Rembulan memancarkan sinar nya yang indah, mengatakan pada seluruh makhluk bumi bahwa ini saat nya mereka beristirahat. Rembulan bersinar terang, membuat siapapun jatuh hati dengan keindahan sinarnya.
Malam hari ini terasa dingin, menusuk ke kulit para manusia yang masih terjaga.
"Jadi kita tidur disini?" Tanya Riji.
Rion mengangguk menjawab pertanyaan Riji.
"Kita? Kita semua?" Sekarang Gin yang bertanya.
Rion pun kembali mengangguk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Gin.
"Yang bener aja lah pak! Mana boleh begini." Mako berujar tak terima.
Malam ini mereka harus tidur bersama-sama di ruang kerja Rion. Bukan tanpa sebab Rion menyuruh mereka tidur bersama disini, ingat lah kejadian beberapa jam yang lalu.
Api berkobar dengan hebat, membuat dapur dan sekitarnya ikut terbakar. Begitu juga dengan lantai dua yang terkena dampaknya, lantai dua yang berisi kamar-kamar mereka.
Tidak ada kamar tidur yang selamat dari kebakaran dapur hari ini, tak ada satupun. Bahkan kamar utama milik Rion dan Caine.
Sehingga mereka mau tidak mau mengungsi ketempat lain yang tidak terkena dampak kebakaran dapur.
Sebenarnya banyak tempat lain yang tidak terkena dampak kebakaran, namun menurut Rion satu-satunya tempat yang luas dan bisa dipakai untuk tidur bersama adalah ruang kerja dia.
Ruang kerja Rion memang sangat luas, hanya terdapat dua meja, juga dua kursi dan satu lemari besar yang berisi buku dan berkas. Karna ini merupakan ruang pribadi Rion dan Caine, jadi hanya sedikit perabotan disini.
"Inget siapa yang bikin lantai kamar tidur jadi item magrib." Sindir Rion.
Lima pemuda yang disindir oleh Rion terlihat cemberut, mereka kan tidak sengaja! Kenapa dibahas mulu sih.
"Udah sini bantuin mojokin meja Caine sama meja gue." Titah Rion.
Mereka yang mendengar itu langsung membantu Rion mendorong meja hingga sampai di pojok ruangan, sehingga ruang kerja Rion menjadi terlihat sangat luas.
"Rion Rion." Panggil Istmo.
"Kenapa?" ─ Rion.
"Ini kita tidur nya mau dilantai aja atau gimana? Kasian anak-anak sih kalo dilantai. Atau mau gue beliin kasur lipat aja?" Tanya Istmo yang berada diambang pintu.
Rion tak menjawab beberapa saat, dengan gestur berpikir nya yang kentara.
"Gausah deh kayaknya. Dilemari atas tempat baju, itu ada karpet bulu, pake itu aja. Tebel banget kok karpet nya." Jawab nya.
Istmo pun mengangguk paham, dan segera berjalan ke bawah untuk mengambil karpet bulu itu.
"Hari ini gaada agenda minum susu mi?" Key membuka obrolan.
Para gadis keluarga Noir ─ termasuk Caine, memang sedang duduk bersantai di ruang musik, mereka dilarang oleh sang ayah untuk ikut membantu menyiapkan tempat tidur.
Selama disini mereka hanya mendengar ocehan Echi yang sangat membuat pusing, tapi mereka juga terhibur mendengar nya. Apalagi jika si terong itu sudah berdebat dengan Enon, benar-benar tontonan yang menarik. Bahkan mereka terlihat lebih seperti anak-anak daripada si bontot.
Dan perdebatan itu tak berlangsung lama, karna tiba-tiba saja mereka berhenti sehingga ruangan menjadi hening.
Sebelum akhirnya Key membuka obrolan lagi.
"Iyaa mi masa kita ga minum susu." Echi berujar dengan manja, ia merebahkan tubuhnya di lantai, dengan memakai paha Enon sebagai bantalnya.
"Dedek mau susu mi." Sembari mengucek mata nya yang berat, Mia yang sedang bersandar dipundak Caine berujar dengan nada lelah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Life Family
Fiksi PenggemarKota dengan populasi dunia bawah terbanyak masih dipegang oleh Tokyovers. Dengan 6 fraksi unggul, yang namanya banyak disebut di kota. Menjadi desas-desus dan makanan sehari-hari bagi orang dalam kota maupun luar kota. Tokyo Noir Familia merupakan s...