// - 19 - \\

2.1K 281 17
                                    

' - kucing - '

• • • •

"Souta mau pelihara kucing!"

"Gaboleh."

"Papiii."

"Engga Sou."

"Mia juga mauuu."

"Gaboleh."

"Papi ga sayang Mia?!!"

"Sayang. Tapi permintaan kamu sama Souta, papi tolak."

Dengan ekspresi marahnya yang kentara, Mia menggembungkan pipinya. "PAPI NYEBELIN!"

"Bodoamat." Tanpa mengalihkan pandangan nya dari komputer, Rion menjawab dengan nada acuhnya.

"Papiii mauuu kucingggg."

"Miaaa sama kak Souta mauuu kucingggg. Papiii kasih kita pelihara kucing, huaaaaa."

Tidak ada tanda-tanda Rion terganggu dengan rengekan kedua bocil ini, ia malah menyesap kopi dengan lagaknya yang membuat Souta dan Mia semakin kesal melihatnya.

Sejujurnya kepalanya agak pening mendengar rengekan mereka berdua, tapi dirinya tidak boleh goyah sama sekali. Ia tetap akan mempertahankan sesuatu yang ia larang itu!

Biarlah mereka berdua menangis hingga sesak nafas.

• • • • •

"Itwu boci-boci lagwi nghwapain?" Riji bertanya dengan mulut penuhnya.

"Telen dulu Ji, telen." Ucap Mako.

"Tau tuh, muncrat semua Ji." Sahut Gin.

Mendengar komentar dari kedua orang ini, membuat Riji dengan cepat-cepat menelan mendoan yang masih utuh itu.

"Yaudah si jing santai aja, sewot bener." Ujar Riji tak mau kalah.

"Siapa yang sewot?" Tanya Mako.

Mako heran, padahal dia dan Gin berujar dengan nada biasa saja. Sewot darimana nya coba?

"Lu lah."

"Lah? Apasih Ji."

"Lu yang apaan."

"Rijing R nya rada stress emang."

"Heh! Malah adu bacot. Kek bocil lu pada, asli dah." Gin menengahi kedua orang yang sedang beradu mulut itu.

Jujur saja, rasanya gendang telinga miliknya sebentar lagi akan pecah. Mendengar rengekan kedua bocil yang diatas saja sudah cenat-cenut gendang nya, ditambah mendengar adu mulut dua orang ini. Bisa pecah dengan mengenaskan gendang telinga.

Jadi demi kesehatan gendang telinga nya, ia menengahi pertengkaran ini.

"Mako sih nyari gara-gara." Ujar Riji sembari kembali memakan mendoan.

"Kok gue?!!" Mako berucap tak terima.

"Udah ko udah. Istighfar ga lu berdua!" Teriak Gin yang sudah muak.

Setelah Gin berteriak, barulah mereka berdua saling membalikkan badan, berlagak marah kepada satu sama lain.

Sungguh, Gin tidak bohong. Mereka berdua mirip sekali dengan Souta dan Mia, alias mirip bocil.

"Bodoamat dah, capek gue." Gin pun beranjak dari duduknya, siap untuk meninggalkan tempat itu.

• • • •

"Itu duo bocil kenapa deh mi?" Tanya Key.

Key baru saja kembali ke rumah setelah melakukan jogging pagi. Baru saja sampai dihalaman depan rumah, ia dikagetkan dengan teriakan melengking Mia, dan dilanjut dengan tangisan Souta.

Ia pikir kedua bocah itu sedang diganggu oleh Krow dkk (Jaki, Garin, Echi, Enon, Selia), tetapi mengingat mereka semua sudah berangkat kerja tadi, ia jadi bertanya-tanya mengapa kedua bocah itu tantrum.

Untungnya ia melihat sang mami yang sedang menyiram tanaman. Mirip sekali dengan ibu-ibu komplek yang tiap pagi menyirami tanaman dihalaman depan.

"Mungkin lagi bujuk Rion?" Ujar Caine.

"Hah? Si bapak kenapa emang?" Key menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dalam batinnya bertanya-tanya. Apa mungkin bapaknya itu ngereog lagi?

"Bukan Rion nya. Tapi mereka yang mau minta izin melihara kucing ke Rion." Jelas Caine.

"Tiba-tiba banget pengen pelihara kucing."

"Biasa Key anak-anak, habis nonton kutub short isinya yang tentang kucing."

"Ga diizinin ya itu, kasian. Kalo mami ngizinin ga?" Tanya Key.

Tidak langsung menjawab pertanyaan Key, Caine justru beranjak mematikan keran air yang ia pakai untuk menyirami tanaman tadi.

"Kalo aku ngizinin aja, lumayan buat hiburan di rumah, tapi kan yang punya rumah ini Rion. Jelas butuh izin dia." Ujarnya.

Ia langkahkan kakinya untuk mendekat ke tempat Key berdiri.

"Sana kamu mandi, udah aku siapin air hangat. Baju buat hari ini juga udah aku siapin, kalo udah panggil aku di ruang kerja." Setelah mengatakan itu Caine berjalan masuk kedalam rumah, bersiap untuk segera berangkat ke tempat pembuatan senjata.

Setelah kepergian Caine, hanya ada keheningan di halaman rumah ini.

Apa yang Key lakukan? Ia sedang memikirkan sesuatu, sepertinya ia mendapatkan ide menarik.

'Kucing ya? Cobain cara itu ga sih." Batinnya tertawa jahat.

• • • •

Ini dulu ya, Naza mau mam dulu. Nanti aku lanjut (kalo inget + kalo mood).

Terimakasih atas support nya!

Night Life FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang