Tidak seperti biasa, pintu kayu itu akan terketuk kuat jika tidak bisa dibuka. Kini, Launa lebih memilih diam menunggu pintu itu terbuka dengan sendirinya. Mungkin dia sudah bosan berteriak. Sejak awal sang ibu mengatakan pintu itu rusak, namun tidak kunjung diperbaiki. Hingga tak terhitung sudah berapa kali Launa terkurung di dalam kamar mereka hampir satu bulan ini, gadis kecil itu pusing sendiri mengingat sangkin seringnya.
Launa sedang menyangga dua tangan nya di bawah dagu. Ia tatap pintu kayu yang lusuh belum juga mau terbuka. Launa menghela nafas nya pelan, entah pukul berapa ia bisa keluar dari kamar, Launa sangat bosan. Walau hari ini adalah hari libur sekolah tapi Launa ingin cepat bermain dengan Stevani yang sudah jauh lebih baik padanya sekarang.
"Hih!! Lama" Keluh nya.
Launa menghela nafas lagi. Ia memajukan bibir tanpa menurunkan tangan dari dagunya. Ia tatap lekat pintu kayu itu hingga beberapa saat pintu itu terbuka menampakkan kedua orang tua nya memasuki kamar secara perlahan, seolah diam-diam takut Launa terbangun dari tidurnya.
"Mami Daddy" Panggil Launa.
Mata Jungkook membulat dengan langkah kaki yang ia hentikan secara tiba-tiba. Ia terpaku menatap Launa yang sedang menuruni tempat tidur seperti sudah bersedia untuk menyambut mereka. Hal yang sama juga terjadi pada Lalisa, wanita itu tersenyum canggung menyelipkan rambut di daun telinga dan memandang Launa yang sudah berdiri di depan mereka.
"Kenapa lama bukain pintunya mami?"
"Lala udah bangun dari tadi? Kenapa tidak panggil mami?" Tanya Lalisa berpura-pura.
Launa menggeleng pelan "Lala bosen panggilin-panggilin telus. Kenapa pintunya enggak dibenelin? Kata Daddy mau dibenelin. Tapi Lala dikulung telus sama pintu nya kalo pagi-pagi"
Lalisa menatap kearah Jungkook yang diam seakan tidak bisa menjawab pertanyaan putri mereka. Memang, alibi dalam menipu Launa akhir-akhir ini lebih gencar dilakukan Lalisa ketimbang Jungkook. Entah sudah tidak bisa berbohong, atau takut saja saat Launa tahu pintu itu tidak rusak Launa akan sangat marah padanya.
"Daddy sibuk" Ucap Lalisa bersimpuh. Ia cium gemas pipi chubby Launa yang sedikit memiliki warna merah di setiap sisinya "Kan Lala tahu misi kita hanya satu bulan di sini, jadi Daddy harus cepat menyelesaikan misi itu sebelum waktu nya berakhir"
"Ohh, yaudah deh gapapa. Lala tungguin aja sampe mami atau Daddy yang bukain pintunya setiap pagi"
"Itu terdengar baik sayang. Ayo mami mandiin"
"Hum" Launa menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia melangkah kearah Jungkook dan merentangkan kedua tangan seolah tidak sabaran sang ayah menggapai tubuhnya "Mau mandi sama Daddy. Daddy yang mandiin Lala ya"
"Okey princess"
Jungkook tersenyum atas permintaan putri mereka. Ia mengangkat tubuh Launa ke gendongan nya sembari menciumi permukaan perut Launa yang terbungkus pakaian tidurnya. Jungkook sangat sering melakukan itu karena aroma bayi dari tubuh Launa selalu saja dapat tercium walau Launa belum membersihkan tubuhnya. Jungkook suka itu, seolah-olah putri mereka yang sudah berusia lima tahun ini masih bayi kecil mungil karena aroma tubuh nya.
"Wuuuufffff" Gumam Launa memajukan bibirnya. Kini ia sudah berada di dalam kamar mandi dengan Jungkook. Launa sedang bermain dengan sikat gigi nya. Membuat itu seperti sebuah pesawat jet tempur yang terbang di udara.
Byuuuurrrr [Air berasal dari gayung membasahi tubuh putri kecil mereka].
"Wuuuufffffff dollll dollll! aaaa awas kita diselang hantu gajah"
Launa terus bergumam menggerakkan tangan nya, Jungkook hanya tersenyum sesekali memperhatikan sembari menggosok lembut tubuh Launa dengan sabun mandinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...