Netra hitam Jungkook memandang lembut kearah manik hazel Lalisa. tidak ada yang bicara diantara mereka. Hanya saling memandang, mengelus wajah satu sama lain lalu tersenyum kecil kemudian. Tidak bisa diungkap dengan kata bagaimana kebahagiaan nya, tidak bisa diungkap dengan kata semangat seperti apa yang sedang Tuhan kembalikan pada hidup nya.
Mata Jungkook terus basah karena menahan haru atas kembalinya wanita yang mengambil alih alam semesta nya.
Dia Lalisa, wanita yang dulu tidak sudi Jungkook bersentuhan dengan nya. Dia Lalisa, yang berjuta kali Jungkook tolak keberadaan nya. Dia wanita itu, wanita yang dengan mudah membuat pria dingin tak tersentuh seakan ingin diperhatikan hingga mencari beribu alasan untuk mencari perhatian.
Jungkook meraih pelan wajah Lalisa, ia mengecup lembut-lembut bibir ranum wanita pujaan nya. Mereka menyatukan dahi untuk merasakan detak jantung itu kembali bersautan lagi. Sama seperti dulu setiap kali mereka hanya berdua, bermanja dan melakukan sentuhan-sentuhan kecil yang menimbulkan debaran dahsyat di bagian dada.
"Aku ingin bertanya sesuatu padamu"
Tiba-tiba Jungkook berucap sedikit pelan. Ia masih memejamkan mata di dekat wajah Lalisa. Wanita itu perlahan-lahan membuka mata indah nya. Ia tatap Jungkook sukar menelan saliva seakan ada yang mengganggu pikiran nya. Lalisa memiringkan sedikit kepala untuk melihat ekspresi gundah juga sedang ditampilkan suami nya pagi ini.
"Ada apa?" Tanya Lalisa. Ia menyingkap lembut rambut Jungkook yang berantakan dan mengangkat sedikit dagu pria itu untuk menatapnya.
"Apa yang mengganggu pikiran mu?"
Jungkook menatap wajah Lalisa dengan lembut, ia tersenyum kecil lalu tertunduk kemudian. Jungkook mengambil kedua tangan Lalisa dan meletakkan ke atas dada bidang nya.
"Aku mohon tatap mata ku baik-baik sekarang"
Lalisa bingung apa yang ingin Jungkook katakan. Ia mengangguk patuh pada sang suami. Lalisa memandang lamat wajah Jungkook yang kini menatap nya dengan pandangan yang sendu seolah luka akibat pertengkaran mereka kini ia tampilkan lagi.
"Ada apa sayang?" Tanya Lalisa.
"Aku ingin kau mengambil keputusan mu dengan baik hari ini. Tatap mataku dan ingat baik-baik wajah pria ini. Aku orang yang sama yang dulu menghancurkan mu. Aku orang yang sama yang dulu menghina mu dengan segala kata keji ku. Aku orang yang sama yang terus menyakiti mu dengan segala kelakuan ku. Aku orang yang sama, aku orang yang sangat kau benci beberapa bulan lalu"
Jungkook mengusap kasar matanya. Ia tidak ingin menangis di depan Lalisa hari ini. Ia ingin bertanya sekali lagi agar Lalisa bisa mengambil keputusan nya dengan yakin dan sesuai keinginan hatinya. Jungkook masih ketakutan. Jungkook masih rendah diri dan berpikir kembali nya Lalisa hari ini hanya karena rasa kasihan.
"Jangan pandang aku sebagai ayah dari anak-anak mu. Jangan pandang aku sebagai pria tidak waras yang patut dikasihani. Jangan mengambil keputusan karena kau takut aku akan mengakhiri hidup ku lagi"
"Mau kah kau kembali padaku dengan sepenuh hati mu? Kita akan bangun keluarga kecil kita bersama lagi. Kita perbaiki hati yang terluka karena kejadian akhir-akhir ini. Tapi aku ingin kau bersungguh-sungguh mengambil keputusan ini. Aku tidak mau jika suatu saat kau mengingat ku sebagai pria kejam itu lagi dan memutuskan meninggalkan aku lagi. Rasanya tidak ada kekuatan yang tersisa untuk menghadapi perpisahan kita yang kedua kali. Aku tidak mau hancur lagi, aku ingin kau berpikir hari ini sebelum kita kembali melangkah jauh untuk memperbaiki hubungan ini"
"Will you come back to me after knowing all my crimes against you?"
"Kau tidak percaya padaku Jeon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Lãng mạn{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...