Jungkook seakan membeku di pinggir tempat tidur. Mengingat kembali bagaimana tubuh putih mulus dengan perut yang sedikit memiliki massa otot membuat ia sulit menenangkan diri. Dada sintal Lalisa dengan pinggang kecil yang sempurna. Nyaris saja Jungkook lupa diri dan menarik Lalisa untuk menuntaskan rasa penasaran nya.
Ia memang sudah pernah menghabiskan malam panjang dengan Lalisa. Membiarkan wanita lugu itu menangis di bawah kungkungan nya dan terus menghentak pinggang tidak perduli ia sedang sekasar apa pada Lalisa malam itu. Tapi kini berbeda, rasa nya Jungkook ingin melakukan nya sekali lagi, menikmati keintiman dengan melepaskan hasrat yang muncul secara natural, bukan karena paksaan iblis yang terlanjur murka pada seseorang.
Sejak selesai makan malam, Lalisa hanya diam. Ia tidak banyak bicara seperti biasa pada Launa. Tidak juga melayani Jungkook seperti sebelumnya. Jika kemarin ia dengan lemah lembut menyediakan makan malam Jungkook di atas piring kini Lalisa meminta bantuan Mia untuk melakukan nya. Entah karena malu dengan tubuh telanjang nya yang Jungkook lihat, atau karena hasutan dari putra Pamela.
Sudah pukul delapan malam, Jungkook berada di kamar mereka menunggu Lalisa datang. Ia sedang berpikir keras bagaimana cara menjawab pertanyaan Lalisa jika ia membahas tentang tragedi di kolam berenang. Jungkook menyeruput teh yang ada di atas meja, menatap kearah pintu kamar yang belum terbuka juga. Ia tertawa kecil merutuki dirinya, bahkan tender milyaran tidak bisa membuat ia gugup sampai seperti ini.
Klik [Pintu itu terbuka].
Jungkook membulatkan mata nya, ia lihat Lalisa masuk dengan pakaian tidur seperti biasa. Tapi rasanya jauh lebih cantik malam ini, bayangan wajah terkejut nya saat handuk itu jatuh ke lantai kamar terus saja mengusik pikiran tenang nya. Jungkook membasahi bibir mencoba mendekati Lalisa yang sedang sibuk mencari sesuatu di bawah bantal nya.
"Lala udah tidur?" Tanya Jungkook. Lalisa tidak melihat dan hanya menggelengkan kepala saja.
Kini Lalisa beralih ke meja rias yang disediakan Jungkook untuk keperluan wajah dan tubuh nya. Ia memeriksa di dalam laci juga tidak menemukan apa yang sedang dicarinya.
"Cari apa?"
Sekali lagi Jungkook bertanya. Lalisa hanya diam tanpa mau menatap kearahnya. Kini Jungkook sadar, sepertinya bukan karena rasa malu Lalisa mendiami nya seperti ini tapi karena cerita konyol yang disampaikan Mingyu sore tadi.
"Biar aku bantu, cari apa?" Jungkook melipat tangan nya di atas dada sembari berdiri memperhatikan kegiatan Lalisa. Namun wanita itu tidak juga mau menjawab nya dan lebih memilih keluar dari kamar mereka.
"Berhenti disana"
Lalisa membeku, perintah dari Jungkook nyatanya masih membuat ia ketakutan. Lalisa menarik nafas nya dan menghembuskan perlahan. Siapa dia berhak marah pada Jungkook? Siapa dia berhak kecewa atas apapun hal gila yang Jungkook lakukan diluar rumah mereka. Pernikahan ini hanya untuk Launa. Hanya agar Jungkook mendapatkan putri nya dan Lalisa tidak kehilangan anak semata wayang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Lãng mạn{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...