// - 38 - \\

1K 126 1
                                    

' - tak perlu khawatir, ada mami dan papi - '

• • •

"Kalian ngapain begitu? Alay banget."

Rion keluar dari kamar inap milik Mia, ia mendekat ke tempat duduk kedua anak gadisnya. Dan dengan tiba-tiba, dirinya mendudukkan diri ditengah-tengah kedua anak gadisnya.

"Ck, ganggu bapak mah." Ujar Elya sembari cemberut.

Key terkekeh dengan pelan, mendengar ujaran dari Elya.

Terlihat Rion sedikit mengangkat bibirnya, tersenyum miring. Ia pun merangkul pundak kedua anak gadisnya. Menyenderkan kepala mereka berdua, di pundak lebar miliknya.

Key dan Elya, yang mendapatkan rangkulan tentu terkejut. Tiba-tiba saja papi mereka, yang sangat anti dengan skinship, merangkul keduanya dengan sayang seperti ini. Siapa yang tidak terkejut jika seperti itu?

"Tidur, papi tau kalian cape. Ga perlu khawatir, ada papi disini." Ujar Rion.

Perlahan, air mata milik Key menetes begitu saja. Tentu nya dengan segera ia tahan dengan memejamkan matanya. Berusaha terlelap agar tak terisak. Begitupun Elya, dalam sekejap ia terlelap dalam pelukan hangat milik Rion Kenzo.

"Dasar bocah-bocah sok kuat semua, kalo cape tidur aja napa sih. Sok kuat banget." Lirih Rion.

Dengan perlahan pula, Rion ikut terlelap bersama kedua anak gadisnya.

• • • •

Gelap, sunyi, sepi. Tempat yang menakutkan.

Tidak ada siapapun disini. Aku sendirian, terduduk tak bertenaga bersimpuh dengan darah yang berceceran.

"Mia ..."

"Mia ..."

"Mia ..."

Panggilan itu lagi.

Seseorang memanggil namaku dengan merintih kesakitan. Tubuhku bergetar, merasa takut dengan tempat yang gelap ini.

"SIAPAAA!! KAMU SIAPA???" Teriak ku dengan gemetar.

Suara memanggil namaku mulai menghilang selama beberapa menit. Dan dengan tiba-tiba, suara itu berganti menjadi suara tawa yang menjengkelkan juga menakutkan.

Suara tawa yang terdengar nyaring sangat memekakkan telinga ku. Aku meringis, menahan rasa sakit yang ada.

Badanku terasa sakit seolah-olah terpotong, ada darah yang berceceran di bawah tempat ku bersimpuh. Juga, telinga ku terasa sakit mendengar suara tawa itu.

Aku yang tak tahan mendengar suara tawa yang memekakkan, mulai berteriak dengan amat sangat keras. Dan suara tawa itu mulai menghilang begitu saja.

Aku terdiam selama beberapa detik, sebelum kembali merintih dan bergumam.

"Aku dimana ini? Tolong, Aku takut ...."

"Mia ... Kamu jahat! Kamu membunuh ibu ....."

Suara itu kembali, dengan nada yang kesakitan juga menyedihkan.

Aku menggeleng, kemudian membalas suara itu. "Tidak!! Aku tidak pernah membunuh ibu ku!!"

Suara itu tertawa dengan mengerikan, kemudian suara itu berteriak dengan marah. "BOHONG!! KAMU MEMBOLONGI KEPALA IBU MU DENGAN SEBUAH TIMAH PANAS MIA ELEANOR!!"

"Tidak ... Tidak ... Aku tak pernah membunuh ibu ku ..."

"DASAR PEMBUNUH!! KAU PEMBUNUH MIA ELEANOR!! PEMBUNUH, PEMBUNUH, PEMBUNUH!!"

"AKU BUKAN PEMBUNUH, IBUKU LAH YANG HAMPIR MEMBUNUH KAK IBAM!!! AKU HANYA MEMBUAT NYA AGAR TAK MEMBUNUH KAK IBAM!!!" Teriak ku dengan suara yang bergetar.

Aku takut ... Tolong ... Siapapun, tolong aku ... Keluarkan aku dari sini ...

"PEMBUNUH ... "

"PEMBUNUH ... "

"PEMBUNUH ... "

"PEMBUNUH ... "

"PEMBUNUH ... "

"KAU MEMBUNUH IBUMU MIA ELEANOR!!!"


















• • • • •

ck, ck, ck. Sebenarnya tidak tega membuat Mia seperti ini di alam bawah sadarnya. Tapi bagaimana lagi, sudah takdir, xixixixixi.

Gantung dikit ga ngaruh 😌😌

Night Life FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang