Hari ini menjadi hari yang penting untuk Jungkook dan Lalisa. Hari dimana mereka akan mengantarkan Launa pada awal tangga kehidupan baru nya. Ya, Launa akan masuk ke sekolah dan belajar banyak di sana. Mungkin, Launa akan menjadi sibuk dengan buku-buku nya nanti. Atau mungkin, Launa akan berbicara dengan benar dan tidak seperti bayi mereka yang cadel lagi. Jujur ada rasa takut kehilangan masa-masa kecil Launa yang membuat Jungkook terkadang meminta Lalisa untuk mengubah keputusan mereka
menyekolahkan nya di usia dini.Lalisa sedang mengikat rambut Launa dengan cantik. Sangat menggemaskan rupa nya ditambah sudah mengenakan pakaian biru putih ciri khas taman kanak-kanak kota Seoul. Lalisa turut merapihkan wajah Launa yang masih berantakan bedak putih. Ia melihat Jungkook juga sedang mengenakan dasi sembari sesekali melirik kearah Lalisa dan buah hati mereka.
"Bisa Jeon? Perlu bantuan ku?"
Lalisa berdiri dari posisinya setelah selesai mempersiapkan Launa. Ia mendekat pada Jungkook dan membantu pria itu menyimpulkan dasi dengan benar. Jungkook memandang wajah Launa yang terlihat tidak bahagia, ia bertanya dalam hati nya apa putri mereka tidak mau bersekolah sebenarnya?
"Launa tidak bicara sejak bangun tadi kan?"
Lalisa melihat kearah Jungkook, ia memberhentikan gerak tangan lalu melihat Launa dari pantulan cermin di dekat nya. Lalisa mengerutkan dahi, gerakan tangan itu sedikit melamban dengan pikiran yang berkelana sebab kebungkaman putri mereka.
"Iya, aku rasa begitu"
"Ada apa? Apa kau memarahinya sayang?"
Lalisa menggelengkan kepalanya "Aku tidak pernah meninggikan suaraku di depan Launa"
"Lalu kenapa?"
"Entah lah" Lalisa merapihkan kemeja Jungkook, tersenyum teduh memandang wajah pria yang kini sedang menatap lekat manik hazel nya "Aku akan bicara dengan nya nanti. Kau sudah terlihat rapih. Semoga berhasil hari ini ya"
"Thank you love. Aku akan dapatkan tender itu. Percaya padaku" Ucap Jungkook mengecup pipi Lalisa.
"Aku sangat percaya padamu lebih dari apapun di dunia ini. Semoga berhasil Jeon" Lalisa mengambil kedua tangan Jungkook dan mengecupnya bergantian.
"Lihat saja, aku akan memenangkan tender hari ini untuk istri cantik ku"
Pria itu tersenyum, lalu ia menatap Launa dan mendekat pada putri mereka. Menggendong Launa yang masih saja terlihat murung seperti bersedih hati hari ini.
"Sayang kenapa? Mami atau Daddy ada buat salah?
Launa menggeleng pelan, ia bermain dengan dasi sang ayah yang sudah terlihat rapih.
"Terus kenapa? Tidak mau sekolah?"
Launa masih menggelengkan kepalanya. Jungkook sangat bingung jika Launa sudah seperti ini. Ia mengerutkan dahi dan menggigit bibir nya sendiri. Menatap Lalisa seakan membutuhkan pertolongan dari wanita yang lebih lama merawat putri mereka.
Lalisa tersenyum dan mengangguk. Ia mendekat pada Jungkook dan mengambil alih tubuh Launa yang tidak bersemangat sama sekali.
"Daddy turun duluan ya, Daddy tunggu kalian di meja makan" Ucap Jungkook mengecup dahi Launa dan mengecup pipi Lalisa kemudian.
Terdengar suara pintu yang tertutup rapat. Lalisa masih melihat Launa menundukkan kepala nya dan memandang titik-titik yang tidak menarik sama sekali. Tadi, saat sang ayah yang mengajak Launa bicara ia sibuk memperhatikan dasi hitam nya. Lalu sekarang saat Lalisa yang mengajak nya bicara Launa lebih memilih memandang anting simpel yang Lalisa kenakan dibanding wajah teduh ibu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐨𝐜𝐤𝐢𝐧𝐠𝐛𝐢𝐫𝐝| 𝐋𝐢𝐳𝐤𝐨𝐨𝐤
Lãng mạn{M} Tidak ada cinta untuk siapapun, tidak ada belas kasih atau rasa empati kepada siapapun. Hati itu keras dan tak tersentuh. hingga kesalahan nya malam itu membuat ia jatuh, jatuh cinta sepenuh jiwa pada putri satu-satunya. Gadis kecil berusia lim...