala punya lagu kesukaan, Lala hapal lagu nya kalna mami seling nyanyiin itu, yakan mami?"
Lalisa tersenyum dengan helaan nafas berat yang ia coba sembunyikan dari Launa. Bagaimana mengungkapkan nya, jika setiap jengkal jarak mereka terkikis selalu membuat dada lalisa sesak dan gemetar. Ada rasa takut yang sulit diartikan lalisa setiap kali berdekatan dengan pria ini.
"Oh ya? Daddy tidak tahu. Kan Daddy tidak pernah dengar"
"Hum. Kalau begitu Daddy halus dengel. Telus hapalin bial kita bisa nyanyi beltiga" Launa tertawa mengatakan hal itu pada Jungkook. Tapi tidak dengan sang ayah, Jungkook seakan enggan berekspresi berlebihan setiap kali Launa membahas tentang ibu nya.
Selalu saja tentang lalisa, seakan hidup Launa tidak mengenal orang lain selain si pembuat kue itu.
"Tidur yuk nak, udah malam. Besok cerita lagi sama Daddy ya" Ucap lalisa. Ia mengecup lembut tangan Launa yang mencuri perhatian suami nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Lãng mạn{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...