Laju mobil itu melambat atas permintaan Jungkook. Sejak meninggalkan taman Jungkook tidak melepaskan pelukan dari Lalisa, tanpa ia sadar ternyata wanita cantik itu sudah tertidur di dalam dekapan nya. Jungkook merapihkan jas yang menutupi paha Lalisa, membelai rambut panjang nya dan tersenyum kemudian. Tidak ia sangka sebelumnya, wajah wanita yang paling ia benci kini justru paling dicintainya. Bahkan Jungkook merasa bersalah pada Launa, karena pada kenyataan nya kini posisi Lalisa bertahta tinggi diatas segalanya.
Leo dengan segera turun dari mobil begitu mereka sampai di halaman mansion Jungkook. Ia membukakan pintu penumpang yang dihuni oleh Jungkook dengan Lalisa yang masih tertidur lelap di dalam dekapan nya. Jungkook menggendong Lalisa dengan kedua tangan lalu berjalan penuh kehati-hatian menuju kamar mereka yang berada di lantai empat mansion megah itu.
Mia sedikit terkejut dengan pemandangan ini, ia melihat sang tuan menggendong nyonya nya persis seperti beberapa waktu lalu ketika Lalisa nyaris tenggelam. Mia berlari kecil dengan wajah penuh kekhawatiran menuju sang tuan yang berjalan acuh tanpa mengatakan apapun padanya.
"Tuan maaf, apa nyonya sakit?"
Jungkook menatap Mia dengan tajam seolah ia sedang memerintah pelayan tua itu untuk memelankan suara nya. Jungkook menjawab Mia dengan nada bicara sedikit berbisik "Istri ku sedang tidur. Tolong bukakan pintu kamar ku"
"Baik tuan"
Mia mengikuti langkah kaki Jungkook menuju kamar. Ia membukakan pintu itu dengan lebar dan mengikuti sang tuan yang sedang merebahkan tubuh ratunya dengan lembut dan penuh perhatian. Seperti pria itu takut sekali jika istrinya sampai terbangun dari tidur yang nyaman.
"Ada yang bisa saya bantu lagi tuan?"
Jungkook menggeleng "Putriku sudah tidur?" Ia bertanya karena cukup lama mereka meninggalkan Launa.
"Sudah tuan, pukul sembilan tadi"
"Hm baguslah"Ucap Jungkook mengangguk tanpa mengalihkan pandangan nya pada Lalisa "Pergilah, kembali ke kamar putri ku. Jaga dia"
"Baik tuan, saya permisi"
Mia dengan sopan menundukkan kepalanya. Ia berjalan keluar meninggalkan kamar tuan dan nyonya nya dan tak lupa menutup rapat pintu kamar. Jungkook menatap kaki Lalisa yang masih mengenakan heels bertali warna hitam. Ia mendekat dan bersimpuh di bawah kaki Lalisa, membukakan lilitan tali yang membelit betis sang istri, pelan-pelan Jungkook melakukan nya karena tidak ingin Lalisa sampai terbangun dari tidur nya.
Jungkook sudah melepaskan sepasang sepatu dari kaki Lalisa. Ia tutupi tubuh wanita itu dengan selimut tebal dan mengecup dahi nya. Jungkook tersenyum saat ia sudah mendudukkan diri di sisi Lalisa. Kemana dia selama ini? Sudah hampir dua bulan menikahi wanita ini tapi baru menyadari betapa Lalisa begitu layak dicintai sepenuh hati.
"Terlalu cantik" Ucap Jungkook. Belum pun mau senyuman kekaguman itu lenyap dari bibir tipis nya. Jungkook membelai lembut pipi chubby Lalisa sampai pada bibir tebal nya.
Tidak lama Jungkook melakukan belaian itu, takut saja jika rasa geli yang disadari Lalisa membangunkan wanita tersayang nya. Jungkook menarik tangan dari wajah Lalisa, ia belum mau bergeming, untuk sekedar berganti pakaian atau melepas sepatu saja enggan ia lakukan. Jungkook menyangga dagu nya dengan tangan kanan dan memperhatikan lebih dalam wajah dari istri nya. Seakan ingin tenggelam dalam setiap momen dan mengingat dengan baik wajah cantik ini.
Pantaslah Mingyu mengejar Lalisa sampai separah itu. Ternyata baru disadari Jungkook bagaimana rasanya jika sudah jatuh hati pada wanita sesempurna Lalisa. Tidak ada yang boleh memiliki Lalisa selain dirinya. Apapun akan Jungkook lakukan asal Lalisa terus berada didekatnya, mungkin itu juga yang kini sedang dipikirkan Mingyu setelah kejadian memalukan seperti malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...