Ini sering terjadi, Launa tidak mengerti kenapa ia kerap bermimpi tentang ayah dan ibu nya. Akhir-akhir ini Launa sering melihat sang ayah menangis sendirian di tempat yang begitu gelap. Launa ingin membantu mendatangi ayah nya dan mendekap setiap kali ia melihat keadaan tersebut, namun rasanya tangan anak itu berada jauh sekali. Jauh, seperti Launa berada ditempat asing yang belum pernah ia kunjungi.
Kemarin, Launa tidak berani mengatakan nya. Hati anak itu terluka begitu hebatnya saat ia bermimpi lagi tentang mereka. Orang yang paling dicintai Launa di dunia. Malam itu Launa memejamkan mata saat Mia yang menemaninya tidur. Mimpi menyeramkan itu datang lagi, Launa melihat sang ibu terbujur kaku tak bergerak. Launa melihat sang ayah merintih berteriak. Banyak orang yang menenangkan ayah nya, namun tidak ada yang sanggup membuat pria itu tenang di dalam mimpi Launa.
"Ampuni aku" Launa masih mengingat sang ayah berteriak penuh kesakitan di sisi ibunya.
Launa ingin berlari menanyakan "Ada apa Daddy?" tapi ada dua tangan yang menjerat nya. Tangan kiri dan kanan Launa di pegang erat seolah tidak mengizinkan nya mendekat pada kedua surga nya itu.
Hari ini pun sama buruknya. Launa terbangun dengan mimpi yang berbeda. Launa membuka mata namun tidak melihat Lalisa disisinya. Ia menangis terisak saat mengingat kejadian menyeramkan ditidur nya yang panjang. Ferrari merah milik sang ayah terguling di tengah jalan yang cukup lapang. Darah menetes keluar dari dalam mobil itu. Banyak orang yang berlari kearah yang sama. Launa dapat melihat mereka membawa pria yang begitu ia cinta dalam keadaan yang berdarah-darah.
"Daddyyyyyyy" Teriak Launa.
Mia berlari cepat ke dalam kamar Launa saat mendengar teriakan putri kecil tuan dan nyonya nya. Mia mendapati Launa sedang memeluk kaki nya di sudut tempat tidur. Mata putri Jungkook sudah merah dan terlihat bengkak, seperti sudah sangat lama ia menangis di pagi hari seperti ini.
"Astaga nak, ada apa?"
Mia mendekat memeluk tubuh mungil putri Lalisa. Masih santar di telinga Mia suara isakan tangis yang pilu dari nona muda mereka. Mia berusaha menenangkannya, ia elus pucuk kepala Launa dan menepuk pelan punggung belakang nya.
"Ma--mau sama Dad--ddy" Isak nya lagi.
"Shh, ini masih terlalu pagi nak. Oma takut mami dan Daddy masih tidur. Lihat itu" Mia menunjukkan jam di dinding kamar Launa "Masih pukul enam, pasti belum ada yang bangun"
"Daddy mana, ma--mau Daddy. Oma Mia caliin Daddy Lala"
Launa mengusap kasar matanya. Tapi isakan kesedihan itu belum mau pergi meninggalkan Launa. Suara tangisan nya begitu ribut membuat para pelayan khawatir dan memenuhi kamar Launa untuk mengecek keadaan nya.
"Bu Mia, bawa saja ke kamar tuan. Lihat wajah nona muda sampai merah begitu"
"Iya Bu Mia, kasihan"
"Tapi ini masih terlalu pagi, aku takut mengganggu"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Roman d'amour{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...