// - 33 - \\

1.6K 191 6
                                    

' - wejangan - '

• • • •

"Coba jelasin Gin, ada kejadian apa?" Suara Rion terdengar serak dan amat rendah, membuat ketiga anak bujang nya merasa terintimidasi oleh aura Rion.

Kedatangan Rion tadi hampir membuat jantung ketiga anaknya hilang saat itu juga.

Bagaimana mereka bertiga tidak terkejut jika Rion tiba-tiba berdiri di pintu samping, disaat mereka bertiga sedang meluapkan emosinya ke satu sama lain.

Alasan Rion pulang sendirian karna motornya mogok saat selesai bertransaksi dari kota sebelah, membuat dirinya harus pergi pulang sembari mendorong motornya dan tidak mengikuti transaksi selanjutnya.

Lagipula kan ada Caine dan ada Key pula, jadi ia bisa pulang dengan santai tanpa takut akan terjadi apa-apa.

Namun ternyata kejadian tak terduga malah terjadi di rumah, membuat nya memijit pelipisnya merasa pening dengan masalah-masalah yang ada.

"Ada penembakan, korbannya Mia sama Enon." Ujar Gin.

Mendengar hal itu, Riji dan Mako melotot tak percaya. Sedangkan Rion, wajahnya semakin terlihat serius, seakan sekarang dirinya ingin melahap semua orang hidup-hidup.

"Siapa?" Tanya Rion dengan nada rendah.

Gin pun ikut memberikan tatapan mata yang terlihat sangat serius. "Tato laba-laba hitam." Ucapnya dengan lirih.

Rion berdecih, ia ambil sebatang rokok dan juga sebuah korek dari saku celananya. Menyalakan rokok tersebut, dan mulai menikmati rasa yang ada.

"Dia udah mati sekarang, bener?"

Gin mengangguk mendengar apa yang diucapkan Rion. "Bener, dia bunuh diri tepat saat sirine polisi berbunyi. Harusnya lu udah bisa nebak kelakuan siapa ini."

Mendengar nya, Rion terkekeh dengan pelan, matanya menatap suatu objek dengan tatapan yang amat sangat dingin.

"Tunggu sampe gue dapet semua buktinya. Bajingan kek mereka, ga bakal gue kasih ampun setelah ini." Ucap Rion.

Mereka berempat diam, tanpa ada pembahasan kelanjutan. Hingga tak terasa mereka berdiam diri selama kurang lebih 2 menit.

Gin ingin membuka percakapan, namun ia urungkan karna melihat bagaimana Rion terdiam sembari menatap dingin kedepan.

Riji dan Mako pun hanya bisa menunduk dengan rasa bersalah yang membuncah, membuat mereka berdua takut untuk menatap Rion.

"Terus Ji, alasan lu mukulin Gin sampe babak belur apaan?" Rion akhirnya membuka suara, memulai percakapan dengan ketiganya.

Tidak ada tanda-tanda Rion ingin mengubah nada suaranya yang terdengar sangat dingin.

Riji dengan perlahan menatap Rion, ia mengambil nafas dengan panjang.

"Gin ninggalin Echi sendirian di karnival, ditinggal gitu aja ditengah hujan." Singkat Riji.

"Echi sekarang dimana?" Tanya Rion.

"Di kamar, kayaknya dia kena demam itu." Ujar Riji.

Rion terdiam sejenak, "Kalian berdua ga nanya alasan Gin ninggalin Echi?"

Riji menggeleng, diikuti dengan Mako yang menggeleng kan kepalanya.

"Sebenernya Mako udah nyuruh gue buat dengerin Gin, tapi gue nya udah terlalu emosi. Mangkanya gue langsung mukulin Gin tanpa nanya apa-apa dulu." Jelas Riji.

Rion menghela nafasnya.

"Meskipun gue sering banget kepancing emosi, tapi gue ga pernah sekali-kali mukulin orang tanpa nanya alasannya dulu apa dan nyari tau kenapa dia lakuin hal itu."

"Lain kali, ditanya dulu alasannya yang jelas. Dicari tau dulu sebelum ngehakimi orang. Dua situasi itu sama-sama penting, mau itu Echi yang kehujanan, ataupun Enon sama Mia yang jadi korban penembakan."

"Jangan gampang ngambil keputusan, dipikirin dulu sebelum bertindak." Ucap Rion.

"Maap beh, gue ngaku salah." Ucap Riji.

"Ngapain lu minta maaf ke gue? Sana ke Gin. Yang lu pukulin kan Gin, bukan gue."

Riji segera mendekatkan dirinya ke tempat Gin, menyodorkan tangannya untuk meminta maaf kepada Gin.

"Sorry." Singkatnya.

Baru saja Gin ingin membalas, namun sudah dipotong oleh suara Rion.

"Heh! Bagian mana yang kau bilang minta maaf itu paok. Ulang! Gaada sayang-sayang nya." Ujar Rion dengan sedikit berteriak.

"Najis banget anjing, pacarku yang lagi kerja nangis-nangis beh." Jawab Riji.

Gin juga menunjukkan wajah jijiknya mendengar suruhan dari Rion, orang ini beneran sudah gila seperti nya.

"Loh kan kasih sayang sebagai keluarga, kau ini mikir apa anjir."

• • • •

Segini dulu ya seng, maaf banget kalau ga jelas:')

Soalnya aku sambil nontonin live papi gusy, jadi agak ga fokus pas ngetik. Jadinya ketikan ku amburadul, maaf ya semuanya T_T

Makasih untuk support kalian semua, i love you all

Night Life FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang