// - 12 - \\

3.1K 341 4
                                    

' - meledak lagi? - '

• • • •

"Pastiin udah mati mesinnya, jangan ada yang turun. Kalo sampe ini pom meledak, mati kita semua disini." Ingat Rion.

Rion memang agak was-was jika sedang mengisi bensin di pom ini. Mengingat berita beberapa hari yang lalu, bahwa pom bensin ini meledak dan menewaskan 2 orang manusia. Membuat nya ngeri membayangkan nya.

"Ini yang kemarin meledak bukan sih?" Elya bertanya.

"Iya, pom ini nih, yang diberita kemarin." Dan Mia menjawab pertanyaan Elya sembari membuka bungkus roti.

"Cobain yuk dibikin meledak lagi, biar seru." Ajak Selia.

Dengan muka tanpa dosanya itu, ia mengajak Elya dan Mia untuk memberikan nyawa mereka secara cuma-cuma kepada Tuhan.

"Eh gila kali. Jangan ah Sel, mati kita semua." Elya berujar dengan was-was.

Hatinya tak tenang, takut-takut jika Selia dengan nekat mencoba membuat pom ini meledak. Hey! Dia masih ingin hidup tau!

"Coba dulu aja." Dengan semangat yang membara, Selia membuka pintu mobil dengan cepat, dan melompat keluar dari mobil.

"SELIA ANJING!" ― Elya.

"U ― uhuk kak Selia!" ― Mia.

"Eh yang! Jangan keluar!" ― Riji.

"WOY ITU SIAPA YANG KELUAR! BISA MATI KITA COK." ― Rion.

Dengan wajah tanpa dosanya sang pelaku menyengir, memamerkan gigi putihnya.

"Nyoba doang, santai aja kalik." Ujarnya.

Mereka semua melotot, apa katanya tadi? Santai? Hey! Nyawa mereka semua bisa hilang dalam sekejap kalau pom ini meledak.

Andai aja menembak keluarga sendiri diperbolehkan, pasti mereka dengan amarah sudah menembak Selia saat ini juga.

Rion memijit pelipisnya, sungguh! Ini bukan faktor umurnya yang sudah tua, tapi kelakuan anomali-anomali ini lah yang membuat dirinya sering sekali merasa nyeri di kepalanya.

"Mati gue abis ini anjing, cape banget gue." Ujar Rion, ia pun kembali melanjutkan aktivitas mengisi bensin yang sempat tertunda karna syok tadi.

Dari dalam mobil Caine menggeleng, ia buka kaca jendela, mengeluarkan kepalanya untuk melihat keluar.

"Selia jangan gitu lagi bahaya. Nyawa keluarga mu bisa habis dalam sekejap loh, kalo bercanda ada batasan nya." Omel Caine.

Selia yang mendengar omelan dari Caine pun menunduk, tak lagi menyengir tanpa rasa bersalah. Dengan nada suaranya yang terdengar amat lirih ia bergumam meminta maaf.

"Marahin aja mi, marahin dia." Ucap Krow.

Posisi Krow saat ini sudah siap sekali menghajar Selia, tapi terhalang oleh Jaki dan Garin yang menahannya. Mangkanya ia tak jadi menghajar Selia dengan tangan nya, tapi kemudian ia menjadi kompor agar Selia semakin dimarahi oleh Caine.

Saat mendengar Caine yang notabene nya jarang sekali bicara mengomel, membuat hatinya yang dongkol tadi membaik. Sungguh! Ia sangat geram ingin menghajar Selia saat itu juga.

"Udyah Krow, semua ini bisa dibicarakan baik-baik. Tidak boleh kdrt sepertyi inieh." Ucap Garin.

"Iyaa Krow jangan," Jaki menambahi ucapan dari Garin.

Dengan dramatis nya, mereka berdua terlihat memegangi Krow dengan amat erat, seakan-akan Krow melawan. Padahal mah Krow diam, tidak ada melawan sama sekali.

Memang dasar duo anomali ini saja yang terlalu dramatis.

"Apasih njing?!? Gue diem ya bangsat!" Sudah lelah dengan drama yang dilakukan kedua anomali itu, ia pun segera melepaskan diri dari mereka.

Bisa gila dia jika tetap berada diantara mereka berdua.

"Ayo cari mereka lagi. Bisa gila gue kalo diem disini mulu, gaada yang bener lu pada." Ujar Rion.

Ia pun dengan segera menyalakan mesin mobilnya, memberikan tanda bahwa mereka harus kembali mencari para perundang itu.

• • • •

'Wih apenih rame-rame. Pada nungguin ya ini,' - Rion.

'Disapa dulu ga sih itu pak.' - Riji.

'Bolehh, sapa Gin!' - Rion.

Didepan mereka, lebih tepatnya di sebuah garasi. Ada sekitar 10 orang yang berkumpul, mereka semua menggenakan jaket berwarna putih dan menggunakan masker biru sebagai penutup identitas.

Saat mobil mereka hampir mendekati garasi itu, Gin sudah mempersiapkan teriakan nya.

"Kiw ngapain manis? Nungguin kita ya? Ayo sini, langsung aja." Teriak Gin.

Sembari membuka kaca mobilnya, ia berikan jari tengah untuk orang-orang yang berkumpul itu.

Rion pun tertawa, ia segera menambahkan kecepatan pada mobil yang ia kendara.

"Manusia tolol cuma nunggu disamper!" Teriak Rion tak kalah keras.

Dua sapaan yang diberikan keluarga Noir, mampu membuat orang-orang yang ada di garasi itu terpancing amarah.

Terlihat mereka segera menaiki mobil mereka, berusaha mengejar keluarga Noir yang sudah semakin menambah kecepatan mobil-mobil mereka. Mencari tempat yang menurut mereka nyaman untuk berperang.

• • • •

Hai, bagaimana harinya?

Maaf gajelas dikit, bingung alur soalnya.

Aku sakit begini bahaya banget ya, otak buruk ku sudah menyiapkan ending jahat untuk cerita inieh:')

Seperti nya akan double up kalo tidak males ngetik, tungguin saja!

Night Life FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang