Kaca jendela yang usang itu membawa ketenangan. Hujan rintik yang air nya turut membasahi wajah cantik lalisa seakan menyapu sedikit demi sedikit rasa sakit hati nya. Berjuta kali lalisa bertanya dalam semalam, apa sebab ia memiliki putri dengan pria bermulut tajam seperti pria itu. Apa sebab dia mau menjatuhkan harga diri dengan memiliki putri diluar pernikahan dengan pria yang terlihat tidak memiliki perasaan apapun padanya.
Sakit sekali rasanya, saat mati-matian lalisa memenuhi kebutuhan Launa tanpa meminta-minta tapi justru dihinakan pria yang dipanggil Launa sebagai ayah.
Lalisa menarik nafas nya dalam, lalu ia buang perlahan menatap langit yang mulai terang dari balik celah jendela yang terlihat sudah mulai patah kayu nya. Lalisa bergumam sendirian mempertanyakan kehidupan nya, mempertanyakan takdir yang entah kenapa seperti sangat berat dijalani nya. Terlebih, sebagian memori yang hilang itu membuat lalisa seperti orang bodoh yang tidak mengenali siapa dirinya di masa lalu.
Apakah gadis lugu? Atau justru seorang pelacur yang mudah dirayu?
Setetes air mata jatuh di pipi lalisa. Ia terbangun dari khayalan dan mengusap lembut pipi nya. Air mata ini untuk penderitaan yang mana? Jika kesusahan hidup nya dan Launa lalisa pikir tidak, karena anak itu sangat bersyukur dengan hidup mereka hingga membuat lalisa pun cukup tenang menjalani kesederhanaan yang mereka punya. Entahlah, lalisa tidak mengerti apa-apa. Seakan pertemuan dengan pria itu membuat pedih hati dan sakit kepala nya.
Sudah pukul enam pagi, sejak tadi malam lalisa tidak dapat tidur. Kedatangan pria itu membawa mimpi buruk untuk lalisa. Umpatan pria itu juga menyakiti relung jiwa nya. Lalisa tahu pria itu tidak akan menyerah, lalisa tahu dia akan terus datang ke rumah untuk bertemu Launa. Dapat tergambar jelas kasih sayang pria itu pada Launa dan sebalik nya. Seakan waktu lima tahun merawat Launa tersaingi dengan pria kaya yang mengaku sebagai ayah nya.
"Mami..."
Terdengar suara serak dari tuan putri Jungkook dan lalisa. Wanita itu mengusap kasar kedua mata nya dan berbalik, ada Launa yang memegang balon pemberian ayah nya sedang berdiri dengan rambut yang berantakan.
"Sayang, kemari nak" Ucap lalisa tersenyum tulus.
Launa melangkahkan kaki kecil nya pada lalisa. Ia tersenyum memandangi wajah cantik ibu nya. Launa menarik lembut tangan lalisa agar mau berjongkok dan memeluk nya. Lalisa menuruti Launa, ia mengecup dahi dan kedua pipi gadis kecil kesayangan Jungkook itu dengan penuh cinta di hati nya. Launa membelai pipi lalisa dengan lembut, ia tersenyum teduh dan memiringkan kepala nya.
"Mami cantik" Ucap nya.
"Terimakasih nak, Lala juga cantik sayang"
"Mami tau gak, mami cantik sekali di mimpi Lala tadi malem"
"Mimpi?"
Launa mengangguk pelan. Lalisa tidak mengatakan apapun tapi raut wajah Launa sudah berubah. Bibir kecil itu terlihat tertarik ke bawah dan mata nya berkaca-kaca. Launa menggosok paksa mata nya yang dapat lalisa tangkap seperti buliran kepedihan yang sedang ditahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Romance{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...