Terlihat jelas Lalisa memegang teguh pendirian nya. Ia hanya duduk menemani Launa yang sedang sangat bersemangat memakan masakan yang ibu nya buatkan. Lalisa tersenyum, namun ada luka yang tersisa dari perkataan suami nya tadi. Masih Lalisa ingat bahwa Jungkook mengatakan akan menghitung segala keperluan Lalisa di rumah ini termasuk makanan yang masuk ke dalam perut nya.
Launa sempat bertanya, apakah ibu nya tidak lapar? Namun dengan cepat Lalisa menggelengkan kepala nya. Lalisa bilang, dia masih sangat kenyang walau tidak begitu kenyataan nya. Mia yang memandang pun tidak dapat menebak apa yang terjadi, dipikir pelayan tua itu sang nyonya memang sedang tidak berselera untuk makan malam.
Bagaimana bisa dia merasa nikmat menelan makanan dari uang pria itu, bagaimana mungkin ia tebal muka dengan mengabaikan penghinaan yang Jungkook lakukan. Dulu saja dia bersusah payah bekerja walau hanya dengan membuat kue asal tidak mengemis pada orang lain. Dulu saja dia pernah meredam suara tangis karena tahu belum ada satu butir pun nasi yang masuk ke dalam perut putri nya. Lalisa tahan itu semua dibandingkan harus makan dari belas kasihan orang lain.
Apalagi ini, bahkan ini bukan lagi sebuah belas kasihan. Karena pada kenyataan nya apapun yang Jungkook lakukan berujung dengan penghinaan.
Lalisa sempat berpikir keras, cinta seperti apa yang Lalisa punya untuk pria itu hingga mau menghabiskan malam dengan nya. Bagaimana dia bisa membiarkan seorang pria menyentuh nya bebas hingga melahirkan putri cantik seperti Launa. Melihat dari sifat kejam dan keangkuhan Jungkook, Lalisa berpikir akan sulit menyukai nya. Tapi kenapa bisa ini terjadi padanya? Sayang sekali, Lalisa tidak mengingat apapun selain wajah Jungkook yang sedang menggeram nikmat malam itu.
Malam kian larut, Lalisa sudah meminta Mia untuk mengantarkan makanan pada sang tuan, karena Lalisa tahu Jungkook tidak akan turun menemui Launa malam ini. Lalisa menggendong Launa ke kamar nya yang berada di lantai dasar mansion. Ia tidurkan Launa dengan menyanyikan lagu favorit putri nya. No body gets me, seperti ungkapan cinta untuk Launa yang paling mengerti dirinya.
Launa sudah memejamkan mata nya. Sementara Lalisa masih berpikir bagaimana cara nya ia mendapatkan uang. Jikapun Etgar memberikan nya pekerjaan untuk membuat kue, Lalisa harus mengeluarkan modal untuk mengerjakan itu semua kan? Lalisa kebingungan menemukan jalan keluar.
Terdengar dentingan pesan singkat dari ponsel lama Lalisa. Ia mengedipkan mata nya pelan memeriksa siapa yang mengganggunya di jam seperti ini.
"Apa nyonya Jesica?" Ucap Lalisa. Ia meraih ponsel yang ia letakkan di atas meja dan membaca pesan nya.
Betapa terkejut nya Lalisa saat ia melihat ada nama sahabat yang sudah lama tidak ia temui. Sahabat yang dulu kerap sekali membantu kesulitan Lalisa saat SMA.
"Mingyu?" Tangan Lalisa sedikit gemetar karena rasa terkejut nya. Ia tersenyum membalas cepat pesan Mingyu dengan rasa bahagia di hati nya.
Lalisa terdiam menatap pesan-pesan Mingyu. Ia sedang tidak ingin bertengkar lagi dengan Jungkook. Jika begini bagaimana cara Lalisa meminta izin suaminya. Yang Lalisa tahu Jungkook sangat marah jika ia melakukan sesuatu tanpa izin dulu, tapi Lalisa juga tidak mau hanya jadi sasaran kemarahan pria itu disaat tidak ada yang salah dari perilaku nya. Apa yang akan Jungkook katakan jika tahu Lalisa ingin menemui sahabatnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romantizm{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...