' - Demam - '
• • • •
"Ngapain dek?"
"Kak, aku ini udah jongkok didepan kandang bebek sama anjing, sambil bawa sekarung makanan kucing. Lagi berenang aku kak."
"Yakan basa-basi dek."
Mia memutar malas matanya, dasar orang aneh, basa-basi tapi basa-basi nya udah basi. ANEH.
Mia kembali melanjutkan pekerjaannya memberi makan kucing miliknya dan Souta, bibirnya tetap cemberut seperti kemarin, tanpa ada tanda-tanda ingin tersenyum sama sekali.
Mako yang melihat aktivitas sang adik dengan tatapan sendu nya. Seperti nya Mia masih marah besar karna kemarin, bahkan Mia tidak cerewet pagi ini.
"Mia liat deh kak Riji beli apa." Riji datang menghampiri keduanya, di tangannya terdapat barang yang ingin Riji tunjukkan ke Mia.
Mia menoleh menatap Riji dengan tatapan yang bertanya, Riji yang peka segera menyodorkan barang yang ada ditangannya.
"Tadaaa ... Jam tangan kuda pony. Lucu kan? Katanya waktu itu Mia mau jam tangan ini." Ujar Riji.
Riji membawa jam tangan yang ia beli dari kota sebelah, yang waktu itu sangat diinginkan Mia tapi tidak bisa dibeli karna Rion sedang menutup arus uang jajan mereka.
Riji mengira Mia akan kembali ceria saat ia belikan jam tangan itu. Tapi sayang nya, itu hanya ekspektasi yang ada di otak Riji. Nyatanya Mia menatap jam itu kemudian ia hanya berujar.
"Wahh cantik ya jam nya." Kemudian Mia melanjutkan aktivitas nya yang mengelus-elus bebek dan anjing yang sedang makan.
Mendengar hal itu, Riji dan Mako segera menoleh satu sama lain, menatap dengan pandangan yang sulit dibaca. Kemudian keduanya menghela nafas dengan berat.
Pupus sudah harapan mereka berdua untuk membuat Mia kembali ceria, ternyata kemarahan Mia sesusah ini untuk dibujuk.
Sekarang hanya tinggal satu orang yang mereka berdua harapkan.
"Dek tau ga."
Mia menoleh, menatap dengan penuh tanya.
"Ada loh kerang yang gabisa dimakan."
Mia mengangkat salah satu alisnya, merasa bingung dengan ujaran itu. "Apa? Emang ada?"
"Ada, itu kerang air." Ucap Gin dengan menunjukkan keran air yang ada disebelah kandang bebek dan anjing.
Mia hanya menatap Gin dengan tatapan bertanya nya, kemudian melanjutkan perhatian nya pada bebek dan anjing.
"Apasih kak Gin ini, aneh."
Mako dan Riji segera menepuk jidat mereka. Aduh, memang apa yang bisa mereka harapkan dari seorang Gin?
Mereka berdua menggeleng, kemudian menghela nafas dengan berat lagi. Sungguh, mereka kehabisan ide untuk membujuk Mia.
"MAKO, RIJI, GIN, BANTUIN GRANPA BENERIN GENTENG SINI." Itu teriakan dari Istmo.
Memang Istmo sedang berada di atap untuk membenahi genteng yang miring dan juga retak karna badai. Terlalu banyak yang rusak, hingga Istmo harus meminta tolong ke mereka bertiga.
"IYAA KEK BENTAR." Sahut Riji.
Mereka bertiga memandang satu sama lain, kemudian Riji memberikan kode untuk pergi meninggalkan Mia sendiri dan segera membantu Istmo.
Akhirnya dengan berat hati, ketiga pilar kehidupan ini menyerah untuk membujuk sang adik, dan memilih membantu Istmo diatap.
Setidaknya membantu Istmo diatap lebih mudah, daripada harus membujuk Mia yang sedang marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Life Family
FanfictionKota dengan populasi dunia bawah terbanyak masih dipegang oleh Tokyovers. Dengan 6 fraksi unggul, yang namanya banyak disebut di kota. Menjadi desas-desus dan makanan sehari-hari bagi orang dalam kota maupun luar kota. Tokyo Noir Familia merupakan s...