Lautan itu begitu dalam menelan tubuh lalisa. Ia seakan tenggelam terus sampai ke dasar. Bahkan, Sangkin dalam nya perairan itu warna lautan yang semula biru kini berubah menjadi hitam. Lalisa berusaha sekuat tenaga untuk mencapai permukaan tapi seakan-akan diri itu enggan untuk keluar dari dalam lautan yang mematikan.
Air ini terasa begitu dingin mematahkan tulang belulang lalisa. Tapi begitu pun ia masih merasakan jelas air mata menetes di pipi nya. Seperti lautan tidak mau memudarkan kesedihan lalisa. Mata itu membulat dengan tumpukan kristal terang di pelupuk mata, lalisa pasrah seakan terima jika ajal menjemput nya. Tapi di tengah-tengah pupus nya harapan itu lalisa melihat ada cahaya yang begitu terang menusuk pandangan nya.
Air laut yang seakan serakah memeluk tubuh nya kini perlahan melepaskan siksaan mereka. Lalisa tertegun saat tubuh itu terangkat ke permukaan tanpa ia harus berbuat apapun juga. Lalisa memejamkan matanya sesaat, saat ia mulai membuka mata kembali lalisa berada di pesisir pantai dengan pasir putih yang bersih. Tidak ada siapapun, tidak ada tumbuhan apapun kecuali tangisan seorang bayi.
Lalisa berjalan lemas menuju sumber suara itu. Tidak pun ia mendengar dengan jelas tapi langkah kaki nya melaju dengan percaya. Seakan suara-suara itu bukan berasal dari alam ini, tapi dari hati lalisa yang sulit ia ungkapkan dengan kata maksud nya.
Lalisa membuka sedikit bibir nya, saat ia melihat seorang bayi sedang tergeletak begitu saja menggunakan pakaian bewarna putih bersih. Ia berlari merengkuh tubuh mungil nya. Bayi yang terlihat masih bewarna merah mungkin ia baru terlahir ke dunia. Air mata lalisa menetes lagi, ia membelai pipi lembut bayi lemah itu, ia kecup dahi nya membuat anak yang ada di dalam gendongan nya tersenyum.
Mata indah bayi ini sangat mirip dengan seseorang, seorang pria yang lalisa kenal sebagai tuan nya. Senyuman nya pun menyerupai keindahan senyum lalisa. Tangan mungil yang pucat itu menggenggam jari telunjuk lalisa, ia memejamkan matanya saat merasakan ada sentuhan di pipi nya yang basah. Entah apa yang membuat lalisa terisak saat menggendong bayi ini, tapi ia sadari jari jemari yang terlihat ringkih itu berusaha mengusap air mata nya.
"Ibu..." Lembut sekali, lembut sekali suara anak perempuan itu hingga tubuh lalisa gemetar menahan haru.
• • • • • • • • • 🕊️ 𝕸𝖔𝖈𝖐𝖎𝖓𝖌𝖇𝖎𝖗𝖉🕊️ • • • • • • • • •
Lalisa sedang berada di depan jendela rumah nya. Menggenggam surat undangan yang tercetak jelas nama nya dan Jungkook dengan tinta bewarna emas. Lalisa memejamkan mata, pikiran itu terusik bukan karena Jungkook yang tiba-tiba menyerahkan undangan pernikahan mereka, tetapi karena mimpi yang datang tadi malam. Mimpi yang tidak ia tahu apa arti nya, dan suara tangisan bayi itu yang membuat hati nya tak tenang sekarang.
Ibu?
Lalisa memegangi kepala nya karena sakit. Siapa bayi mungil yang ada di pinggir pantai saat ia bermimpi tadi malam. Kenapa bisa bayi sekecil itu berbicara dengan nya? Jika itu Launa, bukan nya Launa memanggil lalisa dengan sebutan mami? Lalu siapa yang dipanggil bayi kecil itu sebagai ibu nya?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...