' - Key, Elya dan Mami - '
• • • • •
"Kalian berdua mau kemana?"
Malam hari ini terasa begitu hangat, entah karna memang musim semi yang akan datang, ataukah cakrawala sedang bahagia.
Sedari tadi pagi hingga siang, sinar mentari hanya menunjukkan sedikit atensi nya, memberikan hawa hangat bagi manusia dibawahnya. Membuat manusia merasa senang dengan hawa yang diberikan sang mentari.
Hawa hangat pun masih dirasakan hingga malam, malam yang sangat cocok untuk melakukan aktivitas diluar rumah bersama keluarga mereka.
"Ke pantai mi, mau ikut?"
Dibawah sana, Elya berteriak membalas pertanyaan dari sang mami. Dengan didampingi Key yang ada disebelah nya yang membawa satu kresek jajan ditangan kanan nya, dan juga vape ditangan kiri nya.
Tadi, Caine hanya merasa bosan menonton televisi. Sehingga ia memilih untuk keluar menghirup udara segar, mumpung hawa hari ini terasa hangat.
Tiba-tiba saja ia melihat dua gadis yang keluar dari rumah, menyipitkan matanya karna dirinya tak memakai kacamata, berusaha melihat siapa yang keluar itu.
Ternyata itu Key dan Elya. Membuatnya segera menanyakan kemana mereka akan pergi, melihat pakaian yang digunakan mereka sangat terbuka, ia jadi merasa khawatir mereka akan pergi ke tempat-tempat aneh.
Untung saja mereka hanya ingin pergi ke pantai.
"Ikut, tunggu bentar ya." Caine berjalan masuk kembali kedalam rumah.
Dengan buru-buru, ia mengambil dua jaket yang tergantung disebelah pintu masuk, dan juga mengambil dua pasang selimut mini yang ia taruh di lemari pakaian didekat pintu.
Berjalan dengan terburu-buru untuk menghampiri kedua anak gadisnya.
"Ayo." Ajak nya.
"Itu buat apa?" Key bertanya, melihat sang mami membawa dua jaket dan dua selimut ditangan kanan dan kirinya membuat dirinya kebingungan.
"Buat kalian, ayok." Caine berujar dengan singkat, segera ia mendahului kedua anaknya.
• • • •
Memang, suara ombak merupakan penenang yang sesungguhnya.
Suaranya yang mengalun indah, membuat siapapun terpana.
"Key masih sering pusing tiba-tiba?" Tanya Caine.
Mendengar namanya disebut, Key dengan cepat menoleh ke sebelah kanan nya, dimana Caine berada.
"Lumayan sering." Jawabnya.
Caine mengangguk dengan paham, ia pun berganti bertanya ke Elya. "Elya sendiri, masih sering mimpi buruk?"
Tanpa menoleh, Elya mengganguk. Ia tetap fokus dengan aktivitas nya yang menggambar di pasir.
Melihat Elya mengangguk, Caine segera merangkul pundak kedua anak gadisnya. Membiarkan kedua nya menyandarkan kepalanya dipundak Caine.
Tangan nya mengelus kepala mereka kedua dengan amat sayang, membuat kedua nya merasa nyaman berada dipundak Caine.
Perlahan-lahan, isakan terdengar dari kedua orang ini. Tubuhnya bergetar, tangan mereka menggenggam baju yang Caine gunakan dengan erat.
Caine hanya diam, tanpa memberi respon apapun. Ia hanya memandang air yang berkilau itu dengan tatapan mata yang amat dalam.
"Mami ..... Mami ....." Rintih Key.
Mendengar rintihan Key, Caine semakin memeluk keduanya dengan erat. Membuat keduanya semakin mengeraskan Isak tangis mereka.
"Mami ...." Key kembali merintih, terdengar amat menyakitkan ditelinga Caine.
"Maaf ya, aku gabisa jaga kalian dari orang itu."
"Sakit, sakit banget mi." Elya ikut merintih, berusaha mengadu ke Caine.
Caine mengangguk dengan paham, "Maafin aku ya."
Key menggeleng, ia semakin mengeratkan pelukannya ke Caine.
"Semua ayah memang sejahat itu ya?" Tanya Caine.
Dirinya tersenyum simpul, berusaha menahan air matanya yang akan terjun dengan bebas.
"El takut mi, El takut kalo seandainya dia ngelakuin hal itu ke kita berdua lagi." Ujar Elya dengan lirih.
"El gamau dipukul lagi, El gamau dia pegang-pegang El lagi. Dia jahat mi, El takut, El takut dia nyelakain mami."
Tangisan Elya semakin terdengar sangat kencang, terdengar semakin menyesakkan dada Caine. Setelah sekian lama, akhirnya Elya kembali meluapkan emosi nya.
"Kalian percaya Rion kan?" Tanya Caine.
Key mengangguk dengan pelan, diikuti dengan anggukan dari Elya.
"Papi Rion, dia, yang bakal jaga kalian, yang bakal ngelindungi kalian, dari mereka semua yang jahat ke kalian. Percaya sama Rion, dia bakal selalu ngelindungi kalian."
"Gaada satu orang pun, yang bisa megang kalian seenaknya lagi." Ucap Caine.
Mendengar ucapan Caine, Key ikut mengeraskan tangisan nya.
Mereka kalah, mereka kalah sebagai anak sulung yang terlihat tegar didepan adik-adiknya. Pada akhirnya, mereka sangat membutuhkan pundak Caine.
• • • •
Bisa play lagu 'Kekal.' karna amat cucok dengan lirik "yang memeluk raga kecil ku."
Sejujurnya ini scene yang ga sengaja dibuat, jadi maapin kalo tidak nge feel okey?
Peluk hangat untuk Key dan Elya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Life Family
FanfictionKota dengan populasi dunia bawah terbanyak masih dipegang oleh Tokyovers. Dengan 6 fraksi unggul, yang namanya banyak disebut di kota. Menjadi desas-desus dan makanan sehari-hari bagi orang dalam kota maupun luar kota. Tokyo Noir Familia merupakan s...