Tubuh mereka masih polos dengan ditutupi selimut putih yang sama. Matahari sudah perlahan naik namun Jungkook belum memejamkan mata. Sesekali Lalisa juga turut menemani suami nya yang terjaga dengan sedikit berbicara lalu tertidur lagi kemudian. Jungkook terus membelai punggung Lalisa yang tertidur tengkurap menghadap dirinya. Ia belai rambut panjang sang istri dengan pipi yang terlihat lebih chubby.
Baru Jungkook sadari setelah mengamati, tubuh Lalisa sedikit lebih berisi dari malam pertama setelah pernikahan yang pernah mereka lalui.
Jungkook tidak bisa tidur lagi, mungkin karena ia sudah tertidur di sore hari hingga waktu makan malam tiba. Atau mungkin sangkin gugup nya hari ini adalah hari pertama ia harus bekerja ekstra demi mempertahankan apa yang menjadi hak nya dan keluarga kecil nya, juga hak para pelayan yang harus ia asingkan karena ketidakmampuan mereka.
Jungkook sempat bertanya pada Lalisa setelah mereka beristirahat dari penyatuan yang melelahkan tadi malam "Apa kau mau melanjutkan sekolah mu?"
Lalisa membulatkan mata dengan tatapan yang tidak percaya. Ia tidak berbicara namun Jungkook dapat menangkap rasa ingin yang luar biasa ditampilkan Lalisa. Jungkook mengecup singkat bibir ranum wanita itu dan menarik tangan nya untuk saling berpelukan dengan tubuh mereka yang masih memiliki sisa-sisa keringat yang membasahi.
"Kau akan sekolah lagi setelah harta ku kembali. Selesaikan pendidikan mu dan lakukan apapun yang kau senangi"
"Kau serius Jeon?"
"Hm, aku baru sadar menikahi wanita yang begitu cerdas. Aku tidak mau membuat mu diam di rumah sementara banyak mimpi yang kau kuburkan semenjak menikah dengan ku"
"Tidak, bukan begitu. Aku memang melupakan mimpi ku. Aku memiliki Launa sekarang, aku punya tanggung jawab seorang ibu"
Jungkook mengerutkan dahinya "Apa kau pikir aku tidak punya tanggung jawab sebagai seorang ayah? Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan sayang. Kita tetap akan membesarkan Launa dengan kasih sayang, aku janji tidak akan pernah berkurang walau kau sibuk dengan dunia mu nanti"
"Apa boleh aku sekolah lagi?"
"Tentu, aku akan pilihkan sekolah untuk mu mengikuti tes akhir ujian SMA dan selanjutnya kau bisa bebas memilih universitas di Korea"
"Aku mau, aku mau Jeon"
Jungkook tertawa kecil melihat semangat Lalisa yang seperti putri kecil mereka. Ia memeluk erat tubuh wanita itu karena rasa sayang yang selalu membuncah setiap kali mereka bertatapan. Jungkook mengecup dahi Lalisa "Kau ingin melakukan apa setelah itu semua?"
"Aku ingin punya sekolah, bukan sekolah biasa, tapi sekolah yang dikenal dengan anak-anak yang selalu berhasil dalam mengikuti segala perlombaan. Kepintaran mereka akan diagung-agungkan di Korea, dengan menyebut nama sekolah nya saja orang-orang sudah bisa menebak kualitas anak-anak itu nantinya. Tapi, aku ingin memiliki siswa dari semua kalangan. Tidak hanya orang yang kaya raya saja, aku ingin menjadi tempat untuk siswa yang tidak memiliki keberuntungan finansial. Aku ingin menjadi rumah mereka untuk mencapai cita-cita walau orang tua mereka tidak menyanggupi nya"
"Itu sangat bagus, kau selesaikan sekolah mu terlebih dahulu. Aku yang akan membantu membangun mimpi-mimpi mu setelah itu"
"Terimakasih Jeon"
"Your welcome princess. Anything for you, anything..."
Banyak yang mereka ceritakan, seakan malam itu pikiran Jungkook terbuka karena kepintaran yang Lalisa miliki. Dia tidak mengetahui jika Lalisa memiliki kualitas yang seperti itu. Jungkook semakin merasa bersalah, karena telah membuat Lalisa memiliki Launa di masa muda nya. Lalisa tidak mecapai apapun yang ia inginkan sampai sekarang, tapi suatu saat nanti Jungkook lah yang akan memberikan segala yang Lalisa impikan di dalam hidupnya, ia berjanji akan hal itu walau hanya di dalam batin nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romansa{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...