// - 35 - \\

1.5K 162 2
                                    

' - permen jahe - '

• • • •

Hari semakin malam, mereka semua berencana untuk menjenguk kedua anak gadis keluarga Noir.

Mereka ingin menjenguk keduanya dengan bebarengan, namun mengingat jika seluruh keluarga Noir datang ke rumah sakit, Rion yakin tak sampai dua menit rumah sakit pasti akan runtuh dengan sendirinya.

Jadi sepertinya hanya beberapa orang saja yang berangkat pada malam ini, dan akan disusul oleh yang lainnya pada pagi hari.

"Loh Caine? Ngapain kamu bawa barang banyak kek begitu."

Rion yang sedang mengunyah permen jahe memandang aneh Caine yang membawa begitu banyak barang, tangan Caine sangat penuh dengan entah barang apa saja yang ia bawa.

Dibelakang Caine ada duo dispenser yang terlihat membawa kresek hitam ditangan kanan dan kirinya. Melihat itu, Rion semakin mengerutkan keningnya, merasa bingung dengan mereka semua.

"Oh ini, buat .... nginep."Caine berujar dengan suaranya yang amat lirih, menandakan bahwa dirinya mulai kehabisan baterai hidup.

"Hah? Kamu mau nginep di rumah sakit Caine?" Tanya Rion lagi.

Caine yang mendengar pertanyaan Rion hanya menggangukkan kepalanya dengan lemas. Ia pun segera melangkahkan kakinya pergi menuju ke garasi, menaruh barang-barang yang ia bawa, dan segera pergi tidur. Eh maksudnya pergi ke rumah sakit.

"Itu Caine kenapa?" Rion bertanya, kali ini ke Elya dan Key.

Kedua anak gadis yang merasa ditanyai oleh sang ayah, langsung menolehkan kepalanya bebarengan.

"Ngantuk itu, batre si mami udah habis." Ucap Key.

Elya mengangguk tanda menyetujui apa yang diucapkan Key.

Rion yang mendengar jawaban dari Key, kembali membuka permen jahe dan segera memasukkan nya kedalam mulut.

Ia menggangukkan kepalanya tanda mengerti.

"Bapak makan apa tu?" Elya bertanya, penasaran dengan apa yang Rion pegang.

"Oh permen jahe, dapet dari Marcel kemaren setoples. Kenapa? Kamu mau?"

Rion menyodorkan beberapa bungkus permen jahe yang memang ia genggam sedari tadi. Elya yang melihat Rion menyodorkan permen jahe menggeleng, kemudian ia berujar.

"Gamau ah, ga enak. Itu mah permen bapak-bapak." Ujarnya.

Hal itu mampu membuat Key yang mendengarnya tertawa renyah, dan Rion memandang Elya dengan wajahnya yang kesal.

"Sialan luhk, anak sapa sich." Rion berucap dengan nada kesal, yang mana mampu membuat tawa Key semakin terdengar kencang.

Elya terkekeh, kemudian membalas Rion. "Lagian ngapain pulak pak Marcel ngasih permen jahe, aneh banget."

Key menoleh mendengar ucapan Elya, ia memberikan reaksi terkejutnya.

"Loh El, kamu gatau?" Tanya Key.

Elya menggeleng membalas Key.

"Si bapak yang minta, gegara ngerasa badannya kaku banget terus susah digerakin. Faktor U emang." Jawab Key.

Segeralah tawa dari Elya dan Key semakin terdengar menggelegar di ruang tamu. Sedangkan disisi lain, bapak mereka memanyunkan bibirnya dengan kesal mendengar dirinya diejek habis-habisan oleh anaknya.

"Dasar kelean anak durhaka emang! Gue jual juga lu anying." Ucap Rion sembari mengeraskan suara gigitan pada permen jahe yang ada di mulutnya. Sungguh! Ia sangat kesal dengan dua dispenser ini.

Key dan Elya semakin tertawa dengan keras mendengar hal itu. Ah ya ampun, semua orang sepertinya harus merasakan bahagianya menjahili seorang Rion Kenzo hingga dia manyun-manyun manja.

Ada sekitar 2 menit mereka berdua tertawa, dengan Rion yang menatap keduanya dengan tatapan permusuhan.

"Aku mau ikut pi."

Suara seseorang mengalihkan perhatian mereka bertiga ke arah tangga, disana Echi berdiri dengan pakaian yang sudah amat rapi.

Melihat seorang Echi, Elya dan Key lantas menghentikan tawa mereka dan segera mendekati Echi. Merasa khawatir dengan kondisi adik mereka.

"Istirahat aja Chi, suhu tubuh mu juga belum turun kan?" Ujar Key.

Echi menggeleng pertanda tidak menyetujui ujaran dari Key, "Aku udah gapapa bun, aman aja."

"Kamu masih lemes banget Chi, balik kamar aja deh, istirahat." Sekarang ganti Elya yang berujar.

"Gapapa aunty, aman aja." Echi tersenyum lebar, memberi pertanda bahwa dirinya baik-baik saja.

Duo dispenser saling beradu tatap, kemudian menghela nafasnya dengan panjang.

"Biarin aja dia ikut. Ayo, kasian mami nunggu didepan." Rion berjalan mendahului ketiganya, pergi menuju garasi untuk menghampiri Caine.

• • • •

"Bapak bisa bantuin bawa barang-barang di mobil ga?" Key menghampiri Rion yang baru saja turun dari mobilnya.

Mereka sudah sampai di rumah sakit, tak perlu membutuhkan waktu yang lama dari rumah mereka ke rumah sakit.

"Bisa." Rion dan Key berjalan pergi untuk menghampiri mobil yang dikendarai Key.

Saat sudah sampai disana, Key segera membuka bagasi, dan menyuruh Rion untuk mengambil barang-barang yang bisa dibilang amat banyak itu.

"Heh gila kali, kalian ini bawa apaan anjrit?" Rion geleng-geleng kepala melihat banyaknya barang di bagasi.

"Bapak mah mana tau, ini tuh barang-barang penting seorang perempuan." Ujar Key.

Rion berdecih mendengarnya, ia mengintip kedalam mobil dari kaca.

"Caine kenapa? Pingsan kah, atau gimana?" Raut khawatir terpampang di wajah Rion.

"Engga, cuma ketiduran itu. Nanti mau ku gendong aja, kasian juga kalo dibangunin." Jawab Key.

Rion menggangukkan kepalanya, tangan nya merogoh kantong celana miliknya, mengeluarkan sesuatu dari sana.

"Nih kasih ke Caine." Rion menyodorkan sesuatu ke Key.

Key memandang Rion dengan tatapan lelahnya, "Buat apaan sih permen jahe pak??"

"Kasihin ke Caine, itu sangat bermanfaat bagi tubuh. Kamu kalo mau juga boleh ambil." Ucapnya sembari menepuk pundak Key.

Key menghela nafasnya dengan lelah, BISA GA BAPAKNYA DI TUKAR TAMBAH SAMA RUMAH AJA?!?

"Please deh pak, mami itu bukan bapak-bapak fesbuk kayak bapak ya!!" Ucap Key lelah.

Rasanya Key ingin menjual bapaknya ini, bisa-bisanya mami nya yang masih sangat muda itu disamakan dengan diri Rion yang sudah sangat tua.

Sepertinya memang Key besok harus menawarkan nya di grup jual beli musang lagi.

• • • •

Demi Allah aku gatau apa yang kuketik anjir. Terlalu bersemangat untuk menulis ending, hingga lupa masih harus memikirkan ini nya.

Oh iya, aku tiba-tiba pengen ngepublish cerita khusus dedek Mia. Karna alur rp dedek tuh lebih menguji kewarasan.

Menurut kalian gimana kalo aku ngepublish book itu? Yes or No?
(Tambahan : tapi nanti book nya bakal up paling dua Minggu sekali, karna satu chap bisa sampe 2000 an kata lebih) Gimana menurut kalian?

Segini dulu untuk hari ini, tengkyuuu semuanya yang sudah mampir dan yang sudah support. I love youuu

Night Life FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang